Beritamu.co.id – Dalam pelajaran Bahasa Indonesia dikenal beberapa jenis teks dan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Selain memiliki tujuan yang berbeda, jenis-jenis teks juga memiliki struktur yang berbeda pula. Dengan struktur tulisan yang berbeda maka penulis akan memudahkan pembaca mengerti maksud dari penulis melalui teks yang ditulis. Adapun jenis-jenis dari teks yang ada yaitu teks anekdot, teks argumentasi, teks ekplanasi, dan berbagai jenis teks lainnya.
Jika Anda senang menulis dan tertarik dalam dunia kepenulisan maka mengetahui jenis-jenis teks sangat penting. Tidak hanya sebatas mengetahui jenis-jenisnya saja, Anda pun patut memahami struktur kepenulisannya dengan baik. Dengan begitu, Anda tidak akan kesulitan dalam menulis sesuai dengan tujuan teks yang akan Anda buat. Struktur ini seringkali dianggap sepele, namun, perlu Anda tahu jika struktur ini akan mencerminkan kualitas dari tulisan Anda.
Saat ini jika Anda melihat koran, majalah, atau media cetak lainnya dapat Anda temukan teks yang dapat membuat orang tertawa. Teks tersebut merupakan teks yang dikenal dengan anekdot yang sifatnya untuk menghibur pembaca. Teks jenis ini sering dimunculkan karena banyak pembaca yang gemar membaca jenis teks ini. Bagi Anda yang penasaran dengan teks yang telah disebutkan sebelumnya, simaklah penjelasan berikut ini.
Pengertian dari Teks Anekdot
Teks anekdot adalah suatu teks yang pada umumnya ditulis dalam bentuk yang singkat dan memiliki maksud menyindir namun terdapat unsur lucu atau menghibur. Tujuan utama dari teks ini sebenarnya untuk menyindir dan biasanya digunakan tokoh nyata dalam penggambaran teks ini. Maka tidak mengherankan jika Anda mudah menemukan jenis teks ini pada media cetak karena teks ini cenderung populer dibaca oleh pembaca.
Sekilas Anda sudah mengerti maksud dari anekdot teks ini namun beberapa dari Anda mungkin masih bingung dalam membedakan teks humor dan anekdot. Maka ada baiknya Anda mengerti tujuan utama dari teks yang Anda baca. Hal ini karena teks humor semata-mata hanya untuk menghibur pembaca namun berbeda dengan anekdot yang sifatnya menyindir sekaligus menghibur. Anekdot ini sangat sering ditemukan bertema politik untuk menyindir para politikus dan dilengkapi dengan ilustrasi karikatur.
Struktur Anekdot Teks
Agar Anda dapat lebih memahami mengenai anekdot teks maka mengetahui strukturnya akan sangat membantu. Dengan mengetahui struktur dari anekdot teks maka Anda dapat lebih mudah menulis tulisan anekdot yang baik dan benar. Hal ini akan memudahkan pembaca memahami maksud Anda dalam menulis anekdot teks ini.
Tidak hanya itu, Anda yang tertarik menjadi penulis, menguasai penulisan anekdot teks akan membuat Anda lebih mahir. Menulis anekdot teks bukanlah hal yang mudah dan Anda harus memerhatikan jika teks yang Anda buat memiliki semua struktur yang disebutkan.
Bagi Anda yang belum tahu mengenai struktur dari anekdot teks dapat menyimak teks anekdot beserta strukturnya berikut ini. Dimana ada 5 struktur dari anekdot teks ini, apa sajakah itu? Simak penjelasan di bawah ini.
Struktur 1: Abstraksi
Seperti teks pada umumnya, anekdot teks ini tentunya memiliki bagian pendahuluan dari teks tersebut. Bagian pendahuluan dari anekdot teks ini disebut dengan abstraksi. Seperti yang diketahui abstraksi dikenal juga sebagai gambaran maka tidak salah jika letaknya di bagian awal. Dari abstraksi ini, pembaca diberikan gambaran secara umum mengenai bahasan yang akan di bahas selanjutnya. Tetapi perlu diingat jika pada tahapan ini tetap terdapat unsur humor.
