Jakarta, BeritaMu.co.id – PT Reliance Capital Management (RCM), anak usaha dari Reliance Group menyatakan minatnya untuk menjadi pembeli siaga (standby buyer) dalam penawaran umum terbatas (PUT) VII atau penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) senilai Rp 1,8 triliun dari PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
Direktur Reliance Capital Management, Gatot Subagio menyampaikan, perseroan masih melakukan kajian lebih lanjut mengenai potensi bisnis Bank Banten ke depannya, termasuk menentukan waktu yang tepat mengeksekusi rencana rights issue tersebut.
“Saat ini memang kami tertarik untuk investasi di Bank Banten, namun kami masih melakukan kajian dalam berbagai hal termasuk tentunya potensi bisnis untuk dapat menentukan waktu yang tepat bagi Reliance Group dalam rencana Bank Banten dimaksud,” kata Gatot, kepada BeritaMu.co.id, Jumat (8/10/2021).
Sebelumnya, rencana Reliance Grup akan masuk menjadi investor Bank Banten turut dibenarkan Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin.
“Konsorsium Reliance sangat serius untuk mendukung rencana bisnis Bank Banten,” kata Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin, ketika dihubungi BeritaMu.co.id, Jumat siang (8/10).
“Dapat saya konfirmasi ya [Reliance minat jadi pembeli siaga],” kata Agus.
Namun Agus menegaskan komitmen baik dari Grup Reliance yang juga disokong oleh jasa keuangan PT Reliance Sekuritas dan PT Asuransi Reliance Indonesia ini tak hanya jangka pendek dalam rights issue saja, tetapi jangka panjang.
“Dalam jangka panjang bukan cuma PUT VII saja tapi terus berkesinambungan,” tegas Agus.
Mengenai status konsorsium Reliance Group sebagai standby buyer, Agus mengatakan perseroan masih melakukan pertemuan secara intensif dan berkembang secara positif.
Namun Agus menilai tingkat keseriusan konsorsium Reliance Group cukup tinggi.
Dalam rights issue ini, BEKS menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp 77 per saham.
Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 23,39 miliar saham baru seri C dengan nominal Rp 50 per saham. Dengan harga pelaksanaan tersebut, total dana yang berpotensi diraih dari hasil rights issue mencapai Rp 1,8 triliun.
Agus menuturkan dana yang diraih pada PUT VII ini akan digunakan untuk melakukan akselerasi bisnis BEKS.
“Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis perseroan, khususnya untuk penyaluran kredit sekitar 65% serta penguatan struktur keuangan perseroan sekitar 35%,” katanya, dalam keterangan resmi, Rabu (6/10/2021).
Jika saham baru yang ditawarkan dalam rights issue tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang HMETD maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya.
Agus meyakini, rights issue tersebut akan berimbas positif bagi pertumbuhan bisnis BEKS dan meningkatkan profitabilitas. Ke depannya, Pemerintah Provinsi Banten akan jadi pengendali Bank Banten secara langsung melalui rencana pemisahan BPD ini dengan BGD. Berbagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital dilakukan oleh Perseroan untuk menghadirkan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Terkait rights issue ini, perseroan sudah memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 Oktober 2020. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah diperoleh pada 30 September 2021.
Tanggal terakhir pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD ini jatuh pada 12 Oktober 2021. Pencatatan HMETD ini di BEI akan dilaksanakan pada 14 Oktober 2021 dengan periode perdagangan HMTED pada 14-21 Oktober. Lalu, tanggal penjatahan dilakukan pada 26 Oktober 2021.
[]
(…)
Demikian berita mengenai Disebut Mau ‘Suntik’ Bank Banten, Bos Reliance: Masih Dikaji!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211008184013-17-282564/disebut-mau-suntik-bank-banten-bos-reliance-masih-dikaji