Beritamu.co.id – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (IDX: ADRO) melalui PT Kalimantan Aluminium Industry dan PT Kaltara Power Indonesia akan membangun pemurnian dan pengolahan atau smelter aluminium dengan kapasitas 500 ribu t.p.a dengan dilengkapi pembangkit listrik berkapasitas 1.060 MW.
Mengutip keterangan resmi emiten tambang batu bara itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/5/2023) bahwa untuk membangun proyek tersebut telah mendapat fasilitas pinjaman senilai USD1,585 miliar atau setara Rp2,4 triliun dari sindikasi institusi keuangan.
Rinciannya, Kalimantan Aluminium Industry mendapat fasilitas pinjaman sebesar USD981,4 juta atau setara Rp1,547 triliun.
Pinjaman berjangka waktu 8 tahun ini untuk pembiayaan pengembangan proyek smelter aluminium dengan kapasitas 500.000 t.p.a di kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia, di Kalimantan Utara.
Sedangkan PT Kaltara Power Indonesia mendapat fasilitas pinjaman senilai USD603,6 juta atau setara Rp952,1 miliar dengan jangka waktu 10 tahun.
Pinjaman itu digunakan pembiayaan pengembangan proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 1.060 MW milik di kawasan industri yang dikembangkan oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia, di Kalimantan Utara.
Untuk itu, ADRO telah memberikan jaminan perusahaan berupa kepemilikannya di PT Adaro Indo Aluminium.
Tak cukup itu, PT Adaro Indo Aluminium menggadai saham miliknya pada Kalimantan Aluminium Industry.
Bahkan, Kalimantan Aluminium Industry pun memberi jaminan gadai atas rekening bank, jaminan fudusia atas aset material.
Hal yang sama juga berlaku untuk pinjaman bagi PT Kaltara Power Indonesia, ADRO juga memberikan jaminan perusahaan sesuai dengan kepemilikan Adaro Power di Kaltara Power Indonesia.
Lalu, Adaro Power menggadaikan sahamnya pada Kaltara Power Industry.
Tak cukup itu, Kalimantan Aluminium Industry menggadaikan sahamnya pada Kaltara Power Indonesia.
Kaltara Power Indonesia juga menjaminkan rekening bank, jaminan fidusia dan hak tanggungan atas tanah di lokasi pembangkit listrik.
Untuk diketahui, ADRO mencatatkan kewajiban sebesar USD2,776 miliar pada kuartal I 2023, atau naik 2 persen dari USD2,72 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena utang usaha dan beban yang masih harus dibayar.
Liabilitas lancar naik 2 persen secara tahunan menjadi USD1,004 miliar dari USD980 juta, dan liabilitas non lancar juga naik 2 persen secara tahunan menjadi USD1,772 miliar.
https://pasardana.id/news/2023/5/17/adro-tambah-utang-rp2-4-triliun-demi-bangun-smelter-aluminium/