Bagian awal dari suatu teks atau abstraksi dari teks anekdot singkat ini menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan. Pada bagian awal ini, pembaca tidak hanya semata-mata diberikan gambaran dari teks yang di tulis. Abstraksi ini menjadi faktor penentu bagi pembaca apakah pembaca meneruskan atau tertarik membaca teks hingga akhir. Dengan begitu, tujuan dari penulis dapat tersampaikan yang letaknya di bagian tengah atau akhir teks.
Struktur 2: Orientasi
Mungkin beberapa dari Anda agak sulit membedakan struktur 1 dan struktur 2 ini. Orientasi ini juga merupakan bagian awal namun berbeda dengan abstraksi, orientasi menjadi latar belakang dari suatu peristiwa atau cerita. Bagian ini bisa dibilang awal dari permasalahan terjadi.
Suatu cerita tentunya memiliki hal yang sehingga dapat menuju ke permasalahan utama. Begitupula dengan anekdot, tetapi latar belakang dikemukakan pada bagian 2 atau struktur kedua. Bagian pertama atau struktur pertama lebih ke arah pembuka sebelum memasuki bagian latar belakang. Jangan sampai Anda salah dalam menentukan mana struktur pertama dan kedua. Hal ini karena banyak orang yang sering tertukar antara orientasi dan abstraksi.
Struktur 3: Krisis
Bagian ketiga setelah orientasi ialah krisis dan saling berkaitan dengan struktur sebelumnya. Adapun bagian krisis ini menjadi penjelasan dari peristiwa atau permasalahan utama cerita. Berhubung bentuknya teks anekdot lucu, maka penjelasannya pun akan ditulis dengan unsur yang lucu.
Jadi, bagian krisis ini menjadi inti dari permasalahan dan menjadi titik yang akan menimbulkan reaksi berupa sindiran nantinya. Pada bagian ini bukan hal yang wajib harus terdapat unsur lucu. Tetapi ada baiknya unsur tersebut muncul pada bagian ini.
Struktur 4: Reaksi
Bagian keempat ialah reaksi di mana reaksi ini dapat dikatakan saling terkait dengan krisis. Struktur ini merupakan reaksi dari krisis sebagai tahapan penyelesaian dari masalah yang terjadi pada krisis. Tahapan dari penyelesaian ini tetap menggunakan unsur yang unik dan lucu seperti yang telah dikatakan sebelumnya.
Struktur keempat dan struktur ketiga merupakan bagian terpenting dan krusial dalam teks anekdot sindiran. Hal ini dikarenakan pada bagian ini penulis mengemukakan sindiran terhadap sesuatu sesuai tujuan dari anekdot teks itu sendiri. Oleh karena itu, Anda patut menulis semarik mungkin pada bagian ini.
Struktur 5: Koda
Seperti pada teks secara umum, anekdot pun juga memiliki bagian penutup. Bagian penutup dalam anekdot disebut dengan koda. Walaupun koda bukan bagian yang sangat krusial seperti bagian reaksi dan krisis namun bagian ini tidak boleh disepelekan. Hal ini dikarenakan pada bagian ini sebaiknya penulis memberikan kesimpulan dari keseluruhan cerita.
Ciri-Ciri dari Anekdot Teks
Setelah membahas mengenai pengertian dan struktur dari anekdot teks, maka berikutnya akan dibahas mengenai ciri-ciri anekdot teks. Dengan mengetahui ciri-cirinya, maka Anda dapat membedakan dengan mudah antara teks humor dan anekdot. Apa sajakah ciri-cirinya? Silahkan simak penjelasan berikut ini.
Menggunakan Unsur Humor Tetapi Memiliki Unsur Sindiran
Ciri yang paling menonjol dari sebuah anekdot teks ialah adanya unsur humor atau lucu untuk menghibur pembaca. Namun, jika Anda membaca teks humor maka akan sulit membedakan. Tetapi dalam anekdot teks tidak hanya terdapat unsur humor namun terdapat unsur menyindir seseorang atau suatu kejadian. Jika tidak ada unsur menyindir, maka teks tersebut kemungkinan besar merupakan teks humor.
