Beritamu.co.id – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendorong hasil kerajinan di desa-desa dapat menembus pasar luar negeri.
Salah satu upaya itu melalui program Desa Devisa.
Direktur Eksekutif LPEI, James Rompas mengatakan, program Desa Devisa yang dimiliki LPEI ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan potensi suatu kawasan yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik.
“Sehingga menghasilkan devisa dari kegiatan usaha yang dilaksanakan secara berkesinambungan,” jelas kata dia kepada media, Rabu (03/11/2201).
Ia menambahkan, program Desa Devisa dimulai sejak tahun 2019 dengan Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali menjadi Desa Devisa pertama yang memiliki komoditas unggulan berupa biji kakao difermentasi.
Selanjutnya, Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke Eropa.
Hingga November tahun 2021, LPEI sudah meresmikan tiga desa devisa yaitu Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Kopi Subang dan Tenun Gresik.
Ia berharap, program Desa Devisa produk lokal Indonesia dapat mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.
“LPEI terus akan bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa,” kata dia.
Adapun Desa Devisa terbaru, yakni Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Wedani, Gresik menjadi desa ke-24 yang mengikuti Program Desa Devisa LPEI, sehingga total penerima manfaat dari program ini telah mencapai 2.774 orang petani penenun dan ditargetkan akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, di Desa Wedani ini terdapat 1.500 orang penenun perempuan memproduksi sarung tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) yang tergabung dalam kelompok penenun Koperasi Wedani Giri Nata (WGN).
Sarung tenun ATBM Desa Wedani merupakan komoditi unggulan dari Desa Devisa Tenun Gresik yang mencerminkan kearifan lokal dengan memiliki unsur kebudayaan setempat.
“Saat ini, kapasitas produksi sarung tenun dari Desa Wedani mencapai 146.400 lembar sarung per bulannya. Dengan adanya Program Desa Devisa ini, ditargetkan di Semester I tahun 2022, Koperasi WGN sudah dapat melakukan ekspor perdana dan produk yang dihasilkan pun sudah mematuhi standar internasional,” pungkas dia.
https://pasardana.id/news/2021/11/3/dorong-ekspor-kerajinan-indonesia-eximbank-kembangkan-desa-devisa/