Pemalsuan produk kosmetik dengan cara memproduksi, mengoplos, atau mengganti tanggal kedaluwarsa bukanlah hal baru. Sejak lama pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM RI) dan aparat kepolisian terus berupaya mengungkap sisi gelap perdagangan ilegal ini.
Namun, banyaknya produsen kosmetik palsu, ilegal, maupun kosmetik oplosan yang ditangkap pun belum membuat produsen kosmetik palsu tersebut jera. Apalagi produksi kosmetik palsu disebut sebagai bisnis ilegal dengan untung yang sangat besar.
Bayangkan saja, peracik kosmetik palsu ataupun oplosan mampu meraup omzet hingga Rp 100 juta hanya dalam waktu sepekan. Tentu saja, hal itu terjadi karena banyak faktor. Salah satunya karena konsumen kurang teredukasi tentang bahaya di balik kosmetik palsu yang beredar.
Macam-Macam Kosmetik
Jika kamu masih bingung dengan definisi kosmetik palsu, tak ada salahnya kamu mengetahui produk apa saja yang masuk kategori kosmetik. Agar kamu tahu apa saja produk yang rawan dipalsukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Kosmetik umumnya merujuk pada bahan yang digunakan untuk pemakaian luar tubuh. Misalnya, kosmetik untuk rambut (shampo, tonik, conditioner), kulit (face wash, toner, lipstick, handbody, masker), kuku, gigi, bahkan produk hygiene untuk bagian kewanitaan. Fungsi kosmetik bukan hanya membersihkan, tapi juga melindungi, memperbaiki warna/aroma, dan mengubah penampilan.
Beberapa contoh produk kosmetik adalah:
bedak (tabur maupun padat)krim, lotion, gel, body oil, dll.perawatan untuk mandi (sabun, lulur, scrub)produk perawatan gigi dan mulut (pasta gigi, mouthwash)lipstik, lipbalm, lip tintdeodoran dan antiperspirantperawatan rambut (shampo, conditioner, hair serum)foundationmaskerproduk untuk kewanitaankutek dan pewarna kukuproduk untuk bercukurparfum
Begitu banyaknya jenis kosmetik di sekitarmu, sehingga hampir pasti kamu memakai minimal 2-3 produk. Tentunya kamu harus memastikan bahwa produk yang kamu pakai setiap hari aman untuk jangka panjang, kan?
Ciri-Ciri Kosmetik Palsu maupun Kosmetik Oplosan
Kosmetik palsu adalah jenis kosmetik yang dibuat dari bahan-bahan yang tak jelas (terkadang bahan kimia berbahaya) oleh oknum yang bukan pakar kosmetik. Proses pembuatannya sering kali dilakukan dengan ilegal, sembunyi-sembunyi, dengan kondisi yang tidak higienis dan jauh dari kata steril.
Bila konsumen memakai produk hasil oplosan ini di wajah atau tubuh, kemungkinan besar akan mengalami dampak negatif. Karena bahan dalam kosmetik palsu tersebut bisa membahayakan kulit, bisa masuk ke organ tubuh, bahkan mengancam nyawa konsumen.
Nah, dalam artikel ini kamu bisa belajar mengenali ciri-ciri kosmetik abal-abal yang bisa mengancam kulit sehatmu!
1. Tidak Memiliki Izin dari BPOM
Sayangnya meski penampilan luar kemasan kosmetik palsu begitu mirip dengan aslinya, tapi ternyata seluruh kegiatan produksi dan pengemasan kosmetik palsu tidak memiliki izin produksi dan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Jadi sebelum membeli kosmetik, perhatikan apakah ada label dari BPOM RI? Jika ya, masukkan nomor register yang tertera dan cek apakah kosmetik itu benar terdaftar di BPOM RI.
2. Serupa Tapi Tak Sama
Kadang merek kosmetik KW meniru produk dengan merek yang sama dengan kosmetik merek terkenal yang populer di masyarakat. Namun selalu ada perbedaan. Entah di bagian desain kemasan, aroma, tekstur, maupun feel dari bahan yang dipalsukan.
Tentunya yang palsu tidak bisa sama seperti aslinya. Jika kamu menyadari perbedaan ini, ada baiknya kamu curiga jika kosmetik yang kamu beli adalah kosmetik palsu.
