Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, diperdagangan sebelumnya (23/6), IHSG melemah sejalan dengan bursa regional disebabkan oleh minimnya sentimen positif di market.
Dari eksternal, inflasi Jepang (Mei-23) tercatat sebesar 3,2% yoy, turun dari inflasi 3,5% yoy (Apr-23), namun masih di atas target BoJ sebesar 2%.
Selain itu, PMI Manufaktur Jepang (Jun-23) tercatat di angka 49,80 (di bawah 50/kontraksi).
Di sisi lain, Bank of England (BoE) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 5% (Jun-23) demi menekan inflasi ke target 2%.
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG melemah – 0,88% dengan net foreign sell sebesar Rp1,74 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu (23/6) ditutup melemah, tercermin dari DJIA -0,65%, S&P 500 -0,77%, dan Nasdaq -1,01%.
Pelemahan tersebut karena kekhawatiran resesi yang semakin meningkat disebabkan oleh kebijakan moneter yang ketat, sehingga menekan harga minyak mentah.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral masih dapat mendorong suku bunga melalui beberapa kenaikan lagi pada akhir tahun ini.
Di depan data, IMP baru untuk AS menunjukkan sektor jasa tetap kuat bulan lalu tetapi manufaktur merosot paling jauh tahun ini dan jauh lebih dari yang diharapkan.
Di Eropa, data PMI menunjukkan bahwa ekonomi Eropa tampak lebih lemah dari yang diharapkan.
Sebagai catatan, sepekan terakhir DJIA -1,67%, S&P 500 -1,39%, dan Nasdaq -1,44%.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan. Investor hari ini akan mencermati rilis data Perkembangan Jumlah Uang Beredar Indonesia (Mei-23),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (26/6).
https://pasardana.id/news/2023/6/26/analis-market-2662023-ihsg-diperkirakan-cenderung-tertekan/
