New York (Beritamu.co.id) – Harga minyak tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah naik tajam di awal sesi di tengah kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan global dari sejumlah sanksi ekonomi terhadap eksportir minyak mentah utama Rusia.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 1,15 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap di 97,93 dolar AS per barel, setelah naik setinggi 101,99 dolar AS. Kontrak Mei yang lebih aktif berkurang 1,30 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi 94,12 dolar AS per barel.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terpangkas 1,22 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi menetap di 91,59 dolar AS per barel, setelah mencapai tertinggi sesi di 95,64 dolar AS.
Untuk minggu ini harga minyak Brent naik sekitar 4,7 persen, sementara minyak WTI berada di jalur untuk naik sekitar 0,6 persen.
Pada Kamis (24/2/2022) invasi Rusia ke Ukraina mendorong harga minyak di atas 100 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014, dengan harga minyak Brent menyentuh 105 dolar AS, sebelum memangkas keuntungan pada penutupan perdagangan.
Serangan itu adalah serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II, mendorong puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka. Pada Jumat (25/2/2022) rudal Rusia menggempur Kyiv, keluarga-keluarga ketakutan di tempat penampungan dan pihak berwenang mengatakan kepada penduduk untuk menyiapkan bom Molotov untuk mempertahankan ibu kota Ukraina.
Pada Kamis (24/2/2022) Presiden AS Joe Biden menanggapi invasi dengan gelombang sanksi yang menghambat kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama, bersama dengan sanksi terhadap bank-bank dan perusahaan milik negara.
Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa, juga meluncurkan sanksi, termasuk langkah Jerman untuk menghentikan sertifikasi pipa gas Rusia senilai 11 miliar dolar AS.
Namun aliran minyak dan gas Rusia tidak secara khusus ditargetkan oleh sanksi, kata seorang pejabat AS. Negara ini adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia dan penyedia gas alam utama ke Eropa.
“Sebanyak 2,3 juta barel per hari dari 4,6 juta barel per hari ekspor minyak mentah Rusia pergi ke Barat,” kata Wood Mackenzie dalam sebuah catatan. “Kami melihat perlambatan dalam pembelian minyak mentah Rusia. Sampai persyaratan pembayaran diklarifikasi, pengetatan lebih lanjut dalam keseimbangan penawaran dan permintaan diperkirakan.”
Biden mengatakan Amerika Serikat sedang bekerja dengan negara-negara lain dalam pelepasan gabungan minyak tambahan dari cadangan minyak mentah strategis mereka.
“Jelas pembicaraan tentang SPR (Cadangan Minyak Strategis) masih ada dan itu menjadi faktor negatif, tetapi ketidakpastian memasuki akhir pekan akan mendukung,” kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago.
China telah meningkatkan pembelian cadangan minyaknya tahun ini bahkan ketika harga minyak melonjak, meskipun ada seruan dari Washington untuk rilis cadangan terkoordinasi global untuk membantu mendinginkan pasar, data industri menunjukkan dan kata para pedagang.
Pembeli utama minyak Rusia sedang berjuang untuk mendapatkan jaminan di bank-bank Barat atau menemukan kapal, sumber mengatakan kepada Reuters.
Kesepakatan di antara produsen minyak OPEC+ tidak menunjukkan celah sejauh ini, sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, dan kelompok itu kemungkinan akan tetap pada rencana kenaikan produksi 400.000 barel per hari pada April meskipun minyak mentah mencapai 100 dolar AS per barel.
Aliansi, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen termasuk Rusia, akan bertemu pada Rabu (2/3/2022) untuk membuat keputusan.
Dalam indikasi pasokan AS di masa depan, jumlah rig pengeboran minyak naik 2 menjadi 522 dalam seminggu hingga 25 Februari, data dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan pada Jumat (25/2/2022).
Para manajer uang memangkas posisi net long minyak mentah AS mereka dan posisi opsi dalam seminggu hingga 22 Februari sebesar 21.204 kontrak menjadi 274.132, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan pada Jumat (25/2/2022).
Berita ini sudah di terbitkan oleh di (https://www.antaranews.com/berita/2727941/harga-minyak-turun-setelah-melonjak-dibayangi-invasi-rusia-ke-ukraina)