Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan sudah mulai menunjukkan tren positif. Terjadi pertumbuhan kredit sebesar 2,21% year on year (YoY) atau 3,12% year to date (ytd) hingga akhir September 2021.
Peningkatan yang paling signifikan terjadi pada kredit di sektor manufaktur, di mana hingga akhir periode tersebut terjadi peningkatan senilai Rp 16,4 triliun di sektor tersebut.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari perbankan juga mengalami kenaikan dengan pertumbuhan hingga 7,69% YoY.
Profil risiko perbankan dinilai masih relatif terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross sebesar 3,22% dan NPL net 1,04%.
Likuiditas perbankan juga dinilai masih memadai dengan rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK per September 2021 terpantau masing-masing pada level 152,8% dan 33,53%, di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Dalam keterangan resmi, dikutip Jumat ini (29/10), OJK menyebut perbaikan ini sejalan dengan mulai terkendalinya pandemi Covid 19 dan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK juga mencatat bahwa aktivitas perekonomian global juga mulai pulih sejalan dengan penyebaran Covid-19 varian delta mulai mereda dan peningkatan vaksinasi khususnya di negara emerging markets yang mengalami akselerasi.
Namun demikian perlu dicermati perkembangan global, terutama tren peningkatan inflasi akibat terganggunya global supply chain, dampak pengetatan regulasi di Tiongkok, serta proses normalisasi kebijakan moneter global yang diekspektasikan akan dimulai dalam waktu dekat.
Sementara itu, di dalam negeri indikator ekonomi terus menunjukkan perbaikan sejalan dengan penurunan kasus harian, pencapaian positivity rate terendah sepanjang pandemi, dan pulihnya mobilitas masyarakat.
Kinerja eksternal juga tumbuh solid seiring peningkatan harga komoditas, ditunjukkan oleh surplus neraca perdagangan yang persisten, current account deficit yang rendah, serta peningkatan cadangan devisa
Menurut OJK, hal ini dapat memberikan buffer yang memadai menghadapi naiknya volatilitas di pasar keuangan apabila The Fed melakukan tapering akhir tahun ini.
OJK juga secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional serta terus memperkuat sinergi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.
Kredit Tahun Ini
Dalam pertemuan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di mana OJK menjadi salah satu anggotanya, bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memberikan outlook kredit tahun ini.
OJK memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 4-5%, ditopang oleh cukup tingginya penyaluran kredit di sisi modal kerja dan konsumsi.
“Kami perkirakan pertumbuhan kredit tahun ini 4-5%. Kredit ini tersebar pada kredit modal kerja tumbuh 2,85% yoy, investasi 0,37% yoy dan konsumsi 2,95% yoy,” ungkap Wimboh, dalam konferensi pers KSSK, Rabu (27/10/2021)
Tercatat hingga September 2021, pertumbuhan kredit sudah di jalur positif dengan realisasi 2,21% yoy dan 3,12% year to date (ytd).
Wimboh menyampaikan, membaiknya pertumbuhan kredit seiring dengan pemulihan ekonomi pasca penurunan kasus covid-19 dibandingkan dua bulan sebelumnya. Diketahui penurunan kasus mencapai 95%.
“Jadi ini tidak lepas dari peningkatan mobilitas masyarakat karena penurunan kasus Covid,” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Demikian berita mengenai Bos OJK Sebut Kredit Bank Positif, Kredit Manufaktur Dominan!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211028123528-17-287210/bos-ojk-sebut-kredit-bank-positif-kredit-manufaktur-dominan