Jakarta, BeritaMu.co.id – Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Selasa (12/10/2021), di tengah sikap investor yang memantau pergerakan harga minyak mentah dunia, di mana pada pagi ini harganya berbalik melemah setelah sebelumnya sempat melonjak ke kisaran level US$ 80 per barel.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,24%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,32%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,43%, Straits Times Singapura terpangkas 0,42%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,46%.
Pelemahan indeks saham di bursa Asia ini dikhawatirkan menjadi tekanan bagi pasar modal Indonesia, mengingat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0.34% di 6.459, Senin kemarin (11/10).
Harga minyak mentah yang lebih tinggi telah memicu kekhawatiran investor tentang kenaikan biaya untuk bisnis dan konsumen.
Harga kontrak berjangka minyak Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) sempat mencapai level US$ 82 per barel pada sesi tertingginya sebelum diperdagangkan sekitar US$$ 80 pada Senin (11/10/2021) waktu AS.
Namun pada pagi hari ini waktu Asia, harga minyak WTI mulai berbalik melemah 0,34% ke level US$ 80,25 per barel.
“Kenaikan harga energi memicu kekhawatiran investor bahwa inflasi yang tinggi setelah pandemi mungkin terbukti bertahan lebih lama,” kata Tapas Strickland, ekonom di National Australia Bank, dikutip dari CNBC International.
Reli harga minyak dalam beberapa hari terakhir terjadi setelah adanya peningkatan permintaan global yang berkontribusi pada kekurangan listrik di Eropa dan China.
Pekan lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) juga memilih untuk menentang dorongan pasokan, yang semakin memicu reli harga minyak.
Di lain sisi, pasar saham Asia juga cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang kembali ditutup berjatuhan pada perdagangan Senin waktu AS, di tengah sikap investor yang mempertimbangkan lonjakan harga minyak, kekhawatiran ekonomi dan rilis kinerja keuangan perusahaan per kuartal ketiga tahun ini.
Indeks Dow Jones merosot 0,72%, ke level 34.496,06. Kemudian S&P 500 terkoreksi 0,69% ke posisi 4.361,19, dan Nasdaq Composite melemah 0,64% menjadi 14.486,20.
Ketiga indeks tersebut berbalik arah dari kenaikan awal setelah tengah hari dan semakin ‘memerah’ menjelang penutupan pasar.
“Pasar agak berhati-hati memasuki musim laporan kinerja keuangan perusahaan saat ini,” kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York kepada Reuters, dikutip BeritaMu.co.id, Selasa (12/10/2021).
“Masalah rantai pasokan mungkin berdampak pada pendapatan sejumlah perusahaan dan industri tertentu lebih dari yang lain,” tambahnya.
Saat ini, pendapatan menjadi sangat penting bagi investor yang khawatir tentang bagaimana gangguan pasokan dan tekanan inflasi akan memengaruhi laba.
Hal tersebut bisa menyebabkan lebih banyak volatilitas di Wall Street setelah September merupakan bulan yang penuh koreksi.
Analis memperkirakan kenaikan laba sebesar 29,6% secara tahunan untuk perusahaan S&P 500 pada kuartal ketiga ini, menurut data IBES dari Refinitiv pada Jumat (8/10/2021) pekan lalu.
Pekan ini, bank-bank besar AS akan memulai laporan pendapatan kuartal ketiga mereka. JPMorgan akan merilis hasil kinerja keuangan pada Rabu. Kemudian, Goldman Sachs, Bank of America, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup bakal menyusul di akhir pekan.
Selain itu, investor akan menyimak soal tantangan rantai pasokan saat ini, terutama memasuki musim belanja liburan.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Bursa Asia ‘Berjatuhan’, Hang Seng Ambles! IHSG Degdegan, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211012083906-17-283162/bursa-asia-berjatuhan-hang-seng-ambles-ihsg-degdegan