Beritamu.co.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (6/9), IHSG ditutup menguat 1,27 poin (+0,02%) ke level 7.233,16.
IHSG berhasil melanjutkan penguatan tiga hari berturut-turut didorong penguatan nilai tukar rupiah dan aksi beli investor asing sebesar Rp549,79 miliar.
Dari eksternal, People’s Bank of China mengumumkan jika akan memotong foreign exchange reserve requirement ratio untuk meningkatkan kemampuan lembaga keuangan China untuk menggunakan forex funds.
Kemudian, Reserve Bank of Australia (RBA) memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi 2,35% yang merupakan level tertinggi selama delapan tahun. RBA berusaha mendorong agar inflasi Australia berada di level 2%-3% pada 2022.
Sementara itu, Wall Street tadi malam (06/9) ditutup melemah tujuh sesi secara beruntun yang merupakan pelemahan terpanjang sejak November 2016.
Pelemahan Wall Street seiring ekpektasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 bps pada pekan ini menjadi lebih besar pasca rilis data PMI Non-manufaktur AS yang menunjukkan pemulihan menjadi 56,9 (August-2022), sebelumnya 56,7 (Jul-2022).
Hal tersebut, menunjukkan bahwa ekonomi AS telah cukup resilient ditengah pengetatan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed.
DJIA (-0,55%), S&P 5×00 (-0,41%), dan Nasdaq (-0,74%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan. Pelaku pasar hari ini akan mencermati rilis data Cadangan Devisa Indonesia (Augst-2022),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset yang dirilis Rabu (07/9/2022).
https://pasardana.id/news/2022/9/7/analis-market-0792022-ihsg-diperkirakan-cenderung-tertekan/