Jakarta, BeritaMu.co.id – Rupiah sedang garang dalam 2 hari terakhir, tidak tanggung-tanggung, tiga jenis dolar yang ramai beredar di dalam negeri di buat babak belur. Derasnya aliran modal ke dalam negeri menjadi pemicu perkasanya rupiah.
Melansir data dari Refinitiv, pada pukul 14:17 WIB, rupiah menguat 0,25% melawan dolar AS ke Rp 14.080/US$. Kemarin, the greenback juga dibuat jeblok hingga 0,7%. Pagi tadi, rupiah juga sempat menyentuh Rp 14.050/US$, level tersebut merupakan yang terkuat sejak 24 Februari.
Di waktu yang sama, rupiah mampu menguat 0,26% melawan dolar Singapura ke Rp 10.439,85/SG$. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak November 2020 bagi rupiah. Kemarin, Mata Uang Negeri Merlion ini dibuat merosot 0,44%.
Kemudian dolar Australia, melemah tipis 0,05% ke Rp 10.460,54/AU$, setelah kemarin melemah tipis 0,21%.
Pelemahan dolar Australia paling kecil sebab terbaru tingginya harga komoditas. Dolar Australia juga dianggap sebagai mata uang komoditas. Artinya kenaikan harga komoditas secara umum akan berdampak positif bagi dolar Australia.
Sentimen positif juga datang dari dibukanya kembali kota terbesar di Australia Sydney, setelah mengalami lockdown hampir selama 4 bulan.
Café, tempat olah raga, hingga restoran sudah dibuka kembali, dan menerima pelanggan dengan syarat sudah vaksinasi penuh. Pemerintah Australia kini bertujuan untuk hidup bersama virus corona.
“Saya melihat ini adalah hari kebebasan, ini adalah hari kebebasan,” kata perdana menteri Negara Bagian New South Wales, Dominic Perrottet kepada wartawan di ibu kotanya, Sydney, sebagaimana dilansir Reuters.
Sementara itu dari dalam negeri, sentimen pelaku pasar yang membaik sejak kemarin membuat aliran modal deras masuk ke dalam negeri. Rupiah pun menjadi perkasa. Di pasar saham, kemarin investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 1,44 triliun. Sementara pada perdagangan sesi I hari ini sebesar Rp 308 miliar.
Dari pasar obligasi, kemungkinan juga terjadi capital inflow di pasar sekunder. Hal ini terlihat dari penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang turun 7,1 basis poin hari in ke 6,223% dan sudah turun dalam 3 hari beruntun.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga naik yield akan turun. Saat harga turun berarti terjadi aksi beli.
Sementara itu di pasar primer, penawaran yang masuk dari lelang obligasi yang dilakukan pemerintah sebesar Rp 50,15 triliun. Dari nilai tersebut yang dimenangkan sebesar Rp 8 triliun sesuai dengan target indikatif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Dua Jempol! Rupiah Bikin 3 Dolar Babak Belur , ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211015143951-17-284229/dua-jempol-rupiah-bikin-3-dolar-babak-belur