Jakarta, BeritaMu.co.id – Dengan musim dingin yang semakin dekat, krisis energi yang terjadi akibat kelangkaan gas alam ikut menyebabkan meroketnya harga gas yang terlihat konkret dalam tagihan gas, listrik yang ikut melonjak.
Tak hanya itu meningkatnya biaya energi juga dapat mendorong peningkatan harga pembelian barang sehari-hari lainnya, termasuk makanan jika kondisi ini tidak segera terselesaikan.
Alasan di balik krisis energi Eropa jauh sangat pelik dan rumit yang menggambarkan betapa kompleks dan saling terkaitnya pasar energi global.
Berikut adalah lima poin kunci untuk membantu menjelaskan beberapa masalah yang memicu krisis energi.
Permintaan Global Pulih Dengan Kuat
Pada tahun 2020, permintaan gas alam turun sebesar 1,9% akibat perubahan perilaku konsumsi energi selama periode pandemi. Selain itu turunnya permintaan juga didorong oleh cuaca musim dingin yang ringan di belahan bumi bagian utara yang dirasakan tahun lalu.
Dalam dokumen kajian Tinjauan Keamanan Gas Global, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan gas kemungkinan akan pulih sebesar 3,6% di tahun 2021. Jika dibiarkan, pada tahun 2024 konsumsi gas global bisa tumbuh 7% lebih tinggi dari tingkat pra-pandemi.
Walaupun pertumbuhan permintaan gas diperkirakan akan melambat, IEA mengatakan pemerintah mungkin perlu membuat undang-undang untuk memastikan pertumbuhan emisi terkait gas tidak menjadi masalah. “Kebijakan yang lebih ambisius diperlukan untuk beralih ke jalur net zero,” kata organisasi tersebut.
Eropa Bergantung Pada Impor Gas
Produksi gas Eropa menurun. Sejumlah cadangan gas Laut Utara mulai mengering, begitu pula sejumlah ladang gas di Belanda, seperti Groningen yang akan ditutup pada pertengahan 2022.
Hal ini membuat Eropa semakin bergantung pada impor gas, terutama dari Rusia dan Norwegia.
IEA telah meminta Rusia untuk mengirim lebih banyak gas ke Eropa demi membantu meringankan krisis, akibat kekhawatiran yang muncul bahwa fasilitas penyimpanan gas bawah tanah yang dikendalikan Rusia di Eropa diisi lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.
“Berdasarkan informasi yang tersedia, Rusia memenuhi kontrak jangka panjangnya dengan negara-negara Eropa – tetapi ekspornya ke Eropa turun dari level 2019. IEA percaya bahwa Rusia dapat berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ketersediaan gas ke Eropa dan memastikan pusat penyimpanan gas diisi ke tingkat yang memadai sebagai persiapan untuk musim dingin yang akan datang. Ini juga merupakan kesempatan bagi Rusia untuk mempertegas kredensialnya sebagai pemasok yang dapat diandalkan ke pasar Eropa,” kata IEA.
Harga Gas Tinggi dan Bisa Naik Lagi
Sejauh ini telah terjadi peningkatan 600% dalam harga gas Eropa pada tahun 2021.
Pada satu titik di awal Oktober ada lonjakan 37% harga gas grosir Inggris hanya dalam 24 jam. Lonjakan harga mendorong kelompok lobi yang mewakili bisnis baja, kimia dan pupuk meminta pemerintah Inggris untuk memberikan bantuan terhadap biaya yang kian melambung.
Harga gas grosir telah menyebabkan beberapa penyedia energi yang lebih kecil di pasar Inggris runtuh, dan telah menghentikan produksi di beberapa industri. Sekretaris Negara Inggris untuk Bisnis, Energi dan Strategi Industri, Kwasi Kwarteng, mengatakan: “Dampak yang dirasakan [masyarakat Inggris] terhadap [peningkatan] harga gas global yang bergejolak menggarisbawahi pentingnya rencana [Inggris] untuk membangun sektor energi terbarukan yang kuat dan tumbuh di dalam negeri untuk lebih mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.”
Demikian berita mengenai Winter Is Coming, Cek 5 Fakta Krisis Energi Eropa, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211018150132-17-284716/winter-is-coming-cek-5-fakta-krisis-energi-eropa