3. Komposisi Bahannya Tak Jelas
Jika produk kosmetik bermerek ternama memiliki harga mahal, hal itu karena bahan yang dipakai merupakan hasil riset. Ada tes alergi untuk meminimalkan risiko bahaya dan melalui serangkaian uji laboratorium oleh pakar yang ahli di bidang kosmetik.
Sementara kosmetik KW atau oplosan, kebanyakan memakai bahan dan substansi yang tidak diketahui, dipalsukan, bahkan bisa jadi bahan kimia/logam berat berbahaya. Hal itu dilakukan untuk menekan biaya produksi.
4. Harganya Jauh di Bawah Standar Pasaran
Karena diproduksi secara asal-asalan, maka tak heran jika hasilnya kosmetik palsu atau kosmetik oplosan memiliki kualitas rendah dengan harga yang murah. Produk kosmetik palsu biasa ditemukan di pasar-pasar, obralan, CFD (Car Free Day), atau dijual online dengan harga miring untuk menggaet keuntungan yang berlipat. Terutama untuk konsumen yang kurang aware dengan peredaran kosmetik palsu.
5. Mengganti Label Kedaluwarsa
Modus produsen kosmetik abal-abal juga kadang memanfaatkan produk yang sudah kedaluwarsa dan mengganti tanggalnya. Produk kosmetik expired dijual kembali dengan cara memalsukan tanggal yang ada di label produk. Bisa dengan menghapus atau menggunting label lama lalu menempelnya dengan yang palsu.
6. Muncul Reaksi Berbahaya bagi Tubuh
Kosmetik palsu atau oplosan bisa menimbulkan reaksi pada tubuh. Mulai dari alergi, dermatitis, hingga keracunan. Beberapa produk yang dipalsukan bisa berupa bedak, lipstik, masker, krim malam, dll.
Kandungan berbahaya pada kosmetik palsu adalah logam berat seperti arsenik, kobalt, berilium, kadmium, nikel, merkuri, dan krom. Zat berbahaya ini bisa memicu karsinogen yang berbahaya bagi tubuh.
Panduan Membeli Kosmetik yang Aman
Membedakan antara kosmetik abal-abal dengan kosmetik original memang butuh kejelian. Nah, berikut ini panduan bijak sebelum membeli kosmetik:
1. Beli produk skin care atau kosmetikmu lewat toko yang terpercaya
Misalnya di gerai resmi brand, official webstore, minimarket, supermarket khusus, retail yang bekerja sama dengan brand, atau di apotik. Selain itu kamu bisa cek daftar toko retail yang tertera di website resminya. Jika kamu beli di online marketplace, pastikan penjualnya memiliki kredibilitas dan terverifikasi.
Hindari membeli kosmetik di toko yang kurang meyakinkan, di pasar kaget (semacam CFD, pasar malam, pinggir jalan, dll.), atau di toko online abal-abal. Selain itu, produk obralan dari gudang yang dijual dengan harga murah juga harus dihindari. Karena bisa jadi penyimpanan selama di gudang sangat buruk, sehingga kosmetik tersebut sebetulnya sudah tak layak pakai.
2. Jangan tergiur harga murah
Hindari kosmetik yang sepintas menyerupai kosmetik merek terkenal tapi harganya sangat berbeda jauh dengan harga original. Bisa jadi barang tersebut adalah kosmetik palsu yang mengandung bahan berbahaya. Teliti produknya sebelum membeli.
3. Periksa dan baca label kemasan dengan teliti
Adakah di dalamnya mengandung zat yang bisa memicu alergi? Kosmetik branded umumnya mencantumkan detail komposisi bahan-bahan yang digunakan. Termasuk apakah produk kosmetik tersebut diujicobakan pada hewan atau tidak, apakah kosmetik itu berbahan organik, atau mengandung bahan yang bisa menimbulkan alergi.
Sementara kosmetik abal-abal atau oplosan biasanya kurang terbuka dalam mengungkap komposisi bahan-bahan yang digunakan.
5. Perhatikan wadah kemasan
Untuk produk kosmetik oplosan, biasanya dijual dengan wadah kemasan yang tidak bersegel, sehingga kebersihannya diragukan. Umumnya dijual secara online dengan embel-embel “hasil racikan dokter” dengan atau tanpa merek yang jelas.
Klaim kosmetik oplosan biasanya terlalu fantastis. Konsumen akan diiming-imingi dengan perubahan wajah yang super cepat. Membuat konsumen yang kurang kritis terbujuk untuk membelinya.
