Home Berita Pilihan Melepaskan Sektor Pariwisata dari Bayang-bayang Covid-19

Melepaskan Sektor Pariwisata dari Bayang-bayang Covid-19

24
0

BeritaMu.co.id – merupakan salah satu sektor yang paling terpukul pandemi Covid-19. Ini terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Bagi Indonesia, dampak pandemi Covid-19 di sektor wisata sungguh dasyat. Jika ditotal, sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 4 juta orang. Bisa dibilang, angka tersebut sangat memprihatinkan, karena dari total tersebut hanya sekitar 25 persen dari jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia dibanding tahun 2019.

Baca Juga :  Kemenkes: Penyusunan prokes praendemi masuk tahap finalisasi

Kondisi tahun 2021 lebih buruk lagi. BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat, secara kumulatif atau dari Januari hingga September 2021, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya 1,1 juta orang. Bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,59 juta, jumlah ini menurun 67 persen yoy (year on year).

Baca Juga :  Peran masyarakat sangat dibutuhkan berantas hoaks COVID-19

Hingga akhir Desember kemarin, pencapaian jumlah kunjungan wisman dipastikan akan lebih kecil dari tahun 2020 yang 4 juta orang. Sebab, jumlah kunjungan per bulan relatif kecil.

Data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Kemenparekraf/Baparekraf yang dirilis 11 Desember 2021 menunjukkan, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk selama Oktober 2021 berjumlah 151.032 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -0,83 persen dibandingkan Oktober 2020 yang berjumlah 152.293 kunjungan.

Baca Juga :  Pemerintah perbarui aturan PPKM yang berlaku hingga 9 Agustus

Langkah strategis Kemenparekraf/Baparekraf

Semenjak Covid-19 dideteksi di Indonesia pada awal Maret 2020, Kemenparekraf/Baparekraf telah mengambil langkah-langkah untuk meredakan guncangan terhadap sektor industri pariwisata. Kemenparekraf/Baparekraf diketahui telah mengambil tiga langkah strategis agar sektor pariwsata tidak terus berada di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19.

Baca Juga :  OJK resmi luncurkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan

Pertama, strategi pivoting. Strategi ini bertujuan untuk menyiasati occupancy rate yang menurun akibat pandemi Covid-19. Pivoting adalah mengubah strategi bisnis melalui berbagai inovasi seperti menghadirkan layanan atau produk baru, sekaligus memaksimalkan teknologi digital. Artinya, hotel didorong untuk berinovasi dalam memberikan layanan lain selain kamar menginap.

Selain itu, para pelaku industri perhotelan juga bisa memberikan layanan-layanan alternatif yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti menyediakan catering atau bahkan kelas yoga berbayar sebagai salah satu fasilitas.

Kedua, strategi positioning yaitu mendorong industri perhotelan supaya memosisikan hotel bukannya sebagai tempat menginap saja. Namun menjadi tempat wisata dan bekerja yang nyaman: sebagai tempat staycation, dan work from hotel (WFH).

Selain memberikan promo dan paket khusus, pihak perhotelan pun sudah harus dilengkapi dengan sertifikat CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) agar wisatawan yang datang menginap merasa lebih aman dan nyaman.

Baca Juga :  Tutorial - Cara Daftar Shopee Food

Demikian berita mengenai Melepaskan Sektor Pariwisata dari Bayang-bayang Covid-19, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://travel.kompas.com/read/2022/01/01/100000227/melepaskan-sektor-pariwisata-dari-bayang-bayang-covid-19

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here