Beritamu.co.id-Sejak tahun 2011, PT Prodia Widyahusada Tbk (IDX: PRDA) secara aktif mulai mengembangkan dan menerapkan teknologi spektrometri massa (mass spectrometry) dan teknik kromatografi di bidang laboratorium klinik untuk melakukan berbagai pemeriksaan esoterik di Indonesia.
Pada tahun ini, Laboratorium Mass Spectrometry & Separation Science Prodia telah mencatatkan 10 tahun perjalanan aplikasi teknologi spektrometri massa dan kromatografi untuk menunjang pemeriksaan laboratorium kesehatan masa depan.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengatakan, sejak Prodia berdiri pada tahun 1973, perusahaan berkomitmen untuk terus melakukan riset di bidang laboratorium klinik dengan memanfaatkan teknologi terdepan untuk menghasilkan tes-tes pemeriksaan kesehatan yang bermanfaat bagi para dokter dan pasien untuk diagnosa lebih baik.
“Keberadaan Lab Mass Spectrometry di Prodia ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi layanan kesehatan terpercaya untuk menunjang pengobatan generasi baru (Next Generation Medicine). Kami berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ekosistem kesehatan yang berkualitas di Indonesia,” jelas Dewi, seperti dilansir dari siaran pers, Selasa (23/11).
Adapun, Laboratorium Mass Spectrometry & Separation Science merupakan bagian dari Next Generation Lab Prodia yang mengaplikasikan penggunaan teknologi mass spectrometry dan kromatografi untuk melakukan berbagai tes pemeriksaan esoterik yang berkaitan dengan nutrisi, metabolisme, dan endokrin.
Saat ini, Prodia merupakan satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang menerapkan teknologi mass spectrometry baik untuk pelayanan kesehatan rutin maupun riset.
Mass Spectrometry Laboratory Head Prodia, Miftakh Nur Rahman mengungkapkan, dalam kurun waktu 10 tahun, Laboratorium Mass Spectrometry & Separation Science telah mengembangkan sebanyak 40 pemeriksaan dan hampir separuhnya telah diaplikasikan menjadi pemeriksaan yang dapat dimanfaatkan secara rutin oleh pelanggan Prodia seperti pemeriksaan mineral nutrisi yang diantaranya kadar Besi (Fe), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Selenium (Se) serta logam berat seperti Hg (Merkuri) dan Pb (Timbal), status vitamin A, E, B1, B6, asam amino dan asilkarnitin untuk deteksi kelainan metabolisme pada bayi baru lahir. Hormon steroid, asam lemak omega 3 dan omega 6, serta Asymmetric Dimethylarginine (ADMA) dan Symmetric Dimethylarginine (SDMA).
“Adapun analisis batu ginjal dan batu empedu menggunakan teknologi spektroskopi infra merah,” terang Miftakh.
Lebih lanjut Miftakh menambahkan bahwa pengembangan aplikasi penelitian mass spectrometry tersebut akan terus berlangsung dan bertambah melalui kolaborasi dengan para klinisi.
“Ke depannya, kami akan melakukan penambahan teknologi mass spectrometry mutakhir untuk pengembangan pemeriksaan metabolomic yang dapat diintegrasikan dengan pemeriksaan genomik yang sudah ada di Prodia,” tambah Miftakh.
https://pasardana.id/news/2021/11/23/prda-terus-lakukan-riset-dengan-memanfaatkan-teknologi-terdepan/