Unsur sindiran yang ada pada anekdot bukan hanya sebagai pelengkap tetapi merupakan ciri khas dari anekdot. Jika Anda menulis anekdot teks tetapi tidak menyisipkan unsur sindiran maka teks yang Anda tulis tidak dapat dikategorikan jenis teks ini.
Hanya Terdiri dari Beberapa Paragraf Saja
Ciri lain dari sebuah anekdot teks adalah cenderung singkat dan pendek. Tidak seperti dengan cerpen atau cerita yang lain biasanya cenderung panjang dan ditulis secara kompleks. Namun, anekdot teks ini hanya ada beberapa paragraf dan dijelaskan secara jelas dan padat. Untuk menulis bentuk teks seperti ini ada baiknya menulis cerita singkat saja. Dengan begitu, pembaca tidak kesulitan mengerti tujuan atau maksud dari sindiran dalam cerita.
Anekdot teks secara umum singkat dan tidak ditulis panjang layaknya sebuah cerpen hingga beberapa halaman. Namun, yang perlu diingat bahwa anekdot teks ini tidak menutup kemungkinan panjang. Tetapi panjangnya ini tidak sama dengan cerpen. Yang terpenting walaupun singkat atau panjang, kelima struktur harus ada dalam anekdot teks. Selain itu, cerita tidak ditulis bertele-tele.
Tokoh dalam Cerita Dapat Nyata atau Fiktif
Ciri lain dari anekdot teks berikutnya ialah terletak dari penggunaan tokohnya. Tokoh dalam suatu cerita dapat menggunakan sosok yang benar-benar ada dalam kehidupan nyata. Hal ini dikarenakan anekdot teks ini bertujuan untuk menyindir maka tidak mengherankan terdapat atau disebutkan tokoh yang ada di dunia nyata. Dengan begitu, pesan tersirat dari penulis terhadap sosok dalam cerita dapat diketahui oleh pembaca dan sosok yang disebutkan.
Dalam sebuah teks anekdot politik, tidak hanya terdapat tokoh nyata tetapi terdapat pula tokoh fiktif. Seiring perkembangan media, penulis tidak hanya mengkritik menggunakan tokoh nyata tetapi tokoh fiktif untuk menyampaikan sindiran. Jadi tidak perlu untuk menggunakan tokoh nyata dalam anekdot teks yang Anda buat.
Cerita yang Diceritakan Bersifat Fiktif
Dalam sebuah anekdot teks biasanya alur cerita bersifat fiktif dan dibuat oleh penulis. Namun, walaupun alur cerita tidak terjadi secara langsung tetapi isu yang dibahas menyangkut peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Kejadian yang terjadi di dunia nyata dijadikan sebagai tujuan utama dari teks untuk menyindir.
Seperti diketahui jika anekdot teks ini memiliki tujuan tertentu menyindir menenai permasalahan yang terjadi. Isu politik menjadi isu yang paling banyak dijadikan isu populer yang diangkat dalam sebuah anekdot teks. Dengan adanya teks ini, dapat menjadi media perwakilan untuk kritikan para masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi.
Contoh Lengkap Teks Anekdot Beserta Strukturnya
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai perihal struktur maupun ciri-ciri dari anekdot. Namun, beberapa dari Anda mungkin masih bingung membedakan teks humor dan anekdot. Oleh karena itu, beberapa contoh di bawah ini akan sangat membantu Anda dalam mengerti dan membedakan teks humor dan anekdot. Simak contohnya di bawah ini.
Contoh Anekdot Teks Tentang Politik
Berikut ini akan diberikan contoh teks anekdot dialog dengan tema politik. Dengan contoh di bawah ini, semoga Anda dapat lebih mengerti dan dapat menulis anekdot teks yang baik dan benar.
1. Struktur 1: Abstraksi
Di suatu pagi, Bapak Harjo dan Ibu Harjo sedang menonton TV di ruang tamu. Sambil menyantap sarapan pagi dan meminum secangkir kopi, keduanya fokus menyimak tontonan di layar kaca.
2. Struktur 2: Orientasi
Bapak Harjo yang sedang menyeruput kopi sambil memegang remote TV untuk mencari siaran yang menarik untuk ditonton. Beberapa saat kemudian, Bapak Harjo berhenti pada siaran berita yang ditayangkan pada salah satu siaran TV.
