Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar keuangan Indonesia melemah pada perdagangan pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak mengalami koreksi.
Sepanjang pekan lalu, IHSG melemah 0,79% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, IHSG merosot ke bawah 6.600.
Namun tidak perlu berkecil hati. Sebab, hampir seluruh indeks saham utama Asia juga melemah pada minggu lalu. Hanya Weighted Index (Taiwan) dan Nikkei 225 (Jepang) yang mampu menguat, itu pun relatif terbatas.
Berikut perkembangan indeks saham utama Benua Kuning pada sepanjang minggu lalu:
Arus modal asing yang masih mengalir ke bursa saham Tanah Air menahan IHSG tidak melorot lebih dalam. Minggu lalu investor asing membukukan beli bersih Rp 3,19 trilun.
Akan tetapi, arus modal keluar terjadi di pasar obligasi pemerintah. Per 28 Oktober 2021, kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh investor asing adalah Rp 950,71 triliun. Turun Rp 8,45 triliun dibandingkan posisi sepekan sebelumnya.
Jadi secara neto, investor asing melakukan jual bersih terhadap aset keuangan di pasar Ibu Pertiwi. Plus pada akhir bulan biasanya kebutuhan valas korporasi meningkat karena ada kewajiban pembayaran utang jatuh tempo, kupon obligasi, impor, dan sebagainya.
Minimnya sokongan devisa ini membuat rupiah lesu. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah melemah 0,32% di perdagangan pasar spot sepanjang pekan kemarin.
Halaman Selanjutnya –> Nasib Wall Street di Tangan Powell dan Kolega
Demikian berita mengenai Kebangkitan Indonesia di Depan Mata!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211101011633-17-287901/kebangkitan-indonesia-di-depan-mata