Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Rabu, 03/11/2021 kemarin, IHSG ditutup menguat 58 poin atau 0,91% menjadi 6.552. Sektor techology, properties&real estate, financials, basic materials, energy, healthcare, infrastructures, transportation & logistic, dan consumer cylicals bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih sebesar IDR158 miliar.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada 6.475 – 6.635,” beber analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (04/11/2021).
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.THE FED BERAKSI!!
Ketua The Fed Jerome Powell pada akhirnya menyelesaikan pertemuan FOMC Meeting yang berlangsung semalam. Pada akhirnya Ketua The Fed, Powell mengatakan bahwa para pejabat harus bersabar dalam menaikkan tingkat suku bunga The Fed, meskipun Taper Tantrum akan segera dilakukan. Namun hal tersebut bukan berarti The Fed tidak akan melakukan sesuatu apabila inflasi bergerak diluar kendali. Powell mengatakan bahwa The Fed masih bisa bersabar, dan akan menanggapi situasi dan kondisi apabila diperlukan sebuah tindakan. Namun yang jelas, The Fed tidak akan ragu! Keren banget kan pemirsa, Powell berbeda dengan Lagarde yang terlihat ragu, hal inilah yang memberikan ketenangan bagi pelaku pasar dan investor meskipun keputusan tidak selalu seperti yang diharapkan pelaku pasar dan investor. Powell mengatakan bahwa Taper Tantrum akan dimulai pada bulan November dengan mengurangi porsinya sebesar $15 miliar dari program pembelian obligasi senilai $120 miliar. Powell mengatakan bahwa meskipun pengurangan pembelian obligasi sudah dilakukan, namun jangan khawatir! Bukan berarti para pembuat kebijakan akan menaikkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat. Sehingga terlihat Powell tampaknya tidak ingin bahwa kenaikkan tingkat suku bunga yang terburu buru mampu menghalangi potensi kenaikkan tenaga kerja di masa yang akan datang. Fokus Powell jelas sekali pemirsa, karena Powell ingin saat yang tepat untuk menaikkan tingkat suku bunga karena Powell ingin pasar tenaga kerja pulih lebih jauh dan kuat. Alhasil, meskipun Taper Tantrum dilakukan, namun S&P 500, DJI, Nasdaq, to the moon pemirsa, ditutup di level tertinggi sepanjang masa untuk sesi kedua semalam, sebuah pencapaian yang mustahil terlihat sejak tahun 2018. Yang kami perhatikan adalah Powell menginginkan bahwa pengurangan pembelian obligasi dapat dilakukan. Namun Powell tidak ingin menutup – nutupi Taper Tantrum tersebut sembari menyakinkan kepada pelaku pasar dan investor bahwa bukan berarti setelah Taper Tantrum kenaikkan tingkat suku bunga pasti akan dilakukan. Powell ingin menyampaikan secara jelas bahwa perubahan akan terjadi, dan tindakan pasti akan diperlukan untuk mengantisipasi perubahan. Oleh sebab itu Powell tidak akan ragu, sebuah sosok yang diperlukan memang untuk memimpin Bank Sentral yang menjadi tolok ukur. The Fed akan mulai mengurangi pembelian US Treasurynya sebesar $10 miliar dan hipotek mortgage senilai $5 miliar. Sebuah awal dimulai Taper Tantrum hingga tahun depan, dan pengurangan ketergantungan perekonomian Amerika terhadap stimulus. Powell juga mengatakan bahwa kecepatan terkait dengan pengurangan akan memberikan kesempatan kepada The Fed untuk bisa menyelesaikan Taper Tantrum pada pertengahan 2022 mendatang. Kemungkinannya sangat beragam, dapat lebih cepat, dapat juga lebih lambat dari yang direncanakan. Tergantung bagaimana data perekonomian yang muncul imbuh Powell. Bank Sentral di seluruh dunia saat ini saat ini tengah terfokus terhadap pergerakan inflasi yang mulai tidak terkendali, karena saat ini bukan lagi masalah stimulus atau pembukaan perekonomian sejak lockdown, namun lebih kepada rantai pasokan yang mendorong kelangkaan ditengah tingginya permintaan. The Fed sejauh ini masih suka dengan level inflasi yang berada di 4.4% dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Meskipun inflasi yang berada saat ini, merupakan 2x lipat dari target Bank Sentral dan tertinggi dalam kurun waktu 3 dekade terakhir. Inflation Expectation juga mengalami kenaikkan hingga berada di 4.2% tertinggi sejak 2013 silam. Sejauh ini The Fed dan para pejabat lainnya mulai mengubah tanggapan mereka terhadap inflasi, yang dimana sebelumnya mereka