BeritaMu.co.id–Demam Berdarah (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok bagi semua usia. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, dari orang dewasa hingga anak-anak. Meskipun demikian, keduanya seringkali menunjukkan gejala yang berbeda. Gejala DBD pada bayi dan anak harus dicermati lebih jauh.
Apa Penyebab Demam Berdarah?
Seperti yang kita tahu, demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Berbeda dari nyamuk kebanyakan, nyamuk yang satu ini aktif bukan pada malam hari, melainkan pada pagi dan siang hari. Nyamuk ini bisa berkembang biak di beberapa tempat seperti genangan air.
Orang dewasa yang mengerti pola aktivitas nyamuk tersebut bisa mengantisipasi keberadaannya dengan beberapa cara, misalnya memakai pakaian lengan panjang, menghindari tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk, memakai lotion anti nyamuk.
Bayi dan anak-anak belum memiliki kesadaran tersebut, mereka masih harus bergantung kepada tindakan pencegahan orang dewasa. Oleh karena itu, mereka lebih rentan terhadap gigitan nyamuk tersebut.
Ditambah lagi, gejala dbd pada bayi dan anak-anak tidak selalu tampak di permukaan. Biasanya, penderitanya hanya merasakan demam di masa awal terpapar penyakit ini. Demam berlangsung 3 hari sampai 2 minggu, kemudian mereda.
Meredanya demam ini tidak berarti penyakit menghilang dari tubuh. Justru sebaliknya, inilah masa transisi penyakit mengganas.
Gejala Demam Berdarah Pada Anak
Ada beberapa tanda seorang anak menderita penyakit DBD. Tanda-tanda ini dapat menjadi sinyal untuk penanganan sedini mungkin agar penyakit lebih mudah untuk ditangani. Berikut ini adalah gejala seorang anak menderita DBD:
1. Demam tinggi
DBD ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai 40oC atau lebih. Demam ini berlangsung hingga beberapa hari. Setelah itu, biasanya demam mereda. Di titik ini, banyak yang menganggap bahwa si kecil sudah sembuh dari demam. Padahal, setelah itu, biasanya demam akan kambuh dan semakin parah.
Oleh sebab itu, perhatikanlah baik-baik pola kambuhan demam yang dialami. Jika ada tanda-tanda DBD, segera periksakan anak ke dokter agar mendapat penanganan sedini mungkin.
2. Badan lemas dan lesu
DBD biasanya membuat penderitanya kehilangan nafsu makan. Efeknya, si penderita bisa tiba-tiba lemas dan kesulitan beraktivitas sehari-hari. Umumnya, orang salah mengartikan gejala ini sebagai kelelahan biasa. Segera waspadai apabila si kecil kehilangan nafsu makan dan mendadak lesu.
3. Munculnya bintik-bintik merah pada tubuh
Tanda yang dapat terlihat jelas jika seseorang menderita penyakit ini adalah kemunculan bintik-bintik merah di sekujur tubuh. Bintik merah ini muncul karena virus DBD menyerang pembuluh darah. Bintik-bintik merah ini tidak disertai gatal atau sakit.
4. Kepala terasa sakit
DBD juga dicirikan dengan rasa sakit kepala yang hebat. Jika anak mengeluhkan sakit kepala yang disertai tanda-tanda lain seperti yang sudah disebutkan, segeralah periksakan ke dokter agar mendapat penanganan secepatnya.
5. Nyeri pada sendi dan tulang
Anak yang sedang mengalami infeksi virus demam berdarah biasanya akan mengeluhkan nyeri pada sekujur tubuhnya. Rasa sakit pada sendi dan tulang merupakan gejala dbd yang perlu diwaspadai. Tanda yang satu ini terjadi setelah anak mengalami demam tinggi.
6. Mimisan
Ini merupakan tanda bahwa DBD sudah semakin parah di dalam tubuh anak. Jika terlihat darah kental berwarna merah pekat atau bahkan kehitaman keluar dari hidung anak, segeralah periksakan anak ke dokter supaya dokter bisa segera memberi penanganan secepatnya.
Obat Demam Berdarah Untuk Anak
Dokter akan melakukan beberapa tes, seperti tes darah, untuk mendiagnosis penyakit dalam tubuh anak. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa penanganan. Penanganan medis yang dilakukan sebenarnya bukan untuk membasmi virus dalam tubuh pasien, melainkan mengurangi tingkat keparahan sakit yang dialami dan meningkatkan kekebalan tubuh pasien.
Biasanya, dokter akan melakukan beberapa tindakan di bawah ini:
Memberi paracetamol untuk menurunkan demam pada anakMemberikan banyak cairan agar memastikan anak terhidrasi dengan baikMemastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang banyakMemastikan anak mendapat makanan-makanan sehat yang kaya akan nutrisi
Dokter biasanya menyarankan rawat inap sebagai solusi untuk memantau perkembangan kondisi pasien. Selain itu, dengan rawat inap, dokter juga dapat melakukan tindakan cepat apabila pasien membutuhkan beberapa hal seperti cairan infus apabila anak kekurangan cairan, atau transfusi darah apabila anak kehilangan banyak darah selama sakit.
Pencegahan Demam Berdarah
Berhubung anak-anak biasanya belum memiliki kesadaran untuk menjauhi nyamuk Aedes Aegypty, orang dewasa dapat membantunya dengan memantau kegiatan anak dan kebersihan tempat mereka biasa bermain.
Di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko anak terkena DBD:
1. Melakukan 3M
Kita sudah sering mendengar tips ini, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas. Kamu dapat melakukan langkah-langkah ini di rumah agar nyamuk demam berdarah tidak berkembang biak di area rumah.
2. Pakaian tertutup
Mintalah anak untuk memakai pakaian yang melindungi lengan dan kakinya saat mereka hendak main keluar rumah. Pakaian yang tertutup melindungi mereka dari gigitan nyamuk. Selain itu, kamu juga bisa memilihkan pakaian-pakaian yang berwarna terang. Hal ini dapat menjauhkan anak dari nyamuk karena nyamuk lebih menyukai warna-warna gelap.
3. Lotion anti nyamuk
Biasakan untuk memakaikan lotion anti nyamuk setelah mandi pagi atau saat hendak pergi siang atau sore hari. Lotion anti nyamuk dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk. Pilihlah lotion dengan wangi yang harum dan tidak lengket agar anak tetap merasa nyaman.
4. Kelambu tidur
Jika diperlukan, kamu bisa menggunakan kelambu untuk melindungi anak yang sedang tidur. Umumnya cara ini diterapkan kepada bayi. Saat tidur, khususnya tidur siang, merupakan waktu di mana anak rentan tergigit nyamuk DBD. Pilihlah kelambu anti gerah agar anak tetap bisa tertidur pulas
Cara-cara di atas dapat mencegah anak terpapar gigitan nyamuk demam berdarah. Selain mencegah, orang dewasa tetap harus memantau kondisi anak. Apabila anak menunjukkan gejala dbd, segeralah periksakan ke dokter untuk mendapat penanganan cepat.
Lakukan Konsultasi Virtual dengan Dokter Terverifikasi dari Rumah Sakit/Klinik Terpercaya! #DiRumahAja