Jakarta, BeritaMu.co.id – Harga saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), bank yang dikendalikan pengusaha nasional Chairul Tanjung lewat PT Mega Corpora, terus melesat seiring dengan sentimen aksi korporasi yang segera akan dilakukan.
Berdasarkan data BEI, harga saham BBHI pada perdagangan Selasa lalu (19/10) ditutup melesat 5,23% di Rp 4.830/saham dengan nilai transaksi Rp 37,19 miliar dan volume perdagangan 8 juta saham.
Pada perdagangan Rabu kemarin (20/10) pasar saham diliburkan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Muslim.
Adapun dalam sepekan terakhir perdagangan saham BBHI naik 15%, sebulan juga naik 38%, dan year to date meroket 2.135%. Dalam setahun terakhir saham BBHI melejit 4.151% dengan kapitalisasi pasar Rp 56,43 triliun.
Sentimen terbaru bagi Allo Bank ialah rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) III atau rights issue yang segera dilakukan.
Bahkan akan ada beberapa investor strategis yang siap masuk menyerap sebanyak 29,13% saham baru yang akan diterbitkan perusahaan.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank sudah menetapkan harga pelaksanaan rights issue.
Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).
Besaran jumlah saham ini masih sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Jumat pekan lalu (15/10) di mana pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 11 miliar saham baru.
Berdasarkan surat pernyataan tanggal 19 Oktober 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Sementara itu, sisa saham Mega Corpora akan alihkan kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
Hanya saja belum diungkapkan secara detail siapa calon investor strategis yang akan masuk menjadi pemegang saham bank eks Bank Harda ini.
Foto: Investor rights issue Allo Bank Indonesia, prospektus 20 Oktober 2021
Investor rights issue Allo Bank Indonesia, prospektus 20 Oktober 2021
Manajemen BBHI menyatakan, jika seluruh saham baru yang ditawarkan dalam PMHMETD III setelah pelaksanaan sebagian HMETD dari Mega Corpora tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham perseroan lainnya atau pemegang bukti HMETD yang berhak, maka sisanya akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan.
“Apabila setelah alokasi pemesanan saham tambahan, masih terdapat sisa saham dalam PMHMETD III ini, maka saham tersebut tidak akan dikeluarkan dari portepel,” tulis manajemen BBHI.
Terkait dengan struktur pemegang saham, ada dua skema, pertama, dengan asumsi bahwa seluruh pemegang saham dan investor strategis yang mendapatkan pengalihan HMETD dari Mega Corpora melaksanakan haknya untuk membeli saham baru, maka porsi saham Mega Corpora dari 90% menjadi 60,87% (setara 13.227.416.631 saham).
Sementara itu, Ali Gunawan (komisaris) kepemilikannya dari 0,04% tetap menjadi 0,04% dan publik dari 9,96% tetap menjadi 9,96%, serta investor strategi porsinya menjadi 29,13% (setara dengan 6.329.813.046 saham).
Kedua, dengan asumsi hanya Mega Corpora dan investor strategis yang mendapatkan pengalihan HMETD dari pemegang saham utama (Mega Corpora) yang melaksanakan HMETD, maka Mega Corpora porsinya menjadi 65,49% (setara 14.232.149.436 saham).
Adapun Ali Gunawan porsinya menjadi 0,02%, publik terdilusi jadi 5,36% dan investor strategis memegang 29,13%.
Manajemen menyebutkan, dana yang diperoleh dari rights issue ke-3 ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan menjadi KBMI (kelompok bank modal inti) yang termasuk dalam kelompok KBMI 2 sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021.
KBMI 2 adalah kategori bank dari OJK untuk bank dengan modal intinya lebih dari Rp 6 triliun sampai dengan Rp 14 triliun.
“Selanjutnya dana akan digunakan untuk pengembangan usaha termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital,” tulis manajemen BBHI.
“Sesuai dengan POJK No.30/2015, total biaya yang dikeluarkan perseroan sehubungan dengan PMHMETD III diperkirakan berjumlah sekitar 0,07% dari total dana yang diperoleh dari PMHMETD III.”
Manajemen juga mengungkapkan jadwal sementara rights issue ini. Tanggal efektif pernyataan dari OJK yakni 6 Desember, tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (Cum-Rights) di pasar reguler 14 Desember dan pasar tunai 16 Desember.
Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (Ex-Rights) di pasar reguler 15 Desember dan pasar tunai 17 Desember, sementara tanggal pencatatan (Recording Date) untuk memperoleh HMETD yakni 16 Desember dan tanggal pendistribusian HMETD 17 Desember, serta tanggal pencatatan efek di BEI 20 Desember mendatang.
Saat ini, Allo Bank sudah mendapatkan izin layanan perbankan digital dari OJK. Produk yang dimaksud adalah layanan bank digital sekaligus aplikasi digital onboarding milik perusahaan.
[]
(…)
Demikian berita mengenai Rights Issue Rp 4,8 T, Siap-siap Ada Investor Baru Allo Bank!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211020230212-17-285319/rights-issue-rp-48-t-siap-siap-ada-investor-baru-allo-bank