mengatakan bahwa inflasi akan sementara, kali ini mereka mengatakan bahwa mereka tidak yakin sejauh mana dan seberapa lama inflasi akan bertahan. Inflasi terus meningkat, meskipun sebagian besar mencerminkan factor factor yang akan berada pada posisi sementara. Ketidakseimbangan pasokan dan permintaan terkait dengan pandemic dan pembukaan kembali perekonomian telah mendorong pada kenaikkan harga yang cukup tinggi pada beberapa sector. Powell mengatakan bahwa kendala pasokan akan lebih besar dan lebih lama daripada yang dapat diantisipasi, namun The Fed bukan peramal, sehingga Powell percaya bahwa perekonomian akan bergerak dinamis. Oleh sebab itu The Fed akan melakukan penyesuaian dengan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan. Powell mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kenaikkan harga, namun berbicara terkait dengan risiko dirinya tidak ingin memberikan penilaian yang lebih tinggi, karena tingkat ketidakpastian saat ini juga tinggi ditambah komitmen Gubernur Bank Sentral untuk menjaga tujuan inflasi jangka panjang mereka berada di 2%. Membahas sedikit mengenai musim Taper Tantrum, rentang musim akan terjadi selama 9 – 12 bulan. Musim Taper Tantrum pendahulunya terjadi selama 10 bulan. Tingkat kecepatan kali ini akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi nanti, namun berakhirnya era Taper Tantrum, melihat situasi dan kondisi sekarang dimana inflasi sedang berada dalam posisi tinggi, tidak menutup kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya pada akhir atau Q4 2021 mendatang. Pelaku pasar dan investor saat ini masih melihat ada kemungkinan The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 2x pada tahun depan atau 2022 mendatang, kami pun berfikir demikian apabila inflasi tidak terkendali. Meskipun tenaga kerja masih belum kembali ke titik dimana sebelum pandemic terjadi, namun kami menyakini bahwa seiring berjalannya waktu, tenaga kerja akan mulai mendekati titik dimana sebelum pandemic yaitu 3.5%. Dan rentang waktu hingga tahun depan, memberikan kesempatan kepada sector tenaga kerja untuk terjadi. Powell sendiri tidak mau menjawab terkait dengan pencalonannya pemirsa, namun kami yakin lebih dari 70%, seharusnya Powell terpilih kembali menjadi Ketua The Fed. Seiring berjalannya waktu, kami menyakini bahwa hal ini akan menaikkan tingkat probabilitas kenaikkan tingkat suku bunga Bank Indonesia tahun depan, kira kira akan naik berapa kali ya? Eit, ditunggu ulasannya, karena sudah kepanjangan :D.
2.HEBATNYA PRESIDEN XI JINPING
Penurunan harga batubara dalam 1 bulan terakhir menjadi sesuatu yang dicermati pelaku pasar. Penurunan tersebut seiring dengan upaya pemerintah China yang melakukan intervensi terhadap perusahaan tambang untuk menaikkan produksi batubara domestic. Intervensi tersebut dilakukan guna meredam Krisi energi yang saat ini telah melanda China dalam dua bulan terakhir. Badan perencanaan ekonomi utama China menyebutkan bahwa biaya produksi untuk penambang batu bara jauh lebih rendah daripada harga di pasar spot. Hal ini mengindikasikan tarif dapat terus ditekan. Pihak berwenang China menekan produsen batu bara untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga guna membantu mengatasi pasokan bahan bakar yang ketat hingga memicu kelangkaan pasokan energi. Badan perencanaan ekonomi utama China juga sedang mempertimbangkan untuk membatasi harga batu bara. Menurut mereka, penambang dapat menjual batubara termal dengan tertentu untuk mengurangi tekanan pada produsen listrik. China juga mendesak para penambang untuk mengirimkan sekitar 100 juta ton bahan bakar tambahan pada akhir tahun untuk membantu memenuhi permintaan musim dingin. Saat ini perusahaan tambang batu bara dalam negeri ikut terdampak akibat kebijakan pemerintah China yang mengintervensi penurunan harga batubara. Dalam satu pekan terakhir harga batubara telah turun sebesar -36.92%, penurunan tersebut seiring dengan kenaikan yang cukup signifikan sejak September 2020 dimana kenaikan tercatat sebesar +460%. Kami melihat langkah pemerintah China dinilai akan berdampak pada menurunya minat pengusaha untuk berinvestasi di sector batu bara.
https://pasardana.id/news/2021/11/4/analis-market-04112021-ihsg-memiliki-peluang-bergerak-menguat-terbatas/