Pro Kontra Drama Snowdrop
Kontroversi ‘Snowdrop’ JTBC hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan internasional, ditambah dengan perilisan pihak stasiun penyiaran yang memutuskan sesuatu lebih ekstrim lagi.
Beritamu.co.id –
Kontroversi penyimpangan sejarah yang dituduhkan oleh drama JTBC “Snowdrop” semakin memanas. Bagaimana tidak, pihak JTBC akhirnya memutuskan untuk menayangkan 3 episode sekaligus di tengah banyaknya permintaan drama tersebut dihentikan.
Pada Kamis (23/12), JTBC mengumumkan secara resmi bahwa “Snowdrop” akan tayang 3 episode sekaligus yang mana episode 3 di tanggal 24 Desember, episode 4 di tanggal 25 Desember, dan episode 5 pada tanggal 26 Desember. Berdasarkan pernyataan pihak JTBC, hal ini dilakukan agar tidak adanya kesalahpahaman yang parah di kalangan publik.
“Kontroversi mengenai ‘Snowdrop’ JTBC sedang berlangsung. Seperti standar pada semua drama on-air, tidak mungkin untuk mengungkapkan cerita lengkap dari setiap seri sebelum penayangan program, dan ini telah menyebabkan kesalahpahaman yang parah dengan pengembangan bagian pertama plot. Oleh karena itu, untuk meredakan kekhawatiran pemirsa kami, JTBC telah memutuskan untuk secara khusus menayangkan episode mendatang dari drama tersebut lebih awal,” tutur pihak JTBC.
Karena adanya pergantian jadwal tayang, program variety “Liberation Town” yang biasanya tayang pada Jumat malam pukul 22:30 akan ditayangkan pada 25 Desember (Sabtu) pukul 18:50. Tentunya ini menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen internasional maupun warga Korea Selatan itu sendiri.
Setelah JTBC memberikan pengumuman tersebut, netizen internasional berlomba-lomba menaikkan tagar #ThankYouJTBC sebagai bentuk dukungan terhadap keputusan stasiun TV ini. Banyak netizen internasional menangkap tujuan JTBC untuk menayangkan drama ini lebih awal karena sejak awal tim produksinya telah bersikukuh membantah adanya distorsi sejarah.
“JTBC sangat bekerja keras dengan drama ini. Aku berharap yang terbaik,” tulis komentar netizen. “JTBC sangat tahan banting banget. Haters auto shut up,” komentar lainnya. “Aku juga penasaran kenapa JTBC tetap tidak mau menurunkan drama ini, sangat aneh,” komentar lainnya. “Thank you JTBC sudah memberikan kebijakan yang semoga tidak semakin memburuk,” komentar lainnya.
Sayangnya, bantahan itu tampaknya tidak digubris oleh warga Korea Selatan itu sendiri yang jauh lebih memahami sejarah negara mereka. Pemicu aksi protesnya dikarenakan penayangan di episode pertama dan keduanya telah menjadi bukti adanya penyimpangan sejarah yang terjadi di tahun 1987.
Sementara itu, aksi protes ini masih terus berlanjut meski JTBC tetap bertekad menayangkan drama ini. Di samping adanya keputusan JTBC yang bersikeras tetap menayangkan “Snowdrop”, alangkah baiknya jika sesama pemirsa dapat dengan bijak menghargai pendapat orang lain terutama kepada warga Korea Selatan yang lebih memahami persoalan tersebut serta mendoakan yang terbaik untuk drama ini.
(wk/taki)
Sumber : https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00402378.html