Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (6/4), IHSG ditutup melemah 26,91 poin (-0,39%) ke level 6.792,77.
IHSG melanjutkan pelemahan seiring sikap investor yang masih wait & see mencermati arah kebijakan moneter dari The Fed, dimana inflasi diperkirakan akan lebih tinggi dari sebelumnya seiring lonjakan harga pada minyak mentah dunia.
Sebelumnya, bank sentral India memutuskan menahan suku bunganya di level 6,50%.
Kemudian, PMI Konstruksi Inggris (Mar-23) tercatat di angka 50,7 atau turun dari 54,6 (Feb-23).
Sebagai catatan, sepekan terakhir IHSG melemah 0,18% dengan net foreign buy sebesar Rp2,73 triliun.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat, tercermin dari DJIA (+0,01%), S&P 500 (+0,36%), dan Nasdaq (+0,76%).
Pendinginan ekonomi AS mulai terlihat dari rilisnya data Non Farm Payrolls AS yang mencatatkan angka 236 ribu kerjaan pada bulan Maret 2023, angka ini lebih rendah dari konsensus yang memperkirakan 239 ribu.
Kemudian, tingkat pengangguran AS menurunan menjadi 3,5% (Mar-23) dari 3,6% pada Februari 2023.
Di sisi lain, IMF memperingatkan prospek pertumbuhan ekonomi global dalam lima tahun ke depan hanya 3%, terlemah dalam lebih dari tiga dekade, di tengah perlambatan aktivitas di AS dan zona Euro.
Sebagai catatan, sepekan terakhir, DJIA (+0,64%), S&P 500 (- 0,11%), dan Nasdaq (-1,10%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan. Investor hari ini akan mencermati rilis data Statistik Cadangan Devisa Indonesia (Mar-23),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (10/4).
https://pasardana.id/news/2023/4/10/analis-market-1042023-ihsg-diperkirakan-cenderung-tertekan/
