Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (05/10/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

ANALIS MARKET (05/10/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

23
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mulai mengalami kenaikkan meskipun terbatas.

Fokus utamanya adalah menjaga jangan sampai pasar obligasi kehilangan fokusnya sehingga terjadi penurunan kembali meskipun pada hari ini agak berat hal itu terjadi.

Pasalnya, US Treasury lagi lagi mengalami kenaikkan semalam, yang membuat pasar obligasi dalam negeri mau tidak mau pasti akan menyesuaikan.

Sejauh ini, pertemuan The Fed masih akan menjadi tolok ukur pertama, apakah The Fed akan memangkas pembelian obligasinya atau tidak. Karena ini tentu saja akan mempengaruhi pergerakan pasar obligasi.

Sejauh ini menjelang lelang, pasar obligasi terlihat mengalami penguatan meskipun terbatas, karena di satu sisi lelang yang akan dihelat besok adalah lelang obligasi Syariah, sehingga minat pelaku pasar dan investor tidak terlalu antusias meskipun kebanyakan akan tetap mengambil bagian meskipun tidak ngoyo.

Nah, total penawaran diprediksi akan masuk sekitar Rp 30 – Rp 50 T, lebih dari itu masih akan menunjukkan pasar obligasi yang penuh dengan antusias.

Penurunan imbal hasil US Treasury masih akan menjadi drive penggerak pasar saham dan obligasi, namun hati hati, ketidakpastian masih tinggi.

Pertemuan Bank Sentral Australia masih akan menjadi perhatian pada hari ini, apa yang akan mereka lakukan setelah Taper Tantrum menjadi sebuah pertanyaan bagi kita, kira kira kapan Bank Sentral Australia akan mulai melakukan kenaikkan tingkat suku bunganya.

“Pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka bervariatif dengan potensi melemah terbatas. Kami merekomendasikan ikuti lelang,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (05/10/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.HARGA MINYAK SEMAKIN LICIN

Pada akhirnya OPEC+ setuju untuk mempertahankan jadwal kenaikkan produksi bulanannya secara bertahap pemirsa, dimana hal tersebut mendorong kenaikkan harga minyak untuk mengalami kenaikkan. Dan tentu saja pemirsa, emiten yang bergerak di bidang minyak, tentu akan kembali bergoyang hari ini dengan adanya kenaikkan harga minyak. Para Menteri yang tergabung dalam OPEC+ mengatakan bahwa mereka meratifikasi kenaikkan pasokan 400.000 barel per hari yang di jadwalkan November setelah video konfrence yang singkat kemarin. Ada spekulasi yang berhembus dalam para anggota OPEC yang dimana mereka berpotensi memilih peningkatan pasokan yang lebih besar, namun hal itu tidak terjadi pada pertemuan kemarin. Minyak mentah WTI mengalami kenaikkan hampir 3.3% menjadi $78.38 per barel di New York, kenaikkan ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu hampir 7 tahun terakhir. Kesepakatan tersebut muncul karena OPEC+ sendiri tampaknya menginginkan untuk dapat mengendalikan pasar. Kebijakan produksi kartel merupakan salah satu factor utama pemirsa, untuk dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak dalam kurun beberapa bulan mendatang. Sejauh ini Arab Saudi mencoba untuk mengubah kesepakatan OPEC+ mengenai kenaikkan produksi setiap bulannya sesedikit mungkin, namun ada kekhawatiran yang meningkat di dalam negara negara konsumen energi, kekhawatiran tersebut adalah kenaikkan harga minyak mampu mendorong kenaikkan komoditas lainnya seperti gas alam, makanan, dan logam. Hal tersebut yang berpotensi mendorong inflasi untuk terus mengalami kenaikkan sehingga dapat menggagalkan kebijakan ekonomi pada banyak negara nantinya. OPEC+ dan sekutunya sejauh ini telah kembali kepada langkah yang lebih stabil dibandingkan sebelumnya setelah harga minyak mencatatkan sejarah bisa berada di bawah 0 per barel. Meskipun ada konflik juga di dalam tubuh anggota, namun persekutuan tetap berjalan. Kesepakatan pada hari Senin kemarin memberikan kesempatan untuk dapat menormalisasikan situasi dan kondisi di pasar. Para Menteri yang tergabung dalam OPEC+ akan kembali bertemu pada tanggal 4 November mendatang. Sejauh ini fokus utama dari OPEC+ adalah menjaga keseimbangan yang sudah dicapai oleh OPEC+. Kekurangan gas alam, dapat mendorong harga bahan bakar menjadi setara dengan $190 per barel, sehingga mendorong peralihan kepada produk minyak dan mendorong permintaan secara keluruhan mengalami kenaikkan hingga 500.000 barel per hari. Produksi minyak di Amerika sendiri masih belum 100% pulilh sejak badai Ida kemarin yang menghancurkan 35 juta barel bulan lalu. 35 juta barel tersebut hampri setara dengan 2 bulan target pasokan OPEC+ pemirsa. Sejauh ini Amerika sendiri masih terlihat puas dengan kenaikkan jumlah pasokan yang di atur oleh OPEC+. Amerika sendiri juga sudah menghubungi Arab Saudi dalam beberapa hari terakhir. Dalam kesempatan tersebut Amerika menyampaikan bahwa mereka menginginkan OPEC+ tetap memperhatikan setiap perubahan yang memberikan dampak terhadap keseimbangan antara penawaran dan permintaan, terutama gas alam. Well, harga minyak kembali bergoyang hari ini, apakah komoditas yang lain akan ikut bergoyang?

