Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (22/10/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah Terbatas

ANALIS MARKET (22/10/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah Terbatas

60
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis, 21/10/2021 kemarin, IHSG ditutup melemah 23 poin atau 0,35% menjadi 6.632. Sektor energy, industrials, basic materials, infrastructures, consumer non cylicals, properties & real estate, transportation & logistic bergerak negatif dan mendominasi penurunan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih sebesar 531 miliar rupiah.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada 6.552 – 6.687,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (22/10/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.STIMULUS TIDAK SELALU MULUS

Ternyata meskipun Partai Demokrat memegang tahta kekuasaan, pada kenyataannya setiap kebijakan tidak semudah untuk dikatakan dan diputuskan. Kongres Partai Demokrat kemarin masih berselisih mengenai pajak dan pengeluaran dari rencana stimulus yang akan diberikan oleh Biden dalam agenda ekonominya. Pajak perusahaan masih menjadi sebuah tema yang tidak akan tergantikan sampai dengan hari ini, karena beberapa senator masih enggan untuk menyetujuinya. Masalahnya 2 Senator yang enggan untuk memberikan stimulus ini merupakan senator yang sulit karena mereka memberikan ketentuan yang harus dipenuhi apabila stimulus ingin diberikan. Apabila Demokrat membatalkan kenaikkan pajak perusahaan yang sebelumnya telah diusulkan dari sebelumnya 21% menjadi 26.5%, maka Biden telah melanggar janji yang sudah di berikan saat kampanye, dan tentu saja akan membuat pendapatan negara kian seret untuk menanggung rencana stimulus Biden. Demokrat masih akan melakukan stimulus lagi sebesar $540 miliar dari total $2 triliun yang harus mereka kumpulkan untuk mengeluarkan stimulus. Nancy Pelosi ketua DPR mengatakan bahwa dalam beberapa hari terlihat, kami telah mempersempit setiap kemungkinan yang ada, sehingga memberikan peluang agar stimulus tetap dikeluarkan. Demokrat membutuhkan dukungan hampir dari semua suara yang ada di Demokrat untuk bisa menghadapi Republik. Beberapa stimulus yang paling sederhana pun membutuhkan detail yang lebih dari sekedar rincian. Di sana harus ada penjelasan mengapa stimulus tersebut dibutuhkan. Biden terus mendorong agar agenda ekonominya tetap dilakukan. Pada hari Selasa kemarin, dirinya bertemu dengan Manchin dan Sinema, dan kemudian secara terpisah bertemu dengan anggota parlement progresif dan moderat. Pada hari Rabu, Biden menuju Scranton, untuk menyampaikan beberapa pidato kepada masyarakat kelas menengah. Biden mengatakan bahwa pemilihan yang usah, telah membuatnya berjanji untuk tetap menjalankan agenda perekonomiannya. Demokrat sendiri bukannya tidak berusaha pemirsa, mereka berusaha lho. Bahkan sampai menurunkan stimulus dari sebelumnya $3.5 triliun menjadi $2 triliun. Negosiasi akan terus dilakukan, khususnya dalam 10 hari kedepan. Kesempatan untuk di loloskan tetap ada, namun kesempatan untuk dibatalkan juga terbuka lebar. Oleh sebab itu, kami melihat stimulus yang diinginkan oleh Biden sendiri posisinya berada di 50-50 saat ini. Kenaikkan pajak yang masih maju dan mundur, membuat alternatif stimulus dipersiapkan. Namun alternatif stimulus yang akan diberikan ternyata belum semudah untuk dilakukan. Perjalanan masih akan sangat panjang, oleh sebab itu kami melihat bahwa stimulus akan bisa menjadi buah simalakama bagi Biden apabila stimulus tersebut tidak terpenuhi. Dan kami cukup khawatir apabila ternyata rencana stimulus Biden tidak dapat berjalan baik, maka hal ini akan mengganggu proyeksi pemulihan ekonomi yang diinginkan oleh Biden.

Baca Juga :  Beli Tanah Dirut Senilai Rp415 Miliar, CSAP Jajakan 1,2 Miliar Saham Baru

2.LUMAYANLAH YA GUYS!

Pertumbuhan kredit pada bulan September yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 2.21% YoY cukup memberikan gambaran terkait naiknya distribusi kredit pasca pandemic. Pertumbuhan tersebut menjadi capaian tertinggi dalam 12 bulan terakhir dimana penurunan distribusi kredit sebagai dampak dari pandemic lebih mendominasi dalam 1 tahun terakhir. Kenaikan kredit yang lebih tinggi tercatat pada kredit pemilikan rumah atau KPR, yang masuk dalam segmen kredit konsumsi. Adapun kenaikan penyaluran KPR mencapai 8,67% pada September 2021. Hal ini mencerminkan adanya dampak positif baik dari stimulus fiscal maupun moneter guna mendukung daya beli masyarakat pada sector property. Mengacu pada strategi dari Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada tahun 2021 diproyeksikan mencapai 4% hingga 6%, sedangkan pertumbuhan DPK mencapai 7% hingga 9%. Bank Indonesia berkomitmen akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan mendukung guna mendorong peningkatan kredit perbankan hingga akhir tahun 2021. Selain itu, Bank Indonesia juga akan tetap mengharapkan perbankan dapat terus melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama dalam mendorong distribusi kredit pada dunia usaha.


https://pasardana.id/news/2021/10/22/analis-market-22102021-ihsg-memiliki-peluang-bergerak-melemah-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here