Jakarta, CNBC Indonesia – Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menargetkan pertumbuhan kredit di 2022 nanti sebesar 8%. Target ini lebih tinggi dibanding dengan target pertumbuhan kredit di tahun ini yang berada di kisaran 6%-7%.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan dengan adanya pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun lalu, perusahaan berupaya untuk menyesuaikan strategi pertumbuhannya dengan kondisinya yang ada, sehingga di tahun depan, perusahaan akan lebih menyasar pada segmen yang selama ini belum disentuh oleh perbankan.
“Bagi BRI sumber pertumbuhan ada dua, pertama nasabah eksisting yang kita ikuti dan bina, kita naikkan kelasnya dan akan jadi potensial loan demand tersendiri,” kata Sunarso dalam konferensi pers kinerja BRI kuartal III-2021, Rabu (27/10/2021).
“Kemudian kita melihat peluang di bawah sana masih banyak yang belum tersentuh produk perbankan. Kita ke bawah, ultra mikro yang infrastrukturnya sudah kita siapkan melalui holding, maka kita tidak omong kosong dan tidak ngecap karena infrastruktur sudah disiapkan termasuk corporate action untuk go smaller, untuk jangkau pasar di bawah mikro,” terangnya.
Upaya ini telah dilakukan dengan pembentukan holding ultra mikro dengan mengambilalih kepemilikan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menjadi anak usaha dan membentuk ekosistem ultra mikro. Ekosistem ini yang nantinya akan dimanfaatkan oleh BRI untuk menjangkau segmen yang lebih kecil.
Dia menjelaskan, untuk segmen ultra mikro, permintaan kredit yang dibutuhkan memiliki ciri yang berbeda dengan segmen lainnya.
“Faktanya, di pasar becek banyak loan shark [rentenir], pinjam pagi, sore balik. Kalau itu kita digitalkan, akan lebih murah, tidak mahal dan lebih cepat karena yang dibutuhkan pagi pinjam untuk belanja,” terang dia.
Untuk diketahui, hingga akhir kuartal ketiga 2021, BRI mencatat pertumbuhan penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74% YoY (year on year). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21%.
Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50% YoY atau mencapai Rp 848,60 triliun pada akhir September 2021.
Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65% pada akhir September 2020 menjadi 82,67% pada akhir September 2021.
Berdasarkan segmen, penyaluran kredit mikro tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp.177,83 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
Demikian berita mengenai Hantu Covid Gentayangan, Bos BRI Ungkap Strategi Kredit 2022, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211027120728-17-286911/hantu-covid-gentayangan-bos-bri-ungkap-strategi-kredit-2022