Baca Juga :  ANALIS MARKET (15/6/2023) : IHSG Diproyeksi Bergerak Bullish

2.RASA YANG PERNAH ADA

Lagi lagi pemirsa, developer property di China memberikan sebuah pengalaman yang serupa dengan Evergrande. Karena nih pemirsa, ada lagi perusahaan developer property di China yang gagal bayar obligasi yang jatuh tempo kemarin, sehingga memberikan rasa yang pernah ada seperti kejadian Evergrande kemarin. Perusahaan tersebut bernama Fantasia Holding Group Co. yang dimana mereka tidak membayar obligasi yang jatuh tempo tersebut senilai $205.7 juta. Secara terpisah, perusahaan management property Country Garden Services Holding Co. mengatakan bahwa 1 unit Fantasia tidak membayar kemarin pinjaman senilai 700 juta yuan atau $108 juta yang dimana juga jatuh tempo di hari yang sama, sehingga berpotensi tercipta gagal bayar kembali. Harga obligasi jatuh di China kemarin, karena ada spekulasi yang meningkat, namun Fantasia sendiri akan berjuang untuk memenuhi kewajibannya. Sejauh ini Management dan Dewan di Fantasia akan menilai dampak dari situasi dan kondisi keuangan perusahaannya termasuk posisi cash nya. Saat ini tanda tanda ketegangan di sector property di China menyebar, karena developer property di China yang memiliki peringkat lebih rendah, mengalami kenaikkan imbal hasil ke level tertinggi dalam 1 dekade. Hal ini memicu obligasi yang lebih rendah dalam hal peringkat, tentu akan memiliki risiko yang besar, sehingga tentu saja pelaku pasar dan investor akan mencoba melepasnya terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya gagal bayar lanjutan. Hal ini yang mendorong harga mengalami penurunan, sehingga memberikan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi. Namun selama kita bisa mengukur rasio likuditas dan solvabilitas, ditambah dengan bantuan Altman Z- Score, setidaknya kita bisa mengukur potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Sehingga hal ini tentu saja memberikan kita sebuah gambaran bahwa potensi kebangkrutan tentu merupakan sesuatu yang dapat kita ukur. Pemerintah China sendiri pada akhirnya mempertahankan aturan ketat mengenai leverage, ditambah lagi untuk mengurangi situasi dan kondisi yang terjadi, Pemerintah mulai mengurangi penjualan. Sinic Holdings Group Co sendiri telah menerima tuntutan untuk membayar beberapa utang yang dimana sebelumnya mereka melewatkan 2x pembayaran bunga. Fitch Ratings sendiri melakukan pemotongan peringkat terhadap surat utang Fantasia ke CCC-. Ini akan menjadi tekanan selanjutnya, sehingga memberikan volatilitas pasar akan kembali bergerak tidak menentu. Kenaikkan harga khususnya di sisi saham, telah memberikan alasan bagi pelaku pasar dan investor untuk melakukan aksi profit taking dalam jangka pendek ditengah situasi dan kondisi saatini. US Treasury yang juga mengalami kenaikkan, suka atau tidak suka akan menurunkan harga obligasi hari ini, waspadai dan cermati setiap pergerakan saham yang terjadi pada hari ini ya.


https://pasardana.id/news/2021/10/5/analis-market-05102021-pasar-obligasi-berpotensi-melemah-terbatas/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here