Pelaku industri di Indonesia diminta untuk terus meningkatkan ketahanan siber guna membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Pasalnya, telah terjadi fenomena peningkatan serangan siber yang merugikan industri maupun konsumen.
Mantan anggota Dewan Energi dan Dewan Riset Nasional, Achdijat Atmawinata menyampaikan, betapa pentingnya pelaku industri Indonesia memperkuat ketahanan siber.
“Kini telah tersedia teknologi ketahanan siber yang dapat menjadi pilihan pelaku industri,” tutur dia dalam seminar ketahanan siber pada pekan lalu.
Senada, Direktur Utama Scada Prima Cipta, M Arif Ihsan, mengatakan bahwa semakin terhubungnya pengelolaan teknologin operasi dengan teknologi informasi yang dikenal dengan penggunaan I-IOT atau industri internet of things telah memberi manfaat besar.
“Tapi perlu diingat, I-IOT juga menciptakan risiko mendatangkan serangan siber ” ujar dia.
Pada saat yang sama, Direktur Pengembangan Scada Prima Cipta, Yogie Kusumah, menawarkan teknologi pencegahan serangan siber dengan dasar blockchain yang dikenal BSA atau Block Chain Secure athentication.
” Teknologi ini memberi kemudahan dan kenyaman login bagi pengguna berbagai aplikasi digital guna mencegah serangan siber,” ungkap dia.
Pilihan lain dalam menghadapi serangan siber kata dia, yakni tampilan Omniguard berupa perangkat lunak server security dan SecuMS yang dapat mendeteksi sekaligus mengamankan jika terjadi serangan siber dalam infrastruktur teknologi informasi.
Sementara itu, Manajer Sertifikasi dan Konsultasi Sucofindo, Annisa Ayu Soraya meminta pelaku industri untuk cermat dalam memilih produk keamanan siber sesuai dengan profil risiko masing masing.
https://pasardana.id/news/2023/3/22/pelaku-industri-perlu-cermati-produk-keamanan-siber/