Beritamu.co.id – PT Garuda Indonesia Tbk (IDX: GIAA) menderita rugi bersih senilai USD110,13 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2023, atau menyusut 50,8 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang menyentuh USD224,66 juta.
Akibatnya, defisit kian dalam sebesar 3,01 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi USD3,789 miliar.
Jika dirunut, pendapatan usaha naik 72 persen dibanding kuartal I 2022 menjadi USD602,99 juta.
Penopangnya, pendapatan penerbangan berjadwal meningkat 87,4 persen menjadi USD506,82 juta.
Senada, pendapatan lain-lain terkerek 50,9 persen menjadi USD83,352 juta.
Tapi pendapatan penerbangan tidak berjadwal menukik 46,6 persen menjadi USD12,814 juta.
Sayangnya, beban usaha membengkak 15,01 persen menjadi USD605,18 juta.
Serupa, beban usaha lainnya melonjak 61,2 persen menjadi USD129,23 juta.
Dampaknya, rugi sebelum pajak mencapai USD131,42 juta.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2023 tanpa audit emiten penerbangan BUMN itu yang dikutip, Kamis (4/5/2023) dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara itu, total kewajiban bertambah 0,74 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi USD7,828 miliar.
Pada sisi lain, ekuitas tercatat senilai USD1,642 miliar.
Patut dicermati, arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi sepanjang kuartal I 2023 menyentuh USD24,152 juta.
Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya USD641,52 juta.
Tapi pengeluaran kas kepada pemasok mencapai USD595,64 juta dan pengeluaran kas kepada karyawan tercatat senilai USD67,331 juta.
https://pasardana.id/news/2023/5/4/defisit-sentuh-usd3-7-miliar-giaa-kuras-kas-usd24-juta-demi-tutupi-operasional-kuartal-i-2023/