Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada perdagangan Rabu (6/10/2021), di tengah naiknya kembali imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada pagi hari waktu AS, jelang rilis data perubahan tenaga kerja AS periode September 2021.
Mayoritas investor di pasar obligasi pemerintah kembali ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan kembali melemahnya imbal hasil (yield) SBN acuan. Hanya SBN bertenor pendek yakni 1 dan 3 tahun yang kembali dilepas oleh investor dan mengalami penguatan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menguat 0,7 basis poin (bp) ke level 3,251% dan yield SBN berjatuh tempo 3 tahun naik 0,2 bp ke level 3,872%. Sementara itu, yield SBN dengan tenor 20 tahun cenderung stagnan di level 7,098% pada hari ini.
Yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali turun 1,2 bp ke level 6,31% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Yield SBN yang kembali melemah terjadi di tengah penguatan pasar saham dalam negeri pada hari ini, didorong oleh kembali naiknya harga komoditas energi seperti batu bara dan minyak mentah dunia.
Hal ini juga terjadi di tengah kembali menguatnya yield obligasi pemerintah AS (Treasury) pada pagi hari waktu AS, jelang rilis data perubahan tenaga kerja AS periode September 2021.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun kembali menguat 1,4 bp ke level 1,545% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Selasa (5/10/2021) kemarin di level 1,531%.
Meningginya kembali yield Treasury bertenor 10 tahun pada hari ini karena investor khawatir akan inflasi yang terus meninggi dan berpotensi akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan pasar sebelumnya. Selain itu, investor juga khawatir dengan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang juga berpotensi lebih diperketat.
Data perubahan tenaga kerja versi ADP periode September akan dirilis pada hari ini pukul 08:15 waktu AS atau pukul 19:15 malam nanti waktu Indonesia.
Sementara inti dari fokus utama investor adalah data penggajian non-pertanian AS (non-farming payroll/NFP) periode September yang akan dirilis pada Jumat (8/10/2021) mendatang.
Data pasar tenaga kerja adalah salah satu indikator yang digunakan oleh The Fed untuk memutuskan kapan harus memperketat kebijakan moneternya. The Fed mengatakan dalam pertemuan September lalu bahwa pihaknya akan segera mengurangi pembelian obligasi atau tapering.
Di lain sisi, data aktivitas manufaktur AS yang tumbuh lebih baik membantu optimisme tentang pemulihan ekonomi AS. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager’s Index/PMI) manufaktur versi Institute for Supply Management (ISM) periode September naik menjadi 61,9, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 61,7.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Yield Treasury Masih Menguat, Yield SBN Melemah Lagi, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211006182037-17-281940/yield-treasury-masih-menguat-yield-sbn-melemah-lagi