Solo (Beritamu.co.id) – Pelaksanaan ASEAN Para Games tinggal menunggu hitungan jam, tapi gegap gempita masyarakat Solo dalam menyongsong perhelatan telah merekah sejak ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksanaan olahraga multi event bagi difabel tersebut.
Lebih dari 1.000 atlet dari 11 negara di ASEAN akan saling menegaskan siapa yang terbaik. Namun pada satu titik, semangat dari perhelatan ASEAN Para Games bukanlah soal kompetisi semata, tapi obor persaudaraan, kemanusiaan, dan kesetaraan.
Penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022 di Solo ini merupakan pengganti dari pelaksanaan APG di Vietnam. Pasalnya, Vietnam memutuskan mundur karena kasus penularan pandemi COVID-19 yang kembali meninggi usai pelaksanaan SEA Games ke-31.
Indonesia dengan segudang pengalaman akhirnya mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah. Dengan alasan, demi menandai kembalinya pesta olahraga bagi atlet difabel. Sebab, edisi sebelumnya juga tak diselenggarakan oleh Filipina pada 2020 karena berbagai alasan diperparah dengan timbulnya pandemi COVID-19.
Akibat adanya kekosongan kejuaraan itu, pemerintah tak ingin atlet-atlet difabel yang sepanjang hari berlatih, keringatnya mengering tanpa ada sesuatu yang bisa dipersembahkan dan dibanggakan.
Solo akhirnya ditunjuk sebagai lokasi pertandingan. Catatan sejarah serta kultur pelaksanaan olahraga yang melekat pada diri Kota Solo menjadi pertimbangan penunjukan. Selain itu, fasilitas yang hanya tinggal dipoles saja menyesuaikan dengan kebutuhan para atlet menjadi nilai tambah.
Kendati memiliki waktu yang amat terbatas, Sekretaris Jenderal ASEAN Para Sports Federation (APSF) Senior Colonel Wandee Tosuwan takjub dengan kerja keras serta keseriusan pemerintah dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan pertandingan.
Selama ia melakukan kunjungan, selalu ada perkembangan yang terus meningkat baik dari segi persiapan lokasi pertandingan dan fasilitas lainnya. Akhirnya, sebanyak 14 arena yang akan digunakan 14 cabang olahraga saat ini telah siap digunakan.
Semangat yang sama
Pelaksanaan ASEAN Para Games 2022 menjadi momentum untuk terus meningkatkan prestasi olahraga atlet difabel nasional. Masih segar dalam ingatan, tatkala Indonesia membawa pulang sembilan medali dalam penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2021.
Perolehan sembilan medali ini menjadi torehan sejarah dalam keikutsertaan atlet difabel Indonesia dalam keolahragaan nasional. Saat itu, kontingen Indonesia membawa pulang dua emas, tiga perak, dan empat perunggu. Jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan raihan atlet-atlet nasional yang berlaga di Olimpiade Tokyo.
Namun hingar bingar patriotisme bagi para pahlawan difabel ini tidak semenggelora seperti saudaranya yang berjuang di Olimpiade Tokyo. Bukan untuk membandingkan mana yang harus lebih dipuji dan dirayakan, namun setidaknya semangat yang serupa harus sama-sama bergairah.
Terlepas dari itu semua, ASEAN Para Games di Solo ini menonjolkan kebersamaan, persaudaraan, dan semangat pantang menyerah di tengah keterbatasan.
Semangat pantang menyerah ini bukan hanya tertanam dalam diri tiap atlet, termasuk panitia penyelenggara. Persiapan yang mepet ditambah anggaran terbatas menjadi tantangan tersendiri.
Namun karena kerja sama dari semua pihak lintas sektoral termasuk masyarakat, akhirnya penyelenggaraan ASEAN Para Games bisa terwujud yang dibuktikan dengan kesiapan fasilitas dan akomodasi di tengah keterbatasan anggaran.
Kondisi tersebut menurut Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Chandra Bhakti adalah buah dari semangat kolektivitas dan inklusivitas yang menjadi ruh pelaksanaan ASEAN Para Games. Lebih jauh, Pemerintah juga akan mempersiapkan Kota Solo sebagai pusat pelatihan bagi atlet difabel.
Rencananya, Kementerian PUPR akan membangun sejumlah fasilitas latihan, merancang peta jalan kawasan pelatihan terpadu, hingga pelaksanaan kompetisi secara berjenjang demi regenerasi atlet.
Dengan demikian maka bangsa ini nantinya akan memiliki sumber daya atlet yang melimpah untuk masa-masa mendatang. Proses regenerasi juga akan berjalan secara alamiah seiring dengan bergulirnya kompetisi itu, mengingat prestasi merupakan muara dari suatu proses pembinaan dari hulu hingga hilir secara sistematis dan berkelanjutan.
Pembukaan
Pembukaan ASEAN Para Games akan digelar pada Sabtu pukul 19.00 WIB. di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah. Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan membuka langsung event olahraga tersebut. Sebanyak 10 ribu tiket pembukaan dibagikan bagi tamu undangan dan masyarakat umum.
Tiket pendaftaran gratis bagi masyarakat telah dibuka sejak Rabu (26/7) melalui instagram @aseanpg2022. Satu hari jelang pembukaan, seluruh tiket telah habis dipesan. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat untuk menyemarakkan perhelatan begitu tinggi.
Kendati demikian, ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi seperti turut mempromosikan ASEAN Para Games melalui link twibbon dan mengunggah foto mereka di instagram masing-masing. Sementara demi kenyamanan dan keselamatan, masyarakat juga harus telah mendapatkan vaksin dosis ketiga.
Pelaksana INASPOC berjanji akan membuat kejutan dalam pembukaan ASEAN Para Games. Khusus bagi kontingen Indonesia, mereka akan mengenakan berbagai motif batik dalam defile upacara pembukaan ASEAN Para Games.
INASPOC ingin pelaksanaan ASEAN Para Games 2022 berkesan dan membekas di hati semua kontingen dan masyarakat.
Tentu saja bukan hanya terkesan pada hal-hal seremonial, tapi lebih jauh dari itu, ASEAN Para Games membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sangat terbuka, saling menghargai, dan merangkul setiap perbedaan.
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/3028117/semangat-kolektivitas-dan-inklusivitas-dalam-asean-para-games-2022)