Home Bisnis Ada Apa sih? Kok Bursa Singapura Joss Terus, Lainnya Drop

Ada Apa sih? Kok Bursa Singapura Joss Terus, Lainnya Drop

15
0
Bursa Asia Berakhir Cerah Hari Ini, STI Melemah Sendirian

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia kembali dibuka melemah pada perdagangan Kamis (28/10/2021), di tengah sikap investor yang menunggu kebijakan moneter terbaru dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) pada hari ini.

Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,82%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,24%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,7%, dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,09%.

Sementara untuk indeks Straits Times Singapura pada pagi hari ini kembali dibuka menguat dan berlawanan dengan pergerakan bursa Asia lainnya. Indeks bursa saham acuan Negeri Singa tersebut dibuka menguat 0,11% pada pagi hari ini.

Dari Jepang, BoJ akan akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan terbaru pada hari ini. Ekonom dalam survei Reuters memperkirakan bank sentral Negeri Sakura tersebut akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah yakni -0,1%.

Selain itu, BoJ diprediksi akan mempertahankan target inflasi di bawah 2% dalam 2 tahun ke depan, sehingga diprediksi akan menjadi bank sentral yang paling lama mempertahankan suku bunga acuan rendah.

Kenaikan harga komoditas telah mendorong inflasi Negeri Sakura tersebut ke level tertinggi dalam 13 tahun pada September. Namun, inflasi tersebut didorong oleh suplai (supply push) dan bukan permintaan yang meningkat (demand pull).

Sementara itu dari data ekonomi Jepang, penjualan ritel pada periode September 2021 tercatat turun menjadi -0,6%, berdasarkan data dari pemerintahan setempat.

Penurunan kembali penjualan ritel Jepang pada September 2021 terjadi karena konsumen masih membatasi pengeluarannya di tengah masih khawatirnya masyarakat Jepang atas pandemi virus corona (Covid-19).

Hal ini pun memperkuat ekspektasi para pengamat bahwa negara ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut berpotensi kembali melambat pada kuartal ketiga tahun 2021.

Pasar saham Asia yang secara mayoritas kembali terkoreksi pada hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang secara mayoritas ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (27/10/2021) waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 0,74% ke level 35.490,69, S&P 500 tertekan 0,51% ke 4.551,68. Namun untuk indeks Nasdaq Composite cenderung flat di level 15.235,84.

Baca Juga :  Awal Pekan, Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI & Pasar Spot

Pemulihan ekonomi AS diprediksi akan melambat pada kuartal III-2021, karena pasokan barang belum terserap optimal, sementara harga komoditas energi masih menguat dan penyerapan tenaga kerja belum optimal.

Polling Dow Jones memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan sebesar 2,8%, ketika petang hari nanti diumumkan oleh Departemen Perdagangan AS. Meski masih terhitung menguat, catatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) itu akan menjadi yang terlemah di era pemulihan pandemi.

Bahkan, ada kemungkinan ekonomi tak bertumbuh sama sekali pada kuartal kemarin, mengingat platform GDPNow milik bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Atlanta menurunkan estimasinya menjadi 0,2%.

Menurut laporan riset Goldman Sachs, ada lusinan kapal yang masih terhambat masuk di pelabuhan California dengan muatan kargo senilai US$ 24 miliar. Hal ini terjadi karena keterbatasan jasa bongkar muat setelah 4,3 juta pekerja kehilangan pekerjaan pada Agustus lalu.

Di lain sisi, tekanan harga komoditas dalam jangka pendek berpeluang menurun setelah harga minyak mentah dunia anjlok 2% lebih menyusul rilis data bahwa inventori minyak mentah AS masih tinggi, meski stok bahan bakar minyak (BBM) menurun.

Inventori minyak mentah bertambah 4,3 juta barel pekan lalu, menurut data Departemen Energi AS. Angka itu jauh lebih besar dari ekspektasi pasar yang mengantisipasi angka 1,9 juta barel. Namun, stok bensin turun 2 juta barel.

Harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah jenis Brent berakhir melemah US$ 1,82, atau -2,1% menjadi US$ 84,58 per barel, setelah menyentuh level tertinggi dalam 7 tahun. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) surut US$ 1,99 per barel, atau -2,4%, ke level harga US$ 82,66.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Demikian berita mengenai Ada Apa sih? Kok Bursa Singapura Joss Terus, Lainnya Drop, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211028084000-17-287120/ada-apa-sih-kok-bursa-singapura-joss-terus-lainnya-drop

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here