Home Bisnis MARKET Penguatan Transformasi dan Inovasi Digital Sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Industri Asuransi Jiwa

Penguatan Transformasi dan Inovasi Digital Sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan Industri Asuransi Jiwa

21
0

Beritamu.co.id – Teknologi digital merupakan salah satu fokus inovasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satunya inovasi penggunaan teknologi untuk proses pemasaran produk asuransi jiwa sekaligus menjawab tantangan yang terjadi di masa pandemi.

Menyikapi hal ini, AAJI menyelenggarakan kegiatan tahunan berformat virtual dalam Webinar Digital Risk Management in Insurance (DRiM), Jumat (12/11). 

Acara kali ini berfokus pada transformasi dan inovasi digital sebagai upaya meningkatkan pelayanan industri asuransi jiwa Indonesia.

Mengambil tema Waves of Change : Entering New Dynamics of Life Insurance, kegiatan ini menghadirkan pembicara materi; Yuswohady dari Inventure; Michael Rolfe dari Swiss Re; Edlyn Khoo dari NTUC Income; dan Tek Yew Chia dari Oliver Wyman.

Mereka berbagi insight terkait transformasi dan inovasi digital serta manajemen risiko yang baik bagi industri asuransi jiwa.

Michael Rolfe dari Swiss RE menyampaikan, bahwa outlook mengenai covid-19, sentimen konsumen terkait dengan kesehatan mentalnya dan adaptasi terhadap risiko digital akan menjadi pendorong tren digital di industri asuransi. 

“Konsumen Indonesia setidaknya terbuka untuk memanfaatkan teknologi digital dalam membeli produk asuransi secara online dan mereka juga tetap memerlukan dukungan offline untuk bisa berkomunikasi di saat penting serta sebagai bantuan untuk mengatasi masalah utama dalam hal membeli asuransi secara online,” tutur Michael, seperti dilansir dalam siaran pers, Jumat (12/11). 

Berbeda dengan Michael, Tek Yew Chia dari Oliver Wyman menyampaikan materi tentang Tiga Gelombang Inovasi Asuransi Digital yang Mendorong Evolusi Bisnis.

Tiga gelombang ini terdiri dari; peningkatan layanan berbasis teknologi, sistem integrasi antara ekosistem online dan penyedia jasa asuransi, serta perluasan teknologi sebagai solusi pelayanan dalam industri asuransi. 

“Pertama, adanya fokus awal untuk meningkatkan proses value chain dan produk yang ada melalui digitalisasi. Kedua, adanya pengembangan lebih lanjut dengan optimalisasi value chain secara bertahap dengan mengintegrasikan produk asuransi ke dalam ekosistem yang berbeda. Ketiga adalah, terjadinya perluasan solusi teknologi jangka panjang yang bertujuan menyediakan suatu paket kustomisasi produk keuangan dan jasa teknologi lainnya,” jelas Yew.

Pemateri lainnya, Edlyn Khoo dari NTUC Income berbagi insight dan pengalaman perusahaannya dalam memanfaatkan digitalisasi dalam transformasi pola konsumsi dan memecah tantangan tradisional dalam industri asuransi.

Baca Juga :  MORA Sebut Tidak Pernah Ikut Tender Proyek yang Menjerat Galumbang Menak Sebagai Tersangka

“Melihat ke depan, orang akan semakin cenderung menjalani hidup mereka dalam beberapa ekosistem digital. Ekosistem digital yang dirancang untuk memiliki setiap momen bersama pelanggan. Ekosistem digital yang jelas memiliki keterlibatan yang lebih tinggi dengan pelanggan, kelebihan pada ketersediaan dan pengolahan data yang besar, serta membangun loyalitas pelanggan yang lebih kuat,” ungkap Edlyn.

Sedangkan Yuswohady dari Inventure, menyampaikan mengenai tren perilaku konsumen. Semenjak pandemi merebak, terjadi lima pergeseran besar pada konsumen digital.

Menurutnya, setiap konsumen akan menjadi konsumen digital setelah pandemi. Pertama, terjadinya pergeseran habitat kegiatan konsumen dari penggunaan ruangan untuk beraktivitas menjadi penggunaan layar gadget.

Kedua, dorongan untuk memperdalam dan memperluas adopsi digital, pelaku bisnis di semua industri harus segera membangun digital ekosistem.

Ketiga, semua akan berpaling menjadi semakin contactless meninggalkan touchpoint fisik.

Keempat, strategi pemasaran omnichannel bakal menjadi standar industri dengan mengintegrasikan saluran konvensional maupun digital, bertujuan menciptakan pengalaman pelanggan yang utuh.

Terakhir, adanya kebutuhan terhadap privasi konsumen dan paradigma baru di ranah komunikasi pemasaran yang semakin personal.

“Adanya peningkatan risiko kejahatan cyber security, di kala semua aktivitas harus ditunjang oleh aplikasi dan sistem berbasis online, maka ancaman cyber security harus diminimalisir. Apalagi ketika platform digital memungkinkan proses komunikasi pemasaran berawal dan berfokus pada konsumen. Marketer harus memahami keinginan konsumen berikut channel interaksinya, baru kemudian kustomisasi pesan disampaikan personal ke konsumen,” jelasnya.

Sementara itu, sebagai bentuk nyata semangat baru AAJI ‘Transformasi melampaui batas’, Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon berharap, bahwa komitmen AAJI dalam transformasi dan inovasi digital industri asuransi jiwa melalui kegiatan DRiM ini dapat memberikan insight yang bermanfaat bagi anggota perusahaan dan pelaku industri.

Kegiatan ini sekaligus juga sebagai dukungan AAJI terhadap pelaksanaan kebijakan dari regulator.

“Kami juga turut berterima kasih atas dukungan dari Pemerintah dan Regulator terhadap upaya transformasi dan inovasi digital ini. Hal ini tentu akan membantu kami dalam memberikan manfaat yang besar kepada perusahaan, kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional,” tandas Budi.

 


https://pasardana.id/news/2021/11/12/penguatan-transformasi-dan-inovasi-digital-sebagai-upaya-meningkatkan-pelayanan-industri-asuransi-jiwa/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here