Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (02/12/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

ANALIS MARKET (02/12/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

24
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada akhirnya apa yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar dan investor semakin menjadi kenyataan.

Imbal hasil obligasi terus mengalami kenaikkan, bahkan untuk imbal hasil obligasi 10 saja langsung menyentuh 6.15%.

Kekhawatiran menjadi salah satu sebab utama, omicron, kenaikkan tingkat suku bunga The Fed lebih awal, dan tentu saja volatilitas index yang terus mengalami kenaikkan sejak bulan April silam.

Hal ini menjadi sebuah tanda, bahwa seberapa rapuhnya kah pasar kita hingga sentiment yang ada mampu untuk menggoyangkan pasar?

Kami melihat, sentiment ini akan terjadi secara jangka pendek, namun jangka panjang kami melihat masih ada sisi yang positive, meskipun dengan potensi kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada tahun depan, akan memicu kenaikkan tingkat suku bunga Bank Indonesia dengan rentang 1 – 2x dengan kenaikkan 25 – 50 bps.

Hal ini merupakan sesuatu yang harus kita hadapi, oleh sebab itu, kehati hatian merupakan hal yang terpenting pemirsa.

Sejauh mana The Fed mempertahankan tingkat suku bunga, sejauh ini pula Bank Indonesia akan menahan tingkat suku bunga acuannya. Korelasi yang positive inilah yang mendorong pasar obligasi kian semakin sensitive, khususnya tatkala ada potensi The Fed menaikkan tingkat suku bunga pada tahun depan.

Tidak hanya itu saja, PPKM Level 2 seakan akan menjadi sebuah penghalang terkait dengan prospek pemulihan ekonomi pada bulan December ini. Apalagi tadinya kita berharap bahwa December ini kita dapat ditutup dengan yang manis.

Namun ketidakpastian yang berada di pasar, akan membuat pelaku pasar dan investor akan berfikir 2 kali apakah prospek bulan December ini masih positive atau tidak.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Kami merekomendasikan jual,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (02/12/2021).

Adapun sentiment pada hari ini, akan kita awali dari;

