Beritamu.co.id, JAKARTA – Perekonomian Indonesia kuartal III/2021 tumbuh 3,51 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), atau secara kuartalan 1,55 persen (quarter-to-quarter/qtq).
Angka pertumbuhan di kuartal III/2021 secara tahunan tersebut melambat jika dibandingkan dengan kuartal II/2021 yang mencapai 7,07 persen (yoy).
Ke depannya, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh lebih baik sehingga pemulihan ekonomi bisa berlanjut. Pemerintah menargetkan rentang pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 berkisar antara 3,7 sampai dengan 4,5 persen (yoy).
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan upaya yang perlu didorong pemerintah dalam kurang dari dua bulan terakhir 2021, untuk memastikan pemulihan ekonomi berlanjut, ialah pengendalian pandemi Covid-19.
Pengendalian dan pencegahan terjadinya kenaikan kasus seperti pada pertengahan tahun ini, akibat varian Delta, penting agar pemerintah tidak perlu kembali memperketat pembatasan mobilitas dan kegiatan masyarakat. Karena, hal itu bisa berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian.
“Recovery ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada mobilitas. Jadi pemerintah tetap harus dapat mengontrol dan menjaga protokol di tengah pembukaan kembali sebagian besar aktivitas ekonomi [pelonggaran PPKM],” jelas Faisal kepada Bisnis, Jumat (8/11/2021).
Hal tersebut tentu ada landasannya. Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 melambat akibat adanya PPKM Darurat, yang diterapkan untuk menahan laju penyebaran varian Delta di Indonesia pada Juli. Lalu, pengetatan diubah menjadi PPKM level 3-4 pada Agustus, dan diturunkan levelnya sejalan dengan penurunan jumlah kasus.
Kajian Bank Mandiri terkait dengan hal tersebut mencatat bahwa seluruh komponen belanja mengalami pertumbuhan yang lebih rendah pada periode tersebut. Hampir semua komponen tumbuh lebih rendah dari kuartal II/2021.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03 persen (yoy) (vs. 5,96 persen (yoy) pada kuartal II/2021); investasi/PMTB tumbuh 3,74 persen (yoy) (vs. 7,54 persen (yoy) pada kuartal II/2021); dan belanja pemerintah tumbuh 0,66 persen (yoy) (vs. 8,03 persen (yoy) pada kuartal II/2021).
Penurunan tipis terjadi pada komponen ekspor-impor. Ekspor kuartal III/2021 tumbuh 29,16 persen (yoy) (vs. 31,98 persen (yoy) kuartal II/2021); dan impor tumbuh 30,11 persen (yoy) (vs. 31,72 persen (yoy) kuartal II/2021). Hal ini menjadikan ekspor, serta investasi, sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021.
Menurut Faisal, hal tersebut disebabkan oleh permintaan eksternal yang kuat terhadap komoditas terutama pada komoditas pertambangan dan perkebunan. Oleh sebab itu, selain pengendalian Covid-19, upaya yang perlu didorong pemerintah pada akhir 2021 adalah memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas dengan baik.
“Momentum naiknya harga komoditas harus dapat dimanfaatkan pada jangka pendek. Karena, ke depan indonesia agar lebih sustain growth-nya harus tetap mempercepat agenda structural reform dan reindustrialisasi,” tutup Faisal.
Dia memperkirakan sepanjang 2021, ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 3,69 persen (yoy), lebih tinggi dari angka 2020 yang terkontraksi minus 2,07 persen (yoy).
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
.
. :
.
Beritamu.co.id . Follow sosial media kami
.
sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20211108/9/1463230/kejar-target-pdb-2021-pemerintah-ri-wajib-kendalikan-covid-19