Jakarta (BeritaMu.co.id) – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup menguat tajam pasca rilis data inflasi Amerika Serikat.
Rupiah ditutup menguat 100 poin atau 0,7 persen ke posisi Rp14.118 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.218 per dolar AS.
“Penguatan rupiah ini efek dari pelemahan tajam dolar AS sejak kemarin malam setelah rilis data CPI AS,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Data inflasi AS periode September 2021 mencapai 0,4 persen (mom) atau 5,4 persen (yoy), sedikit naik dibandingkan bulan sebelumnya 0,3 persen (mom) atau 5,4 persen (yoy).
“Dari data CPI AS terlihat menunjukan inflasi bulanan ada peningkatan, namun pelaku pasar terlihat mewaspadai bahwa dengan naiknya inflasi ini maka ada kemungkinan terjadi pelemahan daya beli konsumen dalam beberapa waktu ke depan sehingga membuat USD melemah cukup tajam,” ujar Nikolas.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Rabu (13/10) kemarin mencapai 1.233 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,23 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 48 kasus sehingga totalnya mencapai 142.811 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.259 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,07 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 20.551 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 102,69 juta orang dan vaksin dosis kedua 59,41 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka stagnan di posisi Rp14.195 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.098 per dolar AS hingga Rp14.195 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.155 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.221 per dolar AS.