Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (4/4), IHSG ditutup menguat 6 poin (+0,09%) ke level 6.833,18.
IHSG berhasil ditutup menguat, didorong penguatan nilai tukar rupiah yang ikut menguat sebesar 0,51% terhadap dollar AS menjadi Rp14.913 (JISDOR).
Dari eksternal, beberapa negara utama dunia telah merilis angka PMI Manufakturnya, seperti China yang mengalami penurunan menjadi 50 (Mar-23) dari 51,6 (Feb-23), Inggris turun menjadi 47,90 (Mar-23) dari 49,30 (Feb-23), Jerman turun menjadi 44,70 (Mar-23) dari 46,30 (Feb-23), dan AS naik menjadi 49,20 (Mar-23) dari 47,30 (Feb-23).
Kemarin (04/4), bank sentral Australia memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 3,6%.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah, tercermin dari DJIA (-0,59%), S&P 500 (-0,58%), dan Nasdaq (-0,52%).
Pelemahan terjadi seiring kekhawatiran investor terjadinya resesi setelah serangkaian data ekonomi yang baru rilis, seperti data lowongan pekerjaan JOLTs AS yang berada dibawah 10 juta (Feb-23), jauh dibawah perkiraan yang berada di level 10,4 juta.
Di saat yang sama, pesanan pabrik menurun lebih jauh, menunjukkan bahwa ekonomi dapat mendingin di tengah suku bunga yang lebih tinggi.
Namun, beberapa pembuat kebijakan Fed pekan lalu memperingatkan bahwa pengetatan moneter lebih lanjut tetap diperlukan untuk menjinakkan inflasi, bahkan setelah gejolak barubaru ini di sektor perbankan.
Dari sisi korporasi, JPMorgan Chase (- 1,3%) memperingatkan pemegang sahamnya bahwa krisis perbankan AS sedang berlangsung dan dampaknya akan terasa selama bertahun-tahun, menyeret saham bank termasuk Bank of America (-2,1%), Wells Fargo (-2,4%) dan Citigroup (-1,3%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung mixed,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (05/4).
https://pasardana.id/news/2023/4/5/analis-market-0542023-ihsg-diperkirakan-cenderung-mixed/