Beritamu.co.id – Sebagai cara untuk meningkatkan keterampilan dan profesionalisme pekerja migran Indonesia (PMI) di negara penempatan, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan kolaborasi dengan menggandeng lembaga pendidikan.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara BP2MI dengan Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) dan Yayasan Pendidikan Pembangunan Generasi Muda Indonesia (YPPGMI) di Bandung, Jawa Barat, pada Selasa, (5/10/2021).
“Ini adalah langkah nyata kita terhadap calon pekerja migran yang memiliki kualifikasi, kompetensi, keahlian, dan keterampilan berbahasa. Kita tidak boleh kalah bersaing dengan negara lain yang juga menempatkan pekerjanya di negara penempatan. Tantangan global ini harus kita rebut dan berupaya menjadi yang terdepan,” ucap Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Melalui kolaborasi antara BP2MI dengan AIPNI dan YPPGMI diharapkan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) dapat memperoleh pelatihan keterampilan sehingga mampu bekerja dengan baik di negara penempatan.
“Kita berorientasi pada penempatan CPMI yang terampil dan profesional karena wajah Indonesia tercermin di diri pekerja migran saat bekerja di negara penempatan. Tentu kita mempersiapkan PMI yang bisa menjaga nama baik negara kita,” ujar Benny Rhamdani.
Meski di tengah pandemi, BP2MI optimistis PMI tetap dapat diberangkatkan ke negara penempatan. Sebab, kebutuhan akan tenaga kerja Indonesia cukup besar.
“Saat pandemi ada beberapa negara yang menutup akses bagi pekerja asing, tapi per hari ini 56 negara masih membuka penempatan. Korea, Taiwan masih tertutup, kita berharap 2022 dibuka,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Komisi IX Dr. H. Edy Wuryanto, S.KP., M.Kep menyatakan MoU ini akan mendongkrak minat pekerja migran di Indonesia sebagai penghasil devisa negara.
”DPR dan semua pihak harus bersinergi, tidak boleh jalan sendiri, itu juga dapat menutup celah para mafia dan sindikat. Selain itu, para nakes harus jadi penyaluran pengganti rumah tangga, disaat pandemi ini, semua nakesnya enggan, padahal potensi besar sekali, karena itu kita berikan keterampilan, saya pikir ini devisa yang besar di sektor kesehatan,” sambungnya.
Sementara Muhammad Hadi, dari Asosiasi Institusi Pendidikan Ners mengungkapkan, ini merupakan momentum bersejarah bagi pihaknya, karena sejak awal banyak perawat yang dikirim ke luar negeri, namun belum pernah dibuat perjanjian sebaik ini.
“Kami punya hubungan baik dengan Asosiasi perawat di Kanada, dan 335 Perguruan tinggi siap mendukung program BP2MI,” pungkasnya.
https://pasardana.id/news/2021/10/6/bersama-dunia-pendidikan-bp2mi-tingkatkan-keterampilan-pekerja-migran/