Jakarta, BeritaMu.co.id – Emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pasific Tbk (BRPT) mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan total nilai US$ 145 juta atau setara dengan Rp 2,07 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.300/US$).
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pinjaman tersebut terdiri dari fasilitas kredit sebesar maksimum US$ 125 juta (Rp 1,79 triliun) dan fasilitas treasury line mencapai maksimum US$ 20 juta (Rp 286 miliar).
Adapun pinjaman ini dijamin dengan gadai atas saham yang dimiliki Barito Pacific di anak usahanya, emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
“(Dijamin dengan) gadai atas saham yang dimiliki perseroan di dalam PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, berdasarkan Akta No. 119 tanggal 21 September 2021, dibuat di hadapan Wenda Taurusita Amidjdja, S.H., Notaris di Jakarta,” jelas manajemen Barito Pasific, dikutip BeritaMu.co.id, Selasa (5/10/2021).
Manajemen BRPT menjelaskan, pinjaman berdasarkan perjanjian fasilitas tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 84 bulan setelah ditandatanganinya perjanjian fasilitas. Sementara, fasilitas treasury line akan berakhir dalam waktu 12 bulan sejak ditandatanganinya perjanjian fasilitas treasury line.
Seluruh dana yang diperoleh dari perjanjian fasilitas tersebut akan dipergunakan untuk melunasi seluruh hutang BRPT kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) yang timbul berdasarkan Perjanjian Fasilitas dengan Bangkok Bank tanggal 19 Desember 2019.
Selain itu, dana hasil pinjaman tersebut akan dimanfaatkan untuk melunasi Obligasi Seri A yang diterbitkan Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2020 yang akan jatuh tempo pada 18 Desember 2021.
Menurut penjelasan pihak BRPT, transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi dan/atau transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.
Lebih lanjut, transaksi tersebut juga bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
“Dengan diperolehnya pinjaman dari BNI tersebut, maka Perseroan dapat mengurangi biaya bunga secara keseluruhan, serta semakin memperkuat posisi keuangan Perseroan dengan penataan jangka waktu pinjaman,” kata manajemen BRPT.
Sebagai informasi, pemegang saham pengendali BRPT adalah Komisaris Utama perusahaan Prajogo Pangestu, dengan kepemilikan mencapai 70,85%. Sementara, sebanyak 28,55% saham dimiliki oleh masyarakat (kepemilikan di bawah 5%).
Adapun, Barito Pasific menguasai 34,54% saham Chandra Asri. Selain BRPT, SCG Chemicals Company Limited memegang 30,57% saham TPIA. Kemudian, PT Top Investment Indonesia (15,00%), Marigold Resources Pte (3,92%), publik (8,19%). Prajogo pun memiliki kepemilikan saham pribadi di TPIA sebesar 7,78%.
[]
(adf/adf)
Demikian berita mengenai Ngutang ke BNI Rp2 T, Emiten Prajogo Gadai Saham Chandra Asri, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211005160026-17-281627/ngutang-ke-bni-rp2-t-emiten-prajogo-gadai-saham-chandra-asri