Beritamu.co.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan Jumat (26/11) lalu, IHSG ditutup melemah 2,06% ke level 6.561.55.
Penurunan indeks dipengaruhi oleh sentimen negatif dari kasus varian baru (Omicron) yang berasal dari Afrika, yang dianggap lebih kuat.
Adapun pelaku pasar asing mencatatkan nilai jual bersih (net sell) sebesar Rp145,7 miliar (semua pasar).
Di sisi lain, Indeks utama Wall Street turun secara signifikan pada perdagangan akhir pekan (26/11) lalu, seiring kekhawatiran baru atas pemulihan ekonomi global setelah virus corona baru dan kemungkinan varian virus corona yang resistan terhadap vaksin diidentifikasi di Afrika Selatan.
Sedangkan dari sektor komoditas, harga minyak anjlok $10 per barel selama perdagangan di akhir pekan (26/11) lalu, yang merupakan penurunan terbesar dalam satu hari perdagangan sejak April 2020, akibat sebagai kekhawatiran investor terkait munculnya varian corona virus baru (Covid-19) yang bisa menyebabkan surplus pasokan membengkak di kuartal pertama tahun depan.
Di sisi lain, secara teknikal analis, IHSG ditutup turun dengan candle bearish. Indikator stokastik lemah, histogram MACD bergerak negatif (garis bearish) dan volume meningkat.
Jika IHSG bergerak bearish, bisa berlanjut turun hingga support di kisaran 6.485 – 6.509. Jika IHSG bergerak bullish lagi, ada peluang untuk menguat kembali ke resistance di kisaran 6.598 – 6.621.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pasar hari ini masih di bawah tekanan di tengah kekhawatiran akan varian virus baru yang bisa menghambat pemulihan ekonomi. Tapi masih ada peluang untuk rebound, karena pasar juga harus melihat bahwa kondisinya jauh lebih baik daripada saat tidak ada vaksin atau persentase vaksinasi masih kecil,” beber analis Kiwoom Sekuritas dalam riset yang dirilis Senin (29/11/2021).
https://pasardana.id/news/2021/11/29/analis-market-29112021-ihsg-diproyeksi-masih-tertekan-namun-berpeluang-rebound/