Home Bisnis Saat Bos-bos Perempuan di BUMN Curhat soal Gaji, Lebih Gede?

Saat Bos-bos Perempuan di BUMN Curhat soal Gaji, Lebih Gede?

23
0
Saat Bos-bos Perempuan di BUMN Curhat soal Gaji, Lebih Gede?

Jakarta, BeritaMu.co.id – Kesenjangan penghasilan antara perempuan dan laki-laki di dunia kerja masih menjadi hal yang mengemuka dan menjadi pembahasan. Perihal ini tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di seluruh dunia.

Lantas bagaimana dengan di perusahaan BUMN?

Saat ini Kementerian BUMN berupaya untuk meningkatkan kepemimpinan perempuan di ekosistem perusahaan BUMN. Target yang dipatok pun diharapkan bisa dicapai hingga 25% pada 2023 mendatang, sedangkan hingga akhir 2021 sebesar 15% diharapkan bisa tercapai.

Peningkatan kesetaraan kepemimpinan juga tak lepas dari adanya beban tanggung jawab yang sama yang harus dipikul oleh para direksi ini.

Beberapa direksi BUMN perempuan mengungkapkan, di BUMN yang dipimpinnya saat ini upah diberikan berdasarkan kinerja dan prestasi yang dicapai oleh masing-masing karyawan, tanpa membedakan gender.

Misalnya di PT Angkasa Pura I (Persero), jenis kelamin sudah tidak menjadi persoalan dalam menentukan upah karyawannya. Bahkan dengan adanya kepemimpinan perempuan di perusahaan justru bisa memberikan aura yang lebih positif pada perusahaan.

“Kalau di tempat saya, gaji itu bukan ditentukan jenis kelamin, gaji itu ditentukan oleh pekerjaan dan kompetensi, jadi tidak ada perbedaan gender,” kata Devy Suradji, Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP 1 dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Senin (11/10/2021).

Bahkan, menurut dia saat ini sudah tidak ada lagi masalah dalam hal rekrutmen karyawan yang membeda-bedakan jenis kelamin.

Tak jauh berbeda, Direktur SDM dan Hukum PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Tina T. Kemala Intan mengatakan saat ini di Semen Indonesia Grup sedangkan dilakukan pembangunan performance culture untuk beberapa tahun ke depan.

Untuk menentukan penempatan posisi karyawan akan didasarkan atas kinerja masing-masing, bukan berdasarkan jenis kelamin tiap orangnya. Begitu juga dengan hal pembayaran upah.

“Take home pay ada bulanan dan tahunan, besarannya berbeda. Variabelnya berbasis kinerja,” kata Tina dalam kesempatan yang sama.

Dia mengungkapkan, bahkan saat ini di Semen Indonesia banyak pekerjaan yang sebelumnya hanya dilakukan laki-laki, sekarang juga sudah bisa dilakukan oleh perempuan.

“Dan di Semen Indonesia, yang katanya pekerjaan punya laki-laki itu juga salah satunya GM plan yang di Narogong [Bekasi] itu perempuan, GM engineering juga perempuan. Jadi sudah banyak perempuan yang masuk ke dunia pekerjaan yang disebut punya laki-laki,” terangnya.

Baca Juga :  Erick Thohir tak menutup kemungkinan kembali rampingkan BUMN

Deputi SDM dan TI Kementerian BUMN Tedi Bharata, dalam kesempatan, yang sama mengungkapkan bahwa kedua BUMN ini setidaknya sudah menjadi gambaran besar terhadap hal yang terjadi perusahaan pelat merah secara keseluruhan.

“Saya kira ini merepresentasikan BUMN-BUMN yang lain. Ini akan tetap kita jaga, bahwa penilaian berbasis pada kinerja, bukan pada gender,” ungkapnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa peningkatan kepemimpinan perempuan di lingkungan BUMN telah mulai dilakukan dalam satu tahun terakhir. Namun tak hanya dari segi jumlah, penting juga untuk mempertimbangkan kompetensi karyawan perempuan untuk memenuhi tuntutan dari jabatan tersebut.

“Untuk BUMN akan dilihat, kalau saya melihatnya jangka panjang kompetensi dan resiliensi. Kalau sembilan bulan mungkin belum tapi perubahan dinamisme dan komunikasi akan terlihat, jadi ada aspek yang dirasakan. Diharapkan bisa di-scale up, bisa meningkatkan dari segi bisnis,” kata Tedi.

Untuk itu, menurut Tedi, program ini tidak bisa hanya dilakukan dalam kurun waktu satu hingga dua tahun saja, namun perlu dilakukan untuk jangka panjang.

Upaya yang sudah dilakukan oleh kementerian untuk mendorong kepemimpinan perempuan ini adalah dengan melakukan transformasi kebijakan untuk mendukung peningkatan kepemimpinan ini. Selain itu juga dilakukan program pemberdayaan perempuan yang sejalan dengan target tersebut.

“Jadi dari branding, edukasi dan program riil yang sedang dilakukan. Jadi harapannya akan mencapai target kepemimpinan muda,” lanjutnya.

Sebelumnya persoalan gaji perempuan dan laki-laki juga sempat menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menkeu menyebutkan bahwa setidaknya terjadi kesenjangan sebesar 11%-20% antara upah yang diterima oleh perempuan dibanding dengan laik-laki untuk posisi pekerjaan yang sama.

“Yang sering dihadapkan perempuan di society, social, maupun keseluruhan dunia yang relatively tidak playing field. Statistiknya posisi sama, dibayar 11 persen lebih rendah bahkan sampai 20 persen di bawah pria, pekerjaan sama, tanggung jawab,” kata Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.

Dia menilai, hal ini sama saja dengan memberikan diskon kepada perempuan dengan bakat yang sama dengan laki-laki.

[]

(…)

Demikian berita mengenai Saat Bos-bos Perempuan di BUMN Curhat soal Gaji, Lebih Gede?, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211011155046-17-283021/saat-bos-bos-perempuan-di-bumn-curhat-soal-gaji-lebih-gede

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here