Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, terkoreksi seiring pelaku pasar yang menanti kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Fed.
Rupiah pagi ini melemah 31 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.199 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.168 per dolar AS.
“Minggu ini fokus rupiah relatif mengarah ke USD karena menunggu keputusan The Fed apakah akan melakukan perubahan kebijakan moneter atau tidak,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Nikolas, keputusan apapun yang akan dikeluarkan oleh The Fed akan diwaspadai oleh pelaku pasar karena bisa memengaruhi kinerja rupiah pada pekan ini.
“Selain The Fed, minggu ini diramaikan juga dengan data Non Farm Payroll (NFP), proyeksinya cukup bagus untuk USD. Dengan kedua isu besar tersebut, bisa membuat kinerja rupiah sedikit banyak akan wait and see,” ujar Nikolas.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (31/10) kemarin mencapai 523 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 17 kasus sehingga totalnya mencapai 143.405 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 497 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,09 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 12.318 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 119,66 juta orang dan vaksin dosis kedua 73,7 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Nikola mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp14.070 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS.
Pada Jumat (29/10) lalu, rupiah ditutup menguat 4 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.168 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.172 per dolar AS.