Jakarta, BeritaMu.co.id – Saham-saham emiten nikel kompak menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (21/10/2021), di tengah sentimen positif soal tren kenaikan komoditas nikel dan prediksi dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal dampak nikel ke ekonomi daerah.
Berikut kenaikan saham nikel, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.24 WIB.
Vale Indonesia (INCO), saham +1,98%, ke Rp 5.150/saham
Aneka Tambang (ANTM), +1,98%, ke Rp 2.580/saham
PAM Mineral (NICL), +1,32%, ke Rp 77/saham
Pelat Timah Nusantara (NIKL), +1,28%, ke Rp 1.190/saham
Harum Energy (HRUM), +1,20%, ke Rp 8.400/saham
Timah (TINS), +0,29%, ke Rp 1.730/saham
Menurut data di atas, saham INCO memimpin kenaikan dengan menguat 1,98% ke Rp 5.150/saham. Dalam sepekan saham ini naik 3,74%, sementara dalam sebulan melesat 7,67%.
Kedua, saham pelat merah ANTM terkerek 1,98% ke Rp 2.580/saham, melanjutkan kenaikan selama 4 hari terakhir. Dalam seminggu saham ini mencuat 10,26%, sementara dalam sebulan melesat 10,26%.
Ketiga, saham NICL naik 1,32% ke Rp 77/saham, dalam sepekan saham in naik 2,70%, sedangkan dalam sebulan ambles 14,61%.
Saham BUMN lainnya, TINS, juga terapresiasi 0,29% ke Rp 1.730/saham. Dalam sepekan saham TINS naik 4,53%, sedangkan dalam sebulan melesat 14,19%.
Pada Rabu (20/19), harga kontrak berjangka 3 bulan nikel di London Metal Exchange (LME) melesat 4,55% dibandingkan pada penutupan hari sebelumnya. Dalam sepekan nikel melejit 10,81%, sedangkan dalam sebulan melonjak 11,33%.
Krisis listrik yang terjadi berpotensi melemahkan permintaan bahan baku logam untuk diolah sehingga dikhawatirkan akan ada pengetatan pasokan di tengan persediaan yang sudah sangat rendah.
Persediaan nikel di gudang LME (London Metal Exchange) terus terjun ke level terendah sejak Desember 2019. Pada tanggal 15 Oktober 2021, persediaan nikel tercatat 146.022 ton, turun 38,47% year-on-year (yoy) dibanding 15 Oktober 2020.
Rata-rata persediaan nikel pada bulan Oktober 2021 tercatat 150.570 ton, turun 13,52% month-to-month (mom) dibanding rata-rata persediaan September 202.
Nikel SHFE diperkirakan bergerak antara 143.000-152.000 yuan/ton pekan ini, dan harga nikel LME antara $19.000-20.000/ton.
Sebelumnya, Jokowi angkat suara mengenai krisis energi yang menimpa sejumlah negara saat menghadiri peresmian pembukaan Apkasi Otonomi Expo Tahun 2021 yang digelar di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/10/2021).
Ia lantas menyinggung krisis yang menimpa Eropa dan China. Menurut Jokowi, hal itu tidak ada yang menduga.
Kendati demikian, eks Gubernur DKI Jakarta itu tidak menampik kalau Indonesia diuntungkan karena harga komoditas naik, termasuk nikel.
“Saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit [CPO, crude palm oil], yang memiliki batu bara seneng semuanya atau yang memiliki nikel atau yang memiliki tembaga semuanya seneng karena ekonomi di daerah penghasil komoditas itu pasti akan merangkak naik. Insya Allah akan merangkak naik,” ujar Jokowi.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(adf/adf)
Demikian berita mengenai Ramalan Jokowi & Kenaikkan Harga Nikel, Angkat Saham ANTM Dkk, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211021093855-17-285362/ramalan-jokowi-kenaikkan-harga-nikel-angkat-saham-antm-dkk