Home Bisnis MARKET ANALIS MARKET (01/10/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat

ANALIS MARKET (01/10/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat

36
0

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi lagi-lagi terjebak dalam situasi dan kondisi penurunan yang kian berlanjut pemirsa.

Namun kami yakin, hari ini (01/10), saat ini, pasar obligasi dapat memberikan kekuatan untuk mengalami penguatan.

Pasalnya, US Treasury 10y pun kembali turun hingga ke level 1.5%, yang dimana tentu saja hal tersebut memberikan dampak positive terhadap pergerakan pasar hari ini.

Hal ini sekaligus menimbulkan pertanyaan, apakah pasar obligasi mampu mengalami tendangan balik untuk menguat atau justru hanya akan menjadi riak sementara?

Hal ini yang bisa kita cari tahu, namun hari ini meskipun secara teknikal Analisa mengalami penurunan, namun secara sentiment ada potensi kenaikkan.

Waspadai setiap pergerakan pasar. Kenaikkan lebih dari 75 bps, diikuti dengan volume yang kuat, akan menjadi arah selanjutnya, namun apabila kurang dari itu, mungkin hanya akan menjadi penguatan sementara saja.

Nah berbicara obligasi, hari ini (01/10), mulai ada penawaran Obligasi Ritel Indonesia yang ke 20 lho. Dengan tingkat kupon 4.95%, tentu hal ini akan menjadi pertimbangan tersendiri, meskipun secara kupon, spread premium antara SUN Konvensional berjatuh tempo 3y dengan ORI 20 berada di rentang 50 bps – 55 bps.

Tidak dapat dikatakan buruk memang, karena imbal hasil obligasi pun sedang mengalami kenaikkan. Namun dalam kondisi normal, imbal hasil obligasi 3y, berada di 4.33% yang dimana spread premium menjadi 62 bps, hal ini sebetulnya dapat dikatakan cukup menarik, apalagi masih ada potensi tingkat suku bunga mengalami penurunan apabila hal tersebut diperlukan.

Namun apabila asumsi penurunan tingkat suku bunga tidak terjadi, maka secara jangka menengah hingga panjang jual menjadi pilihan karena ada potensi tingkat suku bunga mengalami kenaikkan.

Jadi untuk jangka pendek, ORI 20 ini merupakan salah satu instrument yang menarik.

“Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat secara sentiment, melemah secara teknikal. Namun sepanjang perjalanan pasar obligasi hari ini diperkirakan akan menguat. Kami merekomendasikan wait and see dengan siap membeli,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (01/10/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.SEBUAH DAMPAK

China tampak kian semakin terpuruk pemirsa, bagaimana tidak, seperti yang sudah pernah kita bahas dalam beberapa episode sebelumnya, China sedang dalam krisis energi, dimana listrik menjadi salah satu perhatian utama. Dampak dari pembatasan penggunaan listrik telah mendorong harga komoditas mengalami kenaikkan, mulai dari pupuk hingga silicon. Produksi logam dari aluminium hingga baja telah tersendat dalam kurun beberapa bulan terakhir, didorong oleh dampak dari pembatasan listrik yang kian intensif di provinsi provinsi industry utama. Saat ini pabrik pabrik yang memproduksi barang kelas atas juga mulai merasakan kesulitan, sehingga menciptakan risiko yang kian semakin besar terhadap pertumbuhan ekonomi di China. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah potensi krisis yang kian menyebar ke arah pangan. China memastikan bahwa penduduknya 1.4 miliar masyarakat China memiliki makanan yang cukup menjadi prioritas utama nasional. Krisis listrik juga mendorong kerugian produksi di pabrik peleburan dan perakitan dalam beberapa bulan terakhir sehingga mendorong penurunan pasokan. Hal tersebut mendorong harga logam mengalami kenaikkan ke level tertinggi sejak 2008. Proses pembatasan penggunaan listrik tersebut juga kian semakin memberikan tekanan karena musim dingin juga sudah hampir tiba. Tidak hanya itu pemirsa, situasi dan kondisi kian semakin pelik, pasalnya pabrik baja juga terkena pembatasan listrik sehingga membuat harga bijih besi mengalami kenaikkan dalam beberapa bulan terakhir. Aluminium sudah, baja sudah, sekarang lanjut kepada harga silicon yang juga mengalami kenaikkan ke rekor tertingginya setelah China juga memiliki keterbatasan dalam hal pasokan. Nah tapi jangan khawatir pemirsa, karena China sudah memerintahkan perusahaan energi milik negara mulai dari batu bara, listrik, dan minyak untuk dapat mengamankan pasokan untuk memasuki musim dingin di negara tersebut. Perintah ini datang langsung dari Wakil Perdana Menteri Han Zheng yang turut mengawasi sector energi negara, dan produksi industry. Hal ini disampaikan Han Zheng setelah mereka melakukan pertemuan darurat sejak awal minggu ini untuk mengatur dan merencanakan bagaimana cara menghadapi situasi dan kondisi saat ini. Pertemuan darurat tersebut memberikan sebuah gambaran bahwa situasi dan kondisi terkait dengan krisis energi kian terjadi di China, yang dimana sejauh ini telah memberikan dampak terhadap pergerakan harga komoditas secara global. Perdana Menteri Li Keqiang juga berjanji akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi. China sendiri akan memastikan kebutuhkan mata pencaharian tetap terpenuhi dan akan menjaga industry dan rantai pasokan tetap stabil. Langkah China untuk mendapatkan dan mengamankan pasokan akan membuat pemerintah dan konsumen di Eropa akan menghadapi persaingan untuk mengamankan pasokan ketika memasuki musim dingin. Ketika China masih berjibaku dan mempertahankan situasi dan kondisi krisis ekonomi, Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen justru masih berjibaku terkait dengan masalah plafon utang di Amerika. Yellen mengatakan bahwa Amerika hanya memiliki beberapa hari tersisa sebelum tanggal 18 October untuk menaikkan plafon batas utang. Tidak akan mungkin menggunakan dana yang tersedia untuk membayar tagihan negara, karena arus kas masih sangat terbatas imbuh Yellen. Yellen mengatakan bahwa dirinya mendukung pencabutan permanent terkait dengan plafon utang. Chuck Schumer, pemimpin partai Demokrat mengatakan bahwa Demokrat akan terus berusaha untuk mencari suara lebih awal secepat mungkin pada minggu depan. Meskipun demikian, Pemimpin GOP Senat, Mitch McConnell berpendapat bahwa Demokrat harus bertanggungjawab sendiri terkait dengan menaikkan batas plafon utang, karena mereka mengejar pajak dan rencana stimulus yang nilainya multi triliun dollar. Setidaknya situasi dan kondisi saat ini terkait dengan krisis China dapat di tangani, karena China juga sudah mulai bergerak untuk mengamankan pasokan, sehingga volatilitas harga komoditas diperkirakan mulai berkurang. Namun masalah plafon utang, masih akan mencuri perhatian. Namun apapun itu, tidak akan menghalangi pasar obligasi dan saham untuk bergoyang hari ini. Cuzzlah!

Baca Juga :  Pembayaran Royalti Batu Bara Pangkas Laba ADRO 27,9 Persen Pada Semester I 2023

 


https://pasardana.id/news/2021/10/1/analis-market-01102021-pasar-obligasi-berpotensi-menguat/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here