Beritamu.co.id – PT Amman Mineral Internasional Tbk mengurangi jumlah penawaranan umum perdana saham atau initial public offering (IPO) menjadi sebanyak 6.328.208.800 saham biasa dengan harga penawaran sebesar Rp1.695 setiap saham.
Sehingga calon emiten yang berkode saham AMMN tersebut, hanya akan meraup dana segar sebesar Rp10,73 triliun.
Sedangkan dalam masa penawarawan awal, AMMN akan melepas sebanyak 7.287.520.000 saham baru dalam rentang harga Rp1650 – Rp1775 per lembar mulai tanggal 31 Mei hingga 16 Juni 2023.
Sehingga nilai IPO ini berkisar Rp12,024 triliun hingga Rp12,935 triliun.
Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie menyatakan, setelah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 27 Juni 2023 lalu, Perseroan akan segera melaksanakan penawaran umum yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 3 Juli – 5 Juli 2023, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2023.
“Aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis AMMN yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan komoditas tembaga di masa mendatang. Pengembangan usaha tersebut antara lain pembangunan smelter dan pemurnian logam mulia, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (3/7/2023).
Melalui perolehan dana sebesar Rp10,73 triliun, AMMN akan mengalokasikan dana hasil IPO ini antara lain untuk Penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) melalui pengambil bagian saham baru yang diterbitkan oleh AMIN, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia AMIN di Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp1,79 triliun;
Lalu untuk pelunasan utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar Rp3,05 triliun;
Sisa dana IPO akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambil bagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lebih lanjut Alexander memaparkan, saat ini anak usaha AMMN, AMNT sudah memasuki Fase 7 dalam operasional tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.
Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan cebakan Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.
Selain memiliki cadangan yang melimpah, keunggulan lain yang dimiliki AMMN adalah biaya produksi yang rendah.
“Kami sedang tahap pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. Kami juga akan mulai mempersiapkan tambang Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046,” tutup Alexander.
https://pasardana.id/news/2023/7/3/jauh-dari-target-ipo-amman-mineral-hanya-raup-rp10-7-triliun/