3. Struktur 3: Krisis
Pembawa berita menyampaikan berbagai macam berita yang sedang terjadi. Mulai dari berita tentang arus lalu lintas, perkiraan cuaca di beberapa kota, kasus pencurian hingga kasus korupsi.
Kasus korupsi yang disampaikan oleh pembawa berita membuat Bapak Harjo dan Ibu Harjo berhenti sejenak menyantap sarapan mereka. Keduanya fokus menyimak berita korupsi yang selalu menjadi topik meresahkan sekaligus menarik perhatian bagi masyarakat. Di layar kaca terlihat seorang pejabat yang memasuki gedung KPK sambil mengenakan rompi berwarna orange. Selain itu, terdengar suara pembawa berita yang menyebutkan nama pejabat dan jumlah uang yang di korupsi oleh pejabat tersebut.
4. Struktur 4: Reaksi
Sambil menyimak penjelasan dari pembawa berita, Bapak Harjo terpaku pada rompi yang dikenakan oleh terdakwa korupsi tersebut. Sambil menggelengkan kepala, Bapak Harjo memulai pembicaraan dan memecah keheningan sedari tadi.
Bapak Harjo: Kasian ya bu.
Ibu Harjo: Loh kok kasian sih pak? Bagus dong kalau pejabat yang korupsi ditahan. Kalau gak ada KPK, pejabat yang menyeleweng kayak gini mah dapat meresahkan dan membuat masyarakat kecil makin menderita.
Bapak Harjo: Kalau itu mah bapak juga tahu lah bu. Bukan pejabat korupsinya yang bapak kasianin.
Ibu Harjo: Wes, yang bapak maksud disini siapa dong? Ibu kurang ngerti deh.
Bapak Harjo: Bapak kasiannya sama tukang parkir bu. Coba deh diperhatiin rompi orang yang korupsi warnanya orange. Warnanya mirip rompi tukang parkir toh? Nantin jadi susah bedain yang mana tukang parkir dan koruptor.
Ibu Harjo: Aduh bapak ini toh. Kirain apaan ternyata mau ngelawak toh?
Bapak Harjo: Nggak mau ngelawak nih bu. Kasian toh tukang parkir punya seragam sama dengan koruptor. Toh, tukang parkir walaupun selalu dianggap sebelah mata tetapi nggak nyuri duit rakyat. Kasian dong kalau disamain gitu.
5. Struktur 5: Koda
Setelah mendengar penjelasan dari Bapak Harjo, Ibu Harjo pun mengangguk, tanda bahwa mengerti maksud dari pembicaraan Bapak Harjo.
Ibu Harjo: Bener juga kata bapak. Mungkin ada baiknya seragam KPK untuk koruptor diganti.
Bapak Harjo pun mengangguk dari pernyataan Ibu Harjo sambil menyeruput kembali kopinya yang masih panas. Mereka berdua pun kembali menyantap sarapan mereka sambil memperhatikan berita lain yang disajikan oleh pembawa berita.
Kesimpulan
Dari segi pengertian, Anda tentu sudah dapat mengetahui anekdot teks ini berbeda dengan teks humor. Selain itu, tidak hanya dari segi pengertian, struktur teks menjadi pembeda dari anekdot teks dengan jenis teks lainnya. Memperhatikan struktur dan ciri-ciri, maka Anda tidak akan kesulitan dalam membedakan serta menulis anekdot teks.
Jika Anda hanya sekedar ingin menulis cerita humor tanpa ada maksud menyindir, maka jangan menulis menggunakan struktur anekdot. Hal ini karena anekdot memiliki tujuan tertentu untuk menyindir seseorang atau sesuatu. Itulah pengertian, struktur, ciri-ciri hingga contoh lengkap dari teks anekdot yang perlu Anda ketahui. Dengan memahami struktur hingga ciri dari anekdot teks, Anda tidak perlu khawatir lagi menulis bentuk anekdot teks yang baik dan benar.
Penutup
Bagi Anda yang sedang diberikan tugas menulis sebuah teks bentuk anekdot, artikel ini akan membantu Anda. Semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.