Beritamu.co.id, JAKARTA – Nicole Hoch memberanikan diri untuk berkunjung ke Indonesia pada 2002 setelah mendapatkan rekomendasi dari teman-temannya. Dalam kunjungan perdananya itu, dia akhirnya menemukan banyak produk furnitur berkualitas tinggi yang dihasilkan para pengrajin andal di Tanah Air.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak sekali karya seni berupa pahatan dan ukiran yang bercerita dan penuh dengan harapan yang baik. Seni dan makna itulah yang ingin disampaikannya kepada para pelanggan Livingdreams.
Sejak saat itu, pemilik Livingdreams ini membangun relasi bisnis dengan para pengrajin furnitur dan home décor Indonesia. Hampir 20 tahun terakhir, perusahaan Swiss yang memiliki usaha penjualan furnitur dan home decor ini mengimpor produk Indonesia, khususnya dari Lombok, Surabaya, Boyolali, dan Yogyakarta.
“Kualitas, fleksibilitas dan keahlian yang unik yang dikombinasikan dengan bahan berkualitas tinggi adalah dasar untuk kesuksesan saya,” ungkap Nicole Hoch.
Foto: dok. Livingdreams
Produk-produk furnitur yang dibeli Livingdreams dari Indonesia merupakan produk indoor dan outdoor di mana mayoritas bernuansa kayu alami. Sementara produk-produk home decor, selain berbahan kayu juga menggunakan bahan batu alam dan perunggu.
Produk-produk yang dipasarkan antara lain meja dan kursi dari kayu ulin daur ulang, kursi dan lounge yang terbuat dari kayu solid, kursi anyaman, lampu taman, batu dan panel Toraja antik, dan bantalan kursi. Desain yang unik dan solusi untuk elektrifikasi merupakan nilai tambah dari produk Livingdreams yang dihasilkan di Indonesia.
Livingdreams juga membantu mengembangkan desain produk ekspor furnitur Indonesia melalui inspirasi dari alam Indonesia. Sebagai contoh lampu taman berbahan perunggu yang dapat digunakan di segala cuaca berbentuk buah coklat.
Adapun, nilai pembelian atau impor Livingdreams pada 2020 mencapai Rp3,8 miliar (FOB) atau bertumbuh 32,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Foto: dok. Livingdreams
Produk Berkualitas
Dalam importasi produk furnitur dan home decor, Livingdreams memberikan pesanan desain dan bahan atau material kepada pengrajin-pengrajin kayu di Bali, Lombok, Surabaya, Boyolali dan Yogyakarta. Nicole Hoch juga memberikan bimbingan kepada pengrajin guna menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan mutu yang terjamin sebagai syarat untuk dipasarkan di pasar furnitur Swiss dan negara Eropa lainnya.
Pasalnya, dia mengakui bahwa standardisasi produk menjadi salah satu tantangan Livingdreams pada saat awal berbisnis dengan pengrajin Indonesia.
“Dasarnya adalah kayu berkualitas tinggi, yang tidak melengkung bahkan dalam cuaca kering atau suhu yang sangat dingin, dan tentu saja dengan berbagai logam. Kami juga harus belajar banyak di sana [Indonesia],” ujarnya.
Upaya Nicole Hoch itu pun berdampak kepada peningkatan kemampuan produksi dan pemasaran secara umum dari para pemasok serta peningkatan kepercayaan diri para perusahaan pemasok, yang umumnya UKM, untuk menembus pasar Internasional.
Foto: dok. Livingdreams
Saat pandemi Covid-19 mereda, Nicole Hoch pun berencana untuk kembali bepergian ke Indonesia untuk mencari produk furnitur dan home décor berkualitas di Indonesia. Apalagi, dia ingin terus membuat desain dan produk baru untuk ditambahkan ke koleksi saat ini dan dipresentasikan di pameran besar akan datang.
Dengan loyalitas yang ditunjukkannya, Livingdreams tercatat sebagai salah satu penerima Penghargaan Primaduta (Primaduta Award) tahun 2021.
Penghargaan Primaduta merupakan salah satu wujud apresiasi Pemerintah Indonesia yang disampaikan oleh Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) kepada para pembeli mancanegara atas dukungan dan loyalitasnya, secara berkesinambungan membeli produk Indonesia, dan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan ekspor nasional. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan setiap tahun.
.
. :
.
Beritamu.co.id . Follow sosial media kami
.
sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20211105/9/1462413/primaduta-award-2021-livingdreams-importir-yang-buktikan-kualitas-furnitur-indonesia