1.SERUPA TAK SAMA

Dalam 2 hari ini pemirsa, cerita yang sama mungkin akan kita dengar dan baca. Namun intisarinya mungkin akan semakin dalam dari yang kemarin. Ditengah situasi dan kondisi seperti yang kita ketahui kemarin, hari ini situasi dan kondisi semakin memburuk tampaknya pemirsa. Pada akhirnya, Pejabat kesehatan di Amerika telah mengkonfirmasi kasus pertama di Amerika yang membawa virus variant baru yaitu omicron di California. CDC Amerika mengatakan hal tersebut kemarin. Kepala penasihat medis White House, Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa orang yang terkena tersebut sudah di vaksin secara lengkap dan baru saja pulang dari Africa Selatan ke daerah San Fransisco pada tanggal 22 November dan dinyatakan positive pada tanggal 29 November. Orang tersebut sudah melakukan karantina mandiri dan menjauh dari semua keluarga terdekatnya. Saat ini, keluarga terdekat tidak terkontaminasi dan dinyatakan negative. Saat ini pasien tersebut masih memiliki gejala yang ringan dan kondisinya terus membaik. CDC juga yang mengkonfirmasi bahwa pasien tersebut membawa variant omicron. Gubernur California, Gavin Newsom mengatakan bahwa tidak perlu panik, namun tetap harus waspada. Gavin juga mendorong masyarakatnya untuk mulai kembali menggunakan masker. Gavin mengatakan bahwa sejauh ini mereka belum memikirkan untuk melakukan lockdown, namun akan menggunakan cara yang lebih tertata khususnya dalam berkomunikasi untuk dapat menghindari lockdown. Sejauh ini pemirsa, sebagai Informasi, omicron telah berkunjung ke negara negara sebagai berikut; Kanada, Inggris, Israel, Belgia, Belanda, Jerman, Italia, dan Hong Kong. Para pemimpin dunia sangat khawatir bahwa virus tersebut sudah menyebar luas ke seluruh dunia. WHO mengatakan setidaknya omicron sudah hadir di 23 negara. Presiden Biden sendiri juga sigap untuk melakukan tindakan untuk menjaga Amerika dan omicron. Dirinya meminta FDA dan CDC untuk dapat menggunakan segala proses tercepat melalui alternative yang ada, sehingga tidak perlu dilakukan lockdown dengan cara menyetujui vaksin apapun yang potensial untuk dapat menyembuhkan gejala omicron. Mengapa sih sebetulnya seluruh dunia bersikap waspada pemirsa terhadap si omicron ini? Pasalnya, WHO sudah mengklasifikasikan omicron sebagai variant of concern, yang itu artinya bisa berarti lebih menular, lebih ganas, atau lebih kuat daripada vaksin itu sendiri. Variant omicron itu sendiri mengandung lebih dari 30 mutasi pada protein yang memungkinkan virus masuk ke dalam tubuh. Strain baru memiliki 50 mutasi secara total. Meskipun Dr Angelique Coetzee, Chair of the South African medical Association menggambarkan gejala yang sangat ringan sejauh ini, namun Bancel, CEO dari Moderna mengatakan bahwa kita tidak bisa beranggapan asumsi tersebut benar adanya, karena saat ini di Africa Selatan masih sangat kurang dari 5% populasi yang berusia di atas 60 tahun dan lebih sedikit orang yang memiliki komorbid dibandingkan Amerika atau Eropa. Dan lagi lagi nih pemirsa, cerita yang hampir sama dengan intisari yang berbeda datang dari pertemuan Powell dan Yellen di hadapan Komite Perbankan Senat pada hari ke 2. Yang dimana Powell semakin memperkuat pesannya bahwa The Fed akan menjaga inflasi, dan para pejabat juga akan mempertimbangkan untuk melihat seberapa cepat mereka akan mampu mengurangi porsi pembelian obligasi di pasar. Sejauh ini The Fed melihat bahwa inflasi menjadi lebih persisten, dan juga melihat factor factor yang menyebabkan inflasi menjadi lebih tinggi. Namun, kebijakan juga akan beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini dan akan terus beradaptasi kedepannya. Powell semakin mendorong kepada Komite Perbankan Senat saatnya sudah tepat bagi The Fed untuk membahas apakah The Fed harus mengakhiri pembelian assetnya dengan kecepatan yang lebih cepat karena risiko inflasi terus meningkat. Powell mengatakan kalau melihat situasi dan kondisi perekonomian saat ini, melihat data terbaru saat ini, kita bisa melihat bahwa kebijakan The Fed saat ini sangat akomodatif bahkan ketika Taper Tantrum usai. Oleh sebab itu kami akan mempertimbangkan Taper Tantrum akan selesai lebih awal, mungkin beberapa bulan lebih cepat pada pertemuan FOMC meeting bulan ini. Bagi Powell, tekanan inflasi kemungkinan akan konsisten hingga tahun depan. Sejauh ini inflasi yang terjadi juga diakibatkan oleh factor pandemi dan pembukaan kembali ekonomi. Powell menambahkan, biar bagaimanapun inflasi terus meluas dalam skala ekonomi dan saya melihat risiko inflasi yang lebih tinggi terus menerus mengalami peningkatan. Para Gubernur Bank Sentral Amerika juga sedang memutuskan bagaimana mengelola inflasi yang sedang berada pada titik tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, namun factor ketenagakerjaan masih belum pulih sepenuhnya. Pertumbuhan ekonomi tetap berada di jalur yang lebih kuat untuk rebound setelah sebelumnya mengalami perlambatan pada Q3 akibat Covid 19 variant Delta. Stabilitas harga menjadi salah satu dari dua tujuan Bank Sentral. Yang kedua adalah lapangan tenaga kerja yang penuh. The Fed sendiri sudah memiliki tools untuk dapat memastikan bahwa inflasi yang tinggi akan tetap terkendali. Sejauh ini beritanya masih hampir sama pemirsa, namun dengan tingkat kekhawatiran yang berbeda. Omicron jelas menjadi salah satu cerita yang terus berkembang, apalagi pada akhirnya pemulihan ekonomi tercepat di dunia, Amerika, pun harus mengalami situasi dan kondisi yang tidak pasti yang dimana Omicron sudah masuk ke dalam masyarakat Amerika. Kekhawatirannya bukan lebih kepada Omicron, tapi potensi lockdown yang akan membuat pemulihan ekonomi menjadi tidak berkelanjutan. Hal ini yang akan membuat perekonomian kembali kepada titik terlemahnya sehingga dikhawatirkan hal ini akan menganggu prospek dari pemulihan ekonomi dunia. Apabila lockdown kembali terjadi, permintaan akan energi pun kembali turun, ekspektasi berubah menjadi kecemasan. Apalagi Amerika merupakan salah satu lokomotif pemulihan ekonomi global. Oleh sebab itu, fasten your seatbelt, karena mungkin akan ada turbulensi kedepannya. Well, yuk kita ikuti terus perkembangannya ya.

Baca Juga :  IDXCarbon Catat Nilai Transaksi Hari Perdana Sebesar Rp29,2 Miliar


https://pasardana.id/news/2021/12/2/analis-market-02122021-pasar-obligasi-berpotensi-melemah-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here