Jakarta, CNBC Indonesia – Manajemen PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mendapatkan pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) berkaitan dengan informasi akan ada investor strategis yang ikut ambil bagian dalam aksi korporasi perusahaan yakni penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.
Sebelumnya manajemen BBHI dalam prospektusnya menyebutkan bahwa akan ada beberapa investor strategis yang siap masuk menyerap sebanyak 29,13% saham baru yang akan diterbitkan perusahaan.
Manajemen BEI pun bertanya soal kebenaran informasi tersebut dan mempertanyakan lebih detail mengenai profil investor strategis yang dimaksud.
“Dijelaskan lebih detail soal profil investor strategis yang dimaksud,” tanya manajemen BEI, dalam suratnya kepada manajemen BBHI, dikutip dari keterbukaan informasi di BEI, Rabu ini (27/10/2021).
Menjawab ini, manajemen BBHI diwakili oleh Direktur BBHI Ari Yanuanto Asah dan Sekretaris Perusahaan BBHI Kemal Suteja Sindi mengatakan informasi soal investor baru memang berasal dari prospektus awal.
“Sumber berita tersebut [ada investor strategis] berasal dari informasi yang telah disajikan kepada para pemegang saham dalam prospektus ringkas awal yang diumumkan pada 19 Oktober lalu,” tulis Ari dan Kemal.
Keduanya pun menjelaskan bahwa perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).
Dalam aksi ini, pemegang saham mayoritas yakni PT Mega Corpora hanya akan menyerap 30% dari seluruh saham baru yang akan diterbitkan perusahaan dalam rights issue.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi ketentuan refloat sehingga kepemilikan perusahaan tersebut tidak melebihi 80% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan.
Untuk diketahui saat ini kepemilikan Mega Corpora di Allo Bank mencapai 90%, sehingga haknya dalam penawaran umum terbatas (PUT) ini akan dialihkan kepada beberapa investor strategis yang akan ditetapkan setelah bookbuilding nanti.
Namun manajemen BBHI sayangnya belum mendapatkan informasi lengkap dari pihak Mega Corpora, perusahaan yang dikendalikan oleh pengusaha nasional Chairul Tanjung, yang juga pemilik PT Bank Mega Tbk (MEGA).
“Sampai dengan penjelasan ini disampaikan, perseroan belum memperoleh informasi lebih detil dari Mega Corpora mengenai profil investor strategis tersebut,” jelas Ari dan Kemal, dalam pernyataannya.
Menurut prospektus BBHI, Mega Corpora telah menyampaikan surat pernyataan bertanggal 19 Oktober 2021 untuk hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Sedangkan dari haknya ini akan alihkan kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
Jika seluruh saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD III setelah pelaksanaan sebagian HMETD dari Mega Corpora tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham perseroan lainnya atau pemegang bukti HMETD yang berhak, maka sisanya akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan.
“Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa saham dalam PMHMETD III ini, maka saham tersebut tidak akan dikeluarkan dari portepel,” tulis prospektus tersebut.
Foto: Investor rights issue Allo Bank Indonesia, prospektus 20 Oktober 2021
Investor rights issue Allo Bank Indonesia, prospektus 20 Oktober 2021
Terkait dengan struktur pemegang saham, ada dua skema, pertama, dengan asumsi bahwa seluruh pemegang saham dan investor strategis yang mendapatkan pengalihan HMETD dari Mega Corpora melaksanakan haknya untuk membeli saham baru, maka porsi saham Mega Corpora dari 90% menjadi 60,87% (setara 13.227.416.631 saham).
Sementara itu, Ali Gunawan (komisaris) kepemilikannya dari 0,04% tetap menjadi 0,04% dan publik dari 9,96% tetap menjadi 9,96%, serta investor strategi porsinya menjadi 29,13% (setara dengan 6.329.813.046 saham).
Kedua, dengan asumsi hanya Mega Corpora dan investor strategis yang mendapatkan pengalihan HMETD dari pemegang saham utama (Mega Corpora) yang melaksanakan HMETD, maka Mega Corpora porsinya menjadi 65,49% (setara 14.232.149.436 saham).
Adapun Ali Gunawan porsinya menjadi 0,02%, publik terdilusi jadi 5,36% dan investor strategis memegang 29,13%.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Demikian berita mengenai Siapa Investor Baru Allo Bank Milik CT? Ini Kata Manajemen, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211027173015-17-287027/siapa-investor-baru-allo-bank-milik-ct-ini-kata-manajemen