Home Kesehatan Kesehatan Mental Yang Buruk Dapat Mengakibatkan Depresi

Kesehatan Mental Yang Buruk Dapat Mengakibatkan Depresi

69
0
Kesehatan Mental Yang Buruk Dapat Mengakibatkan Depresi

BeritaMu.co.id

Kesehatan bukan hanya soal kondisi fisik dari tubuh. Tetapi kesehatan lain yang juga penting untuk diperhatikan, salah satunya yaitu kesehatan mental. Kesehatan mental yang kurang diperhatikan akan memicu permasalahan yang kompleks. Misalnya kamu bisa saja mengalami depresi karena membiarkan stres terlalu lama. Jiwa dan pikiranmu yang tidak tenang akan menjadi semakin kebingungan.

Ngomong-ngomong apa kamu tahu pengertian depresi? Depresi adalah gangguan pada suasana hati yang menyebabkan rasa sedih melanda dan lama kelamaan kamu kehilangan minat untuk melakukan banyak hal. Depresi akan mempengaruhi kemampuanmu dalam berperilaku dan berpikir, bahkan jika sudah parah akan memicu masalah emosional dan fisik. Untuk lebih jelasnya, pahami depresi berdasarkan jenisnya.

1. Depresi Situasional

Depresi situasional adalah jenis depresi yang paling sering terjadi. Gangguan kesehatan mental ini dipicu oleh upaya jiwa dan pikiranmu menyesuaikan diri dengan beban pikiranmu. Misalnya ketika kamu tertimpa masalah hak asuh anak, terkena penyakit serius, dihadapkan dengan perceraian, kematian orang yang berarti, memiliki hubungan yang sering menggunakan kekerasan, atau terlilit hutang.

Gejala orang yang mengalami depresi situasional di antaranya merasa bersalah yang berlebih atau serta merasa sangat malu. Kamu bisa berdiskusi dengan orang-orang yang kamu percaya sebagai langkah pertolongan pertama. Karena jika dibiarkan dan berlangsung lebih dari 6 bulan, kemungkinan besar situasinya akan semakin memperburuk kesehatan mentalmu.

2. Depresi Pre-Menstrual

Jenis depresi kali ini paling banyak terjadi di kalangan wanita. Karena menyerang keseimbangan emosi dan perilaku yang akan berdampak pada perubahan mood. Kamu bisa menyebutnya PMDD atau Pre-Menstrual Dysphoric Disorder. Tapi berbeda dengan Pre-Menstrual Syndrome (PMS) ya.

Dilihat dari tingkatannya, PMDD tingkatannya lebih serius daripada PMS. Gejala-gejala yang akan muncul jika ini terjadi berupa rasa cemas, bersama rasa sedih, mudah marah, dan gangguan mood ekstrem lainnya. PMDD biasanya muncul pada orang yang telah memiliki depresi sebelumnya.

3. Depresi Postpartum

Depresi yang satu ini dapat dialami oleh wanita. Terutama kamu yang sudah menjadi seorang Ibu.  Kamu bisa menyebutnya depresi postpartum. Kondisi ini akan terjadi beberapa minggu atau bulan setelah kamu melahirkan (postpartum). Keberadaannya berdampak pada ikatan batin dan kesehatan kamu ataupun anakmu.

Depresi postpartum terjadi disebabkan adanya perubahan hormon, yaitu hormon estrogen dan progesteron berada di jumlah yang sangat tinggi dalam tubuh. Kondisi ini merupakan perubahan yang cukup signifikan karena saat kehamilan jumlahnya justru menurun drastis. Kamu yang mengalaminya akan merasa cukup lama depresi, paling tidak sampai kamu mengeluarkan haid kembali setelah melahirkan.

4. Depresi klinis

Depresi klinis juga sebenarnya sering terjadi. Kamu mungkin merasa sangat putus asa bahkan sampai berpikiran untuk bunuh diri. Kamu juga menjadi tidak nafsu makan sehingga berat badan menurun, sulit berkonsentrasi, atau merasakan nyeri tubuh yang terus menerus.

Baca Juga :  6 Penyebab Gatal di Selangkangan dan Cara Mengatasinya

Pada depresi ini, kamu seringkali merasa hidup itu hampa dan kosong, sekalipun sedang berada dalam keramaian. Dunia seperti berputar hanya untukmu. Karena berupa gangguan kesehatan mental, depresi klinis membuat penderitanya mudah tersinggung ketika bersosialisasi dengan orang lain. Jika sudah terasa sangat berat, sebaiknya diskusikan masalahmu dengan psikolog.

5. Bipolar

Kamu mungkin sudah pernah mendengar bipolar. Gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang mengombinasikan depresi dengan mania. Jadi penderitanya bisa sering merasakan kedua hal ini, dengan kondisi yang biasanya tanpa diduga-duga.

Saat depresi, kamu akan merasa putus asa sekali, sedih luar biasa, seakan tidak memiliki kekuatan apa-apa. Hidup terasa sangat berat sehingga seringkali kamu mengurung diri di kamar dan tidak bersemangat untuk makan. Bicara pun menjadi agak melambat dan melantur.

6. Seasonal Affective Disorder (SAD)

Berbeda saat sisi mania-mu muncul. Emosimu akan meluap-luap, dapat terlihat sangat gembira atau sangat ketakutan. Emosi seperti ini akan sulit untuk dikendalikan oleh diri sendiri.

Seasonal Affective Disorder (SAD) adalah jenis depresi yang terjadi dengan pola musiman. Musim di sini benar-benar berupa musim yang terjadi dan mengubah lingkungan di bumi ya. Misalnya hanya terjadi saat musim dingin tiba, saat musim hujan, dan sebagainya

Gejala SAD dapat muncul dengan sangat ringan hingga sangat berat. Jika gejalanya ringan, gangguan depresi ini akan membaik dengan sendirinya saat suatu musim berakhir. Tapi jika gejala yang muncul berat, depresi ini berpotensi menyebabkan rasa ingin bunuh diri.

7. Depresi Atypical

Depresi atypical adalah depresi yang sangat menurunkan rasa bersemangat. Karena jika ini terjadi. kamu agak sulit merasa bahagia, sekalipun sebenarnya sedang berada pada situasi yang membahagiakan. Karena berkaitan dengan emosi, biasanya lebih banyak dijumpai di kalangan wanita daripada lelaki.

Gejala yang akan muncul di antaranya justru nafsu makan akan meningkat sehingga berat badan mengalami kenaikan, tapi terlalu sensitif terhadap suatu penolakan, menjadi banyak tidur. Bukan berarti tidak berat. Kamu juga akan merasa sulit menggerakan kaki, dan bahkan ada perasaan bahwa kamu tidak layak untuk hidup.

8. Depresi Mayor (Depresi Berat)

Depresi mayor yaitu jenis depresi yang masuk dalam kelas berat. Dikatakan berat karena kamu lebih memilih untuk menghindari orang-orang, termasuk keluargamu sendiri. Kamu juga tidak sanggup melakukan banyak aktivitas, tidak nafsu makan. sehingga badan pun menjadi sangat lemah.

Gejala-gejala yang akan terjadi berupa rasa kesepian, sedih, serta putus asa. Belum diketahui secara pasti penyebabnya. Tapi pemicunya dapat berasal dari pengalaman buruk, trauma secara psikologis, keturunan, atau memang ada gangguan susunan biologis dan kimiawi di bagian otak.

Jika kamu mengalami depresi, pasti rasanya cukup mengganggu. Konsultasi lah dengan psikolog akan sangat membantumu, apalagi jika dirasa sudah sangat berat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here