Home Bisnis Ketiban Untung Harga CPO, 10 Saham Emiten Sawit Ini Melesat!

Ketiban Untung Harga CPO, 10 Saham Emiten Sawit Ini Melesat!

22
0
Sukses Rebound! Harga CPO Merah Tipis Saja Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Tren kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turut mendorong kinerja saham-saham emiten produsen sawit akhir-akhir ini.

Kendati, pada perdagangan Rabu kemarin (27/10) saham-saham CPO cenderung terkoreksi lantaran masih terimbas aksi ambil untung para investor.

Berikut ini daftar 10 saham-saham sawit dengan kenaikan tertinggi dalam sebulan terakhir, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Rabu (27/10).

Kinerja 10 Saham Emiten Sawit dalam Sebulan

Emiten

Kode Ticker

% 1 Hari

% 1 Bulan

Jaya Agra Wattie

JAWA

-2.79

32.82

Sawit Sumbermas Sarana

SSMS

-3.03

30.23

Sampoerna Agro

SGRO

-5.02

22.04

Eagle High Plantations

BWPT

-4.08

18.99

PP London Sumatra Indonesia

LSIP

-1.75

16.67

Astra Agro Lestari

AALI

-1.22

8.60

Dharma Satya Nusantara

DSNG

-2.52

8.41

Salim Ivomas Pratam

SIMP

-1.64

6.67

Provident Agro

PALM

-0.40

4.64

SMART

SMAR

2.06

3.97

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Data per 27 Oktober 2021

Menurut data di atas, saham JAWA menjadi yang paling melesat dalam sebulan, yakni 32,82% ke Rp 174/saham. Namun, saham JAWA, seperti mayoritas saham sawit utama lainnya, terkoreksi pada perdagangan kemarin, yakni hingga 2,79%. JAWA sebetulnya juga punya eksposur banyak di perkebunan karet selain sawit.

Kedua, ada saham SSMS yang melejit 30,23% dalam sebulan ke posisi Rp 1.120/saham, tetap ambles 3,03% pada perdagangan Rabu.

Di bawah saham SSMS ada saham Grup Sampoerna SGRO yang terdongkrak 22,04% dalam sebulan. Kemarin, saham SGRO terjungkal 5,02%.

Pada Rabu kemarin, SGRO melaporkan kinerja keuangan kuartal III 2021 yang terbilang ciamik di tengah lonjakan harga CPO sepanjang tahun ini.

SGRO mencatatkan laba bersih Rp 509,67 miliar sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, atau per September 2021 (Q3-2021).

Angka mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 2.768% atau nyaris 3.000% secara tahunan dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17,77 miliar.

Pendapatan perusahaan pada akhir September 2021 lalu senilai Rp 3,91 triliun, tumbuh 73,01% year on year (YoY) dari akhir September tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,26 triliun.

Selain SGRO, emiten Grup Astra AALI juga sudah melaporkan kinerja per September 2021 pada Rabu petang (27/10).

Menurut laporan keuangan perusahaan, laba bersih AALI tercatat melonjak 152,20% secara tahunan menjadi Rp 1,47 triliun per 30 September 2021.

Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan penjualan bersih sebesar 35,21% dari Rp 13,32 triliun pada kuartal III 2020 menjadi Rp 18,01 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Baca Juga :  Meski Asing Borong Rp 1 T, IHSG Gagal Finish di Atas 6.500

Saham AALI sendiri naik 8,60% dalam sebulan terakhir dan minus 1,22% pada perdagangan kemarin ke harga Rp 10.100/saham.

Pada Rabu (27/10), harga kontrak berjangka CPO kontrak pengiriman Januari 2022 di Bursa Malaysia tercatat di MYR 4.966/ton, turun tipis 0,92% dibandingkan hari sebelumnya.

Penurunan harga CPO berbarengan dengan turunnya harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT).

Pedagang kelapa sawit David Ng mengatakan harga minyak kedelai yang lebih rendah secara umum menyebabkan pelemahan harga CPO.

“Kami melihat level support di MYR 4.850 per ton dan titik resistance di MYR 5.100 per ton,” katanya kepada Bernama, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (28/10).

Memang, aura ambil untung kuat menyelimuti harga CPO. Maklum, harga komoditas ini melesat 13,02% dalam sebulan terakhir. Sementara, sepanjang tahun ini (year-to-date), harga sawit melejit 37,94%.

Oleh karena itu, tentu akan tiba masanya investor ingin merealisasikan keuntungan. Saat ini terjadi, kontrak CPO akan terpapar tekanan jual sehingga harganya turun.

Oleh karena itu, tentu akan tiba masanya investor ingin merealisasikan keuntungan. Saat ini terjadi, kontrak CPO akan terpapar tekanan jual sehingga harganya turun.

Selain itu, koreksi harga minyak bumi juga ikut membebani harga CPO. Kemarin, harga minyak jenis brent dan light sweet (WTI) ambles masing-masing 2,11% dan 2,35%.

Saat harga minyak bumi turun, insentif untuk beralih ke CPO (yang bisa digunakan sebagai bahan baku biofuel) menjadi berkurang. CPO menjadi kurang ‘seksi’.

Sementara, Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO akan menjadi tren koreksi. Dia menilai harga CPO akan menguji target support MYR 4.816/ton.

Sementara titik resistance diperkirakan di MYR 5.048/ton. Jika tertembus, maka harga CPO bisa melanjutkan kenaikan menuju MYR 5.187-5.274/ton.

Akan tetapi, demikian Wang, rasanya adalah tren bearish yang akan menaungi harga CPO. Pola doji yang terbentuk kemarin di kisaran MYR 5.024/ton mengindikasikan dorongan bullish kurang kuat. Penurunan harga menuju MYR 4.878/ton lebih mungkin terjadi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(adf/adf)

Demikian berita mengenai Ketiban Untung Harga CPO, 10 Saham Emiten Sawit Ini Melesat!, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211028075200-17-287112/ketiban-untung-harga-cpo-10-saham-emiten-sawit-ini-melesat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here