6. Jangan terlalu percaya dengan testimoni atau review positif dari banyak orang
Termasuk jika oknum pemalsu kosmetik tersebut memakai influencer atau selebriti untuk mempromosikan kosmetik palsunya.
Faktanya, kebanyakan para influencer itu dibayar untuk meng-endorse produk apa saja. Belum tentu juga mereka benar-benar menggunakannya. Testimoni dibuat agar konsumen bersedia membeli produk kosmetik palsu yang ilegal. Sehingga bukan jaminan jika produk kosmetik tersebut aman.
7. Pilih second opinion dari pakar yang kredibel
Misalnya, dokter di bidang kecantikan. Berdasarkan data, sejak tahun 2009 pasien mengambil manfaat dari pelayanan kedokteran kecantikan (non-invasif) yang lebih murah dan terjangkau. Misalnya, chemical peeling, mikrodermabrasi, mengatasi aging, pengencangan kulit, hingga botox. Pilihan ini jelas lebih rasional dan efektif dibanding membeli “kosmetik racikan dokter abal-abal” yang beredar di pasaran.
Para dokter kecantikan juga bisa memberikan konsultasi terkait tips dan trik khusus untuk mengenali kosmetik abal-abal vs kosmetik original. Mungkin dari mengenali aromanya, dari kualitas kemasannya, dari teksturnya, maupun dari pengalaman pribadi mereka sendiri dalam menangani para korban kosmetik palsu.
Cara Mengecek Nomor BPOM untuk Memeriksa Keaslian Kode Produk Apakah Kosmetik tersebut Palsu atau Original
Screenshot dari web BPOM RI
Setelah tahu cara membeli kosmetik asli, kini kamu perlu belajar untuk lebih aware dengan keaslian produk yang kamu beli dengan memeriksanya di BPOM RI.
Ya, sekedar ada klaim adanya nomor BPOM bukan berarti kosmetik tersebut 100% benar-benar aman. Nyatanya, banyak juga yang memalsukan nomor BPOM atau izin peredarannya sudah dicabut.
Kamu perlu kroscek lagi ke situs BPOM RI untuk memastikan produk kosmetik yang kamu pilih memang aman digunakan. Salah satu Program Nasional dari BPOM adalah “Ayo, Cek KLIK!” Di mana kampanye ini mengajak masyarakat untuk melek dengan produk makanan, obat, dan kosmetik yang dibeli dengan mengecek kemasan, label, izin, dan tanggal expired produk.
Selain “Ayo Cek KLIK“, Halo BPOM juga membuka layanan informasi dan pengaduan masyarakat dengan menghubungi 1500533. Sebagai informasi, Cek KLIK merupakan akronim dari cek kemasan, label, izin, dan kedaluwarsa.
Jadi berikut ini cara memeriksa nomor BPOM untuk kosmetik di situs resminya:
Periksa kemasan kosmetikmu. Lalu baca dan catat nomor BPOM yang tertera. Nomor ini umumnya ada di belakang atau di bagian bawah kemasan produk kosmetik.Kunjungi website resmi BPOM RI di https://cekbpom.pom.go.id untuk mengecek kode tersebut. Cari berdasarkan nomor registrasi. Kamu bisa pilih lewat menu dropdown yang ada di situs. Centang nomor registrasi. Masukkan kode yang ada di kemasan. Klik tombol cari. Jika muncul item produk kosmetik, tanggal registrasi, dan nama pendaftar di situs BPOM RI berarti kosmetikmu terdaftar. Bila ternyata kamu tak menemukan hasil dari nomor registrasi BPOM yang kamu ketikkan. Kemungkinan yang terjadi ada dua. Yang pertama adalah bisa jadi produk kosmetik yang kamu beli itu palsu. kedua, kemungkinan produk tersebut masih dalam proses pengujian dari BPOM RI.Selain mencari tahu lewat nomor registrasi, kamu juga bisa memilih data keaslian kosmetik kamu dengan menyortir berdasarkan nama produk, merek, nama pendaftar, atau bentuk sediaan produk.
Nah, sebagai konsumen yang cerdas, kamu perlu aware dengan peredaran produk kosmetik abal-abal yang meresahkan. Jangan mudah percaya dengan klaim penjual yang menjanjikan produk kosmetiknya mampu mempercantik dalam waktu super singkat.
Update selalu wawasanmu tentang kosmetik yang aman, legal, dan sesuai standar BPOM. Karena bagaimanapun juga wajahmu adalah investasimu. Semoga bermanfaat!