Jakarta, BeritaMu.co.id – Sepanjang minggu lalu (4-8 Oktober 2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.228,84 menguat 1,37% secara point-to-point dan merupakan level tertinggi sejak pertengahan Januari lalu.
Meski IHSG menguat, nilai transaksi sepekan malah tercatat turun 5,30% menjadi Rp 89,73 triliun dari pekan sebelumnya sebesar Rp 94,48 triliun. Asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) sebesar 8,36 triliun di pasar reguler, sedangkan di pasar negosiasi dan tunai asing beli bersih (net buy) yang dilakukan tercatat sebesar Rp 305,07 miliar.
Kendati demikian, rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan lalu meningkat sebesar 11,43% menjadi 27,673 miliar saham dari 24,834 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa juga turut meningkat 6,71% menjadi 1.604.269 transaksi dari 1.503.334 transaksi pada pekan yang lalu.
Nilai kapitalisasi pasar Bursa selama sepekan juga meningkat 3,98% menjadi Rp 7.948,394 triliun dari pekan sebelumnya sebesar Rp 7.644,414 triliun.
Pekan ini rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) turun menjadi Rp17,946 triliun, dari Rp18,898 triliun pada pekan sebelumnya.
Setelah dua pekan lalu broker lokal mencoba melawan dominasi broker asing, pada perdagangan pekan lalu broker asing kembali mendominasi transaksi bursa dan menguasai 7 dari 10 daftar teratas.
Berikut ini daftar 10 broker dengan nilai transaksi terbesar pekan (4-8 Oktober 2021).
Foto: BEI
Broker dengan transaksi terbesar dalam sepekan (4-8 Oktober 2021)/BEI
Menurut data BEI, dari 10 broker saham di atas, 7 di antaranya broker asing, sedangkan 3 sisanya lokal.
Peringkat pertama kembali direbut oleh broker asal Korea Selatan (Korsel) Mirae Asset Sekuritas setelah pekan lalu sempat kalah dari salah satu broker lokal. Nilai transaksi broker ini mencapai Rp 17,41 triliun atau nyaris mencapai seperlima dari total transaksi di bursa pekan lalu.
Mirae memang sejak beberapa periode terakhir selalu ‘merajai’ posisi broker dengan nilai transaksi terbesar di bursa. Hal ini tidak mengherankan lantaran sebagian besar pelaku pasar ritel menggunakan broker berkode YP ini untuk bertransaksi karena mematok fee yang murah.
Sepanjang semester I 2021, Mirae juga bercokol di pucuk dengan total transaksi mencapai Rp 364 triliun atau 11,3% dari total seluruh transaksi di bursa.
Membuntuti Mirae, terdapat broker perusahaan pelat merah Mandiri Sekuritas dengan transaksi senilai Rp 11,54 triliun. Pada paruh pertama tahun ini broker dengan kode CC ini menduduki posisi kedua dengan nilai transaksi Rp 240 triliun.
Selanjutnya di posisi tiga terdapat Maybank Kim Eng Sekuritas dengan nilai transaksi 10,86 triliun, nilai transaksi tersebut sedikit lebih besar dari broker asal Amerika Serikat dan Swiss, JP Morgan Sekuritas Indonesia dan UBS Sekuritas Indonesia, yang berada di posisi empat dan lima dengan masing-masing nilai transaksi Rp 10,46 triliun dan Rp 10,10 triliun.
Selanjutnya di posisi keenam ada broker dalam negeri Indo Premier Sekuritas yang mencatatkan nilai transaksi Rp 9,52 triliun dalam sepekan lalu. Adapun posisi ketujuh diisi oleh broker asing negeri jiran CGS-CIMB dengan nilai transaksi Rp 8,65 triliun.
Satu broker lokal lain yang berhasil masuk 10 besar nangkring di peringkat kedelapan dengan transaksi Rp 6,17 triliun dicatatkan oleh Semesta Indovest Sekuritas.
Dua broker terakhir yang melengkapi sepuluh besar adalahMacquarie Sekuritas Indonesia dan CLSA Sekuritas Indonesia dengan nilai transaksi masing-masing Rp 5,78 triliun dan Rp 5,62 triliun.
[]
(fsd/fsd)
Demikian berita mengenai Ritel Jadi Penguasa, Mirae Jawara Nilai Transaksi Saham BEI, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211011092048-17-282865/ritel-jadi-penguasa-mirae-jawara-nilai-transaksi-saham-bei
