Jakarta (Beritamu.co.id) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Bloomberg Asean Business Summit yang dipantau di Jakarta, Rabu, mengharapkan pencapaian defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 akan di bawah target 4,85 persen.
“Namun komposisi tersebut masih tergantung pada respons kebijakan, terutama dalam situasi yang sangat tidak menentu dan dinamis ini,” ucap Sri Mulyani.
Sebelum kenaikan harga komoditas yang ekstrim, pemerintah sebenarnya berharap defisit fiskal bisa semakin menurun hingga di bawah level tiga persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini, seiring dengan kinerja penerimaan pada tahun 2021 yang sangat kuat.
Dengan demikian, situasi kali ini yang dihantui dengan beberapa risiko global seperti pengetatan kebijakan moneter dunia dan konflik Rusia-Ukraina, akan kembali melebarkan defisit anggaran di atas empat persen.
Sri Mulyani menjelaskan ketegangan ekonomi Indonesia dan respons kebijakan dalam dua setengah tahun terakhir selama pandemi ini adalah untuk menjaga fleksibilitas fiskal.
“Kami dapat memfokuskan kembali dan merealokasi pengeluaran dengan cukup cepat dan tepat waktu karena persetujuan dari parlemen, sehingga itu sangat efektif dalam menghadapi ketidakpastian, apakah itu karena pandemi dan sekarang karena situasi geopolitik,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia berpendapat fleksibilitas dan kegesitan dalam mengeluarkan kebijakan sangatlah penting.
Di sisi lain, ruang fiskal masih akan terus dipertahankan dan diperkuat saat ini.
“Kami memahami bahwa ini sebenarnya adalah waktu yang luar biasa untuk semua negara di dunia, tetapi Indonesia dalam kondisi yang relatif baik dari sisi fiskal,” ujar Menkeu.
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2763709/sri-mulyani-harapkan-defisit-apbn-2022-di-bawah-target-485-persen)