Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia diprediksi bakal terus bertahan di level US$ 1.800/troy ons seiring dengan tiga sentimen yang akan menjadi pendorong kenaikan harganya.
Pada Kamis kemarin (28/10/2021) pukul 07:52 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.794,57/troy ons, turun 0,12% dibandingkan dengan posisi di sehari sebelumnya.
Namun pada perdagangan Kamis malam, pukul 22.34 WIB, Kitco mencatat harga emas naik 7% menjadi US$ 1.804/troy ons.
Analis sekaligus Pimpinan Cabang PT Rifan Financindo Berjangka, Lisa Usfie mengatakan ada tiga sentimen yang bakal menjadi katalis positif harga emas dunia.
“Deepavali, Tappering Off dan Window Dressing adalah tiga momen yang paling ditunggu para investor locogold [loco london, perdagangan berjangka emas] di penghujung tahun ini. Pasalnya, harga emas diprediksi bakal melonjak tajam pada tiga momen tersebut,” katanya dalam keterangannya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (29/10).
Dia menjelaskan, Deepavali, atau dalam agama Hindu berarti “Festival Cahaya”, jatuh pada 4 November mendatang dan diramalkan akan mengerek harga emas menuju ke level US$ 1.800/toz.
Hal ini mengingat permintaan emas yang tetap tinggi menjelang Hari Raya Cahaya meski dalam situasi pandemi.
Kemudian isu tappering off atau pengurangan stimulus bank sentral AS (the Fed) yang sebelumnya digadang-gadang terjadi pada September lalu namun diundur dengan melihat progress maksimum lapangan kerja dan data inflasi Amerika sampai pertengahan tahun depan, memang sempat membuat emas ambrol sampai ke level US$ 1.721/toz.
Tapi tekanan turun kembali terjadi menjelang rapat dewan gubernur The Fed, yakni FOMC meeting, pada 2-3 November mendatang.
Pada 25 Oktober, harga emas sebelumnya diprediksi US$ 1.813/troy ons tetapi tidak ditembus dan diprediksikan terkoreksi sampai ke level support (batas tahanan bawah) di kisaran US$ 1.700-1.740/troy ons untuk melesat kembali rebound sampai akhir November 2021 ke level US$ 1.830-1.860/troy ons.
“Aroma kenaikan harga emas telah dimulai sejak minggu kedua Oktober tahun ini. Dari level harga US$ 1.700/troy ons, kini emas terus menyundul ke level US$ 1.800/troy ons,” katanya.
Dia menjelaskan, pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi terhadap enam mata uang lain hingga 0,3% lebih dalam beberapa minggu terakhir menjadi salah satu penyebab pula.
Hingga akhir tahun, harga emas diperkirakan akan menutup di atas level US$ 1.810/troy ons.
Namun yang jelas, katanya, di setiap menjelang akhir tahun emas berjangka hampir dipastikan memiliki peluang keuntungan yang tinggi.
Tahapannya dimulai dari menjelang perayaan Diwali, para investor bisa mengambil posisi buy karena harga emas biasanya akan menguat.
Kemudian setelah Diwali, menuju window dressing emas akan terdorong turun dengan menghijaunya harga saham di pasar keuangan, maka para investor disarankan untuk tetap mengambil posisi buy dan menahan posisi hingga pergantian akhir tahun, emas akan kembali mengudara seiring adanya January Effect di awal tahun dan perayaan Imlek.
Secara umum, window dressing adalah strategi yang digunakan oleh manajer investasi untuk mempercantik portofolio sebelum dipresentasikan kepada klien atau pemegang saham.
Di sisi lain, secara teknikal Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan level support harga emas ada di kisaran US$ 1.783-1.764/troy ons. Sementara level resistance (tahanan atas) ada di US$ 1.802-1.814/troy ons.
Akan tetapi, Wang menilai harga emas akan bergerak netral di rentang US$ 1.783-1.795/troy ons. Ketika berhasil lepas dari fase konsolidasi ini baru bisa terlihat ke mana harga akan bergerak.
“Penembusan ke atas US$ 1.795/troy ons akan membawa harga emas naik ke kisaran US$ 1.802-1.813/troy ons,”sebut Wang dalam risetnya.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Demikian berita mengenai ‘Berkah’ buat Emas, 3 Momen Besar Ini Bakal Kerek Harganya!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211028222913-17-287404/berkah-buat-emas-3-momen-besar-ini-bakal-kerek-harganya