Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara ibarat roller coaster di bulan Oktober. Di awal bulan batu bara terus menanjak hingga memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi setelahnya berbalik nyungsep hingga puluhan persen, dan berada di level terendah nyaris 3 bulan terakhir.
Pergerakan batu bara di bulan ini mirip dengan bitcoin Cs yang volatilitasnya sangat tinggi, naik tajam kemudian berbalik jeblok hingga dua digit persentase.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan di Ice Newcastle Australia untuk kontrak dua bulan ke depan anjlok 10,12% ke US$ 154,9/ton pada perdagangan Jumat (29/10) kemarin, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 5 Agustus lalu.
Sepanjang pekan ini, batu bara tercatat merosot nyaris 19%. Sementara jika dilihat dari rekor tertinggi sepanjang masa US$ 280/ton yang dicapai pada 5 Oktober lalu, maka harga batu bara sudah ambrol lebih dari 44%.
China yang terus berupaya mengintervensi pasar batu bara membuat harga acuannya semakin merosot.
Batu bara adalah komoditas strategis bagi China, karena sekitar 60% pembangkit listrik di sana menggunakan tenaga batu bara. Tingginya harga batu bara membuat perusahaan listrik kelimpungan karena di sisi lain permintaan juga sangat tinggi.
Pemerintah China sudah memberikan persetujuan bagi 153 penambang untuk meningkatkan produksi. Penambahan produksi diharapkan mampu menurunkan harga, dan dampaknya sudah terlihat belakangan ini.
Terbaru, China dikabarkan akan melakukan intervensi langsung dengan menetapkan target harga batu bara. Reuters melaporkan rencana tersebut diungkapkan pada pertemuan antara Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional (NDRC) dengan para penambang batu bara, distributor, juga perusahaan pembangkit listrik pada Selasa dan Rabu pekan ini.
Sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan pemerintah China ingin membatasi harga batu bara di 1.200 yuan per ton (US$ 187,56/ton), jauh di bawah kisaran saat ini 1.450 sampai 1.900 yuan per ton. Bahkan ke depannya akan diturunkan lagi.
Analis mengatakan harga di 1.200 yuan per ton masih di atas titik impas pembangkit listrik yang berada di kisaran 600 hingga 1.000 yuan per ton, tergantung wilayahnya. Oleh karena itu, NDRC diperkirakan masih akan terus menekan turun harga batu bara.
“Harga batu bara di 1.200 yuan per ton menjadi target pertama NDRC, sebelum terus diturunkan, mungkin sekitar 300 hingga 400 yuan lagi,” kata trader tersebut yang menolak disebutkan identitasnya, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (28/10).
Akibat intervensi langsung China tersebut, harga batu bara acuan di Ice Newcastle ikut terus merosot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Ini Batu Bara Apa Bitcoin? Ambrol kok Sampai 40% Lebih!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211030104251-17-287701/ini-batu-bara-apa-bitcoin-ambrol-kok-sampai-40-lebih