Jakarta, BeritaMu.co.id – Pasar keuangan RI ditutup beragam pada awal pekan ini, Senin (11/10/2021) kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu mendaki level psikologis 6.500, sementara rupiah sukses menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,34% ke level 6.459,69. Padahal, IHSG sempat menyentuh level psikologisnya di 6.500 pada awal perdagangan sesi I kemarin. Namun, hal tersebut tak berlangsung lama dan hingga perdagangan hari ini berakhir, IHSG tak kunjung kembali ke zona hijau.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi Senin kemarin kembali turun menjadi Rp 16,2 triliun. Investor asing tercatat masih melakukan pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 554 miliar di pasar reguler.
Rilis data penjualan ritel yang menunjukkan perbaikan tak mampu mengangkat IHSG. Bank Indonesia (BI) melaporkan indeks penjualan riil (IPR) tumbuh 2,1% secara bulanan (month-on-month/mom) di bulan Agustus 2021.
Penjualan ritel secara bulanan mengalami akselerasi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi 5% mom.
Secara tahunan, penjualan ritel juga membaik. Hal ini tercermin dari kontraksi yang lebih rendah yakni di angka -2,9% (year-on-year/yoy). Sementara di bulan Juli penjualan eceran mencatatkan minus 2,9% yoy.
Pekan lalu, IHSG sudah naik cukup signifikan dengan apresiasi 2,19%. Dengan kenaikan yang cukup signifikan tersebut, sebenarnya IHSG rawan terkoreksi pada perdagangan hari ini sebagai akibat adanya aksi ambil untung (profit taking) investor.
Sementara, nilai tukar rupiah sukses menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (11/10), melanjutkan kinerja apik pekan lalu. Meski demikian, laju penguatan rupiah masih tertahan di Rp 14.200/US$, sebab pelaku pasar tidak melihat adanya perubahan waktu tapering.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,14% ke Rp 14.200/US$. Level tersebut sekaligus menjadi yang terkuat pada Senin, rupiah setelahnya memangkas penguatan hingga tersisa 0,04% saja.
Di akhir perdagangan rupiah mempertebal penguatan lagi menjadi 0,11% ke Rp 14.205/US$. Sementara itu sepanjang pekan lalu rupiah tercatat menguat 0,59%.
Rupiah mampu melanjutkan penguatan sebab dolar AS sedang tertekan pasca rilis data tenaga kerja Jumat pekan lalu. Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang bulan September perekonomian Negeri Paman Sam mampu menyerap 194.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP), sangat jauh di bawah hasil survei Reuters sebanyak 500.000 tenaga kerja.
Dengan rilis data tersebut, peluang kenaikan suku bunga pada tahun depan kembali dipertanyakan pelaku pasar. Kendati, tapering tetap akan dilakukan akhir tahun ini.
Demikian berita mengenai Wall Street ‘Kebakaran’! Ambles Serempak, IHSG Piye?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211011221732-17-283118/wall-street-kebakaran-ambles-serempak